11

2.8K 346 25
                                    

Aku melotot tajam dengan tangan bersidekap didada ke arah laki laki tinggi berkacamata yang memakai coat warna coklat tua itu. Badan ku hadapkan ke arahnya.

"Apa apaan itu tadi? Siapa yang Bapak bilang calon istri?"

Laki laki didepanku ini membalas tatapanku dengan sendu. Aku yang sedang garang garangnya mau tak mau jadi kasian juga.

Tapi tindakan dia tadi gak bisa aku tolerir lah. Ngapain dia kasih pernyataan aneh aneh sama wanita itu? Yang dia panggil Chika?

"Sorry. Saya terpaksa!"

"Bilang aja Bapak jomblo, harus banget bilang kayak tadi?"

"Kayak apa?"

"Ya bilang kalau saya calon istri. Apa apaan itu?"

"Ya baguslah.. kali nanti dituliskan.."

Mataku kembali melotot lalu menatap tajam sosok disampingku itu dengan super kesal dan amarah yang kembali merajai.

"Ngomong itu jangan pake dengkul. Bilang aja saya jomblo, belum bisa move on. Susah amat!!"

"Memang.."

Apa dia bilang? Beneran dia belum bisa move on dari wanita cantik itu?

Mataku memicing dan menatap keseriusan kata katanya. Matanya yang tampak masih sendu sekarang sudah tersenyum jail.

"Sorry ya. Tadi saya terpaksa. Tidak ingin dianggap akan mengganggunya lagi nanti walaupun saya ingin.."

Aku mendengus kasar lalu membereskan ponselku dan paspor yang terselip boarding pass didalamnya. Segera saja aku berdiri dan mencari kursi yang lainnya. Malas banget sama orang yang tukang memanfaatkan seperti itu.

Aku lalu berjalan ke arah Prita dan Asep yang sedang asyik mengobrol didekat pintu masuk ruang boarding. Aku ikutan berdiri disebelah mereka dan menyenderkan bahuku di tiang besi yang dekat situ.

Baru saja aku asyik membaca beberapa berita online, sebuah pengumuman boarding terdengar. Semua penumpang sudah bisa masuk ke dalam gate sekarang. Alhamdulillah, bisa tiduran dulu sekejap dipesawat setelah seharian ini capek keliling.

Entah sial atau apa, lagi lagi aku duduk disebelah dia. Haishh... mi apa nasibku begini amat. Lepas dari si Paijo untuk sementara, malah terjebak dengan laki laki absurd berumur ini!

"Hi Jodoh!" Cicitnya kecil ke arahku seraya memberikan senyum lebarnya.

Ganteng! Tapi membuat emosiku ingin meluap seketika.

Apa dia bilang? Jodoh? Your face is so far mister. Mana si Prita pas duduk langsung pelor, nyebelin banget deh!

Tak ku pedulikan, aku langsung menutup mataku dengan eye mask yang ku punya. Pura pura cuek aja dengan segala tingkahnya.

"Kami dulu hampir menikah. Tersisa 1 minggu saja kami diikat oleh ijab kabul.."

Aku terperangah. Telingaku mendengar dia berbicara amat pelan tapi terdengar jelas di telingaku.

Mau tak mau aku membuka eye mask-ku dan meliriknya. Ternyata dia berbicara dengan mata terpejam dan tangan bersidekap didada. Akhirnya aku memakai eye mask ku kembali.

"Tapi sebuah kejadian so stupid terjadi. Waktu itu saya merayakan hari lajang dan hari terakhir saya di Aussie. Teman teman saya yang inisiatif mengadakan itu.."

Aku menyimak walaupun dengan mata tertutup seperti ini.

"Ternyata ada 1 partner kerja saya, woman, yang sudah lama menyukai saya dan membuat saya hang over dengan obat perangsang.."

Comblang Love Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang