Terbangun dari mimpi Ranti kaget, ia lupa menutupi tubuhnya yang polos, ia cepat-cepat memakai baju, takut ibunya melihatnya dan kaget melihat dirinya telanjang. Ranti tampak menyesal dengan pa yang telah ia lakukan, tetapi ia tidak bisa menahan getaran-getaran yang menyergap tubuhnya. Sejak akil balik ia merasakan perubahan dalam dirinya. Ia mulai merasakan dorongan hatinya tidak lagi sebebas ketika anak-anak. Ia merasa malu jika tidak memakai baju, ia mulai sadar ada bagian dari tubuhnya yang harus ditutupi, apalagi ketika dadanya mulai mengembang. Ia mulai berkhayal tentang lawan jenisnya. Kadang ia mimpi disentuh oleh lelaki. Tampak betapa nyaman ketika ada seseorang lelaki merangkulnya. Ia kemudian rebah dalam dadanya, merasakan debur berkejaran dari suara jantung yang berdetak cepat.

Mimpi mimpi itu datang setelah ia mengalami siklus bulanan. Kesakitan, rasa lemas, emosi meninggi uring-uringan. Setelah selesai ada rasa lain yang mungkin dimiliki oleh perempuan remaja maupun lelaki. Dorongan untuk merasakan nikmat dari sentuhan-sentuhan khayalan. Dari mimpi-mimpinya maupun lamunan-lamunan yang membuat ia terpancing untuk menyentuh daerah-daerah sensitif dirinya dan ia menikmatinya.

***

Warna jingga mulai membayang di ufuk barat. Awan putih mulai terpendari warna jingga kemerahan memukau mata. Kebetulan hari cerah sehingga langit tampak cerah. Biasanya awan kelam, mendung menyelimuti pegunungan . Joko Nunggal melihat ke Timur di deretan panjang Pegunungan Menoreh. Ingat Sawitri. Ingat anak yang dikandungnya.

Maafkan Kangmas, Sawitri, Ini adalah tuntutan kehidupan yang harus dijalani. Kangmas harus mengembara untuk mengembangkan ilmu dan mengamalkannya demi menegakkan kebenaran. Kangmas masih harus mengejar kebathilan dan menghabisi ambisi-ambisi jahat yang tertanam dalam diri orang-orang yang diselimuti awan pekat. Mereka yang terasuki nafsu jahat harus dilawan.

Ini tuntutan hidup seorang yang mengabdi di dunia persilatan. Aku harus mengikuti kata hati dan meskipun sakit harus meninggalkan keluarga. Semoga kamu mengerti bukan maksudku untuk lepas dari tanggungjawab, tapi semata-mata menunaikan tugas.

Lelaki yang lepas terbang seperti susah untuk menolak bila ada perempuan cantik menawan hati. Seperti kesetiaan mereka hanyalah ketika ia mengabdikan diri pada alam yang menuntunnya mengikuti alur kehidupan. Dan akan banyak godaan- godaan di tengah jalan. Perempuan polos seperti sudah mengerti tabiat lelaki. Mereka mudah sekali jatuh cinta.

Ranti menjadi ujian berat Joko Nunggal. Cinta seperti datang tidak terduga, menyelusup tanpa arah angin. Ia datang tanpa permisi, kadang mengagetkan seperti petir. Gelegar keterkejutan bisa memberikan perasaan menyenangkan walau hanya sesaat,

Ia selalu mudah dihinggapi rasa ketika melihat ada gadis cantik tersenyum. Ingatannya seperti dibawa saat bertemu pertama kali dengan Sawitri. Ia menemukan keteduhan di kedua orang itu. Bingung. Hanya itu saat ini yang ada di dalam pikirannya. Padahal ia seharusnya tidak memikirkan hal aneh-aneh yang mengganggu pikirannya untuk menetapkan satu tujuan yaitu memberantas kejahatan dan kebathilan.

"Ya sudahlah, kuserahkan pada waktu. Serahkan pada Hyang Agung sang pemilik kehidupan."

Jagad telah menitahkan kisah kasih. Banyak kisah yang tidak habis habisnya diceritakan tentang cinta. Banyak pujangga menggambarkan cinta dengan ribuan kata, mengibaratkan dengan berbagai rasa. Ada yang berakhir sedih, pilu, bahagia, tragis, membahagiakan atau datar-datar saja.

Untuk sementara Joko Nunggal masih akan berada di dekat desa Kutowinangun. Ia merencanakan akan menuju Bagelen. Jauh jaraknya maka ia perlu istirahat. Ia mencari mushola terdekat untuk istirahat dan mengendapkan pikiran dengan berdoa, Sholat. Sudah beberapa hari ia tidak menemukan rumah Tuhan. Ia ingin meminta petunjuk untuk langkah selanjutnya.

Setelah bersih-bersih diri dan berdoa khusuk Joko Nunggal merasa tenang. Sebagai manusia ia masih belum sempurna. Yang Sempurna adalah yang menciptakan bumi beserta isinya. Ia hanya menjalani kehidupan dan setidak-tidaknya tidak melanggar aturan agama dan perintah Tuhan. Landasan seorang ksatria adalah kemanusiaan. Ia tidak ingin ada ketidakadilan, penindasan dan kekejian-kekejian atas nama kekuasaan. menghindari sifat adigang, adigung, Adiguna. Sifat yang mengandalkan sok kuat, sok kuasa dan sok merasa lebih baik dari yang lain. Gurunya mewanti-wanti untuk mengamalkan ilmu padi semakin berisi semakin merunduk. Musuh jangan dicari, tapi bila harus menghadapinya jangan lari dari tanggungjawab, harus dihadapi apapun resikonya.

Merapi Membara, Sambungan dari Bara Asmara di Kaki Pegunungan MenorehKde žijí příběhy. Začni objevovat