Twenty Forth❤

4.5K 236 7
                                    

Ren's POV

"Ren, ayo bangun."

"Udah sampai?"

"Iya. Ayo bangun."

"Iya, iya."

Gue pun bangun dan merenggangkan badan gue. Akhir-akhir ini gue sering banget kecapean padahal gue ga ngapa-ngapain. Apa gue punya penyakit yang serius yah? Padahal keluarga gue ga punya riwayat penyakit serius.

Gue sama Dereck pun masuk ke dalam rumah sakit dan menuju ke resepsionis. Dereck udah bikin janji jadi kita hanya perlu nunggu panggilan dari suster. Kita hanya perlu nunggu 10 menit sebelum dipanggil.

Di dalam ruang dokter, Dereck ceritain semua hal yang terjadi sama gue. Dokternya minta gue buat cek darah biar pastiin apa yang terjadi sama gue. Dia juga minta gue buat cek urin. Kalo cek darah gue masih biasa aja tapi kalo ampe cek urin gue udah wanti-wanti. Kenapa harus sampe cek urin?

Kita pun diminta nunggu di ruang tunggu karena hasil tesnya memakan waktu hampir 30 menit. Selama menunggu, rasa khawatir gue semakin membesar dan Dereck mencoba buat tenangin gue. Gue tahu dia juga khawatir tapi dia lebih memilih buat tenangin gue.

****

"Tuan Ren Takashi?"

Saat lagi asyik ngobrol sama Dereck, seorang suster memanggil nama gue. Gue dan Dereck pun mengikuti suster ke arah ruang dokter. Saat berada di dalam ruangan, terdapat sebuah alat yang membuat gue bingung. Alat USG.

"Tuan Ren silahkan berbaring di atas kasur."

Gue pun menuruti keinginan dokter. Dia juga meminta gue buat menaikan sweater gue sedikit hingga memperlihatkan perut.

"Mohon ditahan, gel ini akan sedikit dingin."

Setelah gel sudah tersebar rata, dokter menggerakan sebuah benda berbentuk tongkat di permukaan perut gue. Saat digerakkan, di layar muncul sebuah titik putih.

"Benar dugaan saya. Selamat Tuan Ren. Anda hamil."

Perkataan dokter bagaikan bom yang membuat hati gue berdetak kencang. Hamil?

"Apakah itu benar dok?"

Pertanyaam Dereck menyadarkan gue dan terlihat kalo dia senang banget. Dereck menatap gue dengan pandangan penuh cinta kemudian memeluk gue dengan erat.

"Terima kasih telah hadir di dalam kehidupanku, Ren."

Dereck menarik pelukannya dan mengecup kening gue. Gue hanya bisa menatap Dereck. Dia benar-benar masih Dereck yang dulu. Gue pun tersenyum.

"Terima kasih juga, Dereck."

****
Bulan ke-4...

Hari ini gue dan Dereck check up kandungan. Kita memutuskan untuk menyembunyikan jenis kelamin anak kita dan membiarkannya sebagai kejutan. Rencananya sehabis check up kita akan membeli perlengkapan bayi. Karena jenis kelaminnya masih rahasia maka warna yang dipilih akan diusahakan warna netral.

Sekarang gue dan Dereck lagi mendengarkan penjelasan dokter. Kandungan gue baik-baik saja dan dokter menyarankan untuk tidak melakukan apa pun yang melelahkan. Dia juga mengatakan bahwa mulai sekarang gue akan bisa merasakan bayi di dalam perut mulai menendang.

Selesai check up, kita pergi ke mal terdekat dan membeli semua kebutuhan bayi yang rata-rata berwarna putih dan kuning. Dereck ingin membeli barang-barang yang berwarna lain namun gue bilang kalo kita masih ada waktu untuk membeli lagi.

Bulan ke-7

Hari ini rumah kita lagi kedatangan banyak tamu karena Dereck mengadakan syukuran untuk kehamilan gue. Tamu yang diundang hanya keluarga dan kerabat dekat. Gue yang meminta hal tersebut kepada Dereck karena gue ga terlalu suka berada di pesta yang terlalu ramai dan banyak orang asing.

Selama syukuran, kita bercengkrama, bermain game dan membuka hadiah yang diberikan oleh tamu undangan. Dereck ga pernah ninggalin gue selama pesta dan selalu mengambilkan apa pun yang gue butuhkan.

Bulan ke-9...

Tak terasa tinggal 3 hari lagi, gue akan melahirkan. Hari ini gue dan Dereck akan pergi ke rumah sakit untuk persiapan persalinan gue. Tidak lama lagi, gue dapat menggendong anak kita berdua.

"Selamat siang, Tuan Ren. Saya akan mengecek keadaan kandungan anda terlebih dahulu."

Dokter pun memeriksa keadaan gue dan mengatakan bahwa kita bisa menjalankan operasi setelah gue  mengalami kontraksi dan air tuba pecah.

"Ren, kamu mau makan apa? Biar aku belikan dulu."

"Hmm... Ayam goreng!"

"Oke deh."

Dereck pun keluar ruangan dan gue merasa ngantuk jadi gue memutuskan buat tidur bentar. Setidaknya Dereck bakal balik 30 menitan lagi.

Saat gue pengen tidur, tiba-tiba perut gue terasa sakit banget dan gue ngerasa ada cairan yang membasahi celana. Gue pun langsung memencet tombol suster di samping tempat tidur. Ga lama, suster masuk dan ketika melihat wajah kesakitan gue, dia memanggil dokter.

Setelah diperiksa, ternyata gue udah bisa melahirkan. Seharusnya gue udah bisa langsung dibawa ke ruang operasi tapi gue minta buat nungguin Dereck.

Beberapa menit kemudian, Dereck masuk dengan keringat bercucuran. Gue pun diganti pakaiannya dan langsung diantar ke ruang operasi. Selama operasi, Dereck ada di samping gue dan selalu tenangin gue.

Tangisan bayi memecahkan suasana di dalam ruang operasi dan membuat gue merasa sangat lega dan bahagia. Akhirnya anak gue dan Dereck lahir ke dunia ini.

"Selamat, Tuan Ren dan Tuan Dereck. Anak anda merupakan bayi laki-laki yang sehat."

Suster pun membawa bayi gue dan Dereck ke gendongan Dereck setelah dibersihkan. Dereck menggendong dengan sangat hati-hati dan terlihat raut wajahnya sedikit ketakutan. Tapi senyuman tidak terlepas dari wajahnya.

"Ren, dia sangat sempurna."

"Coba sini dekatkan ke aku."

Dereck pun mendekatkannya ke wajah gue. Gue bisa melihat bahwa dia akan menjadi anak yang sangat dimanja oleh kita berdua.

"Kamu mau beri nama dia siapa, Ren?"

"Oliver Ignis Willston"

"Nama yang bagus, Ren. Selamat datang cahaya kecil kita, Oliver."

The End

Terima kasih banyak buat semua pembaca yang telah mengikuti kisah Ren dan Dereck sejak awal. Sayang sekali ini merupakan chapter terakhir dari cerita mereka dan tidak ada Epilogue untuk buku ini. Author sudah memikirkan buku selanjutnya namun tidak tahu kapan akan dipublikasi karena kesibukan author. Semoga para pembaca sehat selalu dan diberikan kebahagiaan yang melimpah. Sekali lagi author ucapkan terima kasih dan sampai jumpa lain waktu( ´ ▽ ' )ノ

His Love Is Mine [18+] (BoyxBoy/MPREG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang