Part 2

1.4K 125 8
                                    

#Letupan
Part 2

_Bahwa Sakinah itu didahului sebuah gejolak terlebih dulu. Itu benar?_

____

Tuanku Fez membanting proposal kerjasama yang ditandatangani oleh pihak kerajaan dengan Baizura. Nafasnya memburu, tangannya mengacak-acak rambutnya yang tadi rapi.

"Kenapa harus ketemu dia lagi?" rutuk Tuanku Fez sambil membuka klausa perjanjian kedua belah pihak. Nama Baizura tercetak rapi di sana bersanding dengan Tuan Ahmad sebagai penanggung jawab pernikahan yang ditunjuk Sultan.

Tuanku Fez masih ingat bagaimana rambut panjang Baizura dan mata bulat wanita itu hampir saja membuatnya tak bisa bernapas. Kata-kata kejamnya dulu yang menganggap lelaki itu curang benar-benar membuat hatinya mendidih.

Belasan tahun Tuanku Fez berkarir jadi pengacara, baru kali ini dia mendapat batu sandungan seperti itu. Baginya pantang menipu apalagi melakukan kecurangan. Dia melakukan tugasnya sebagai pengacara sesuai draft laporan kliennya.

"Arggghhh. Kenapa wanita bawel itu, sih?"

Dia menekan tombol layar ponselnya lalu menghubungi Tuan Ahmad.

"Aku harus bisa membatalkan kontrak ini, atau ...."

Dia berhenti sejenak, mengambil napas panjang lalu menghembuskannya.

"Atau aku bisa gila," lanjutnya.

***

Sambungan ponsel di layar pipih itu sudah mulai terdengar, lama berkedip tapi tidak ada jawaban, hingga akhirnya Tuan Ahmad mengangkatnya.

"Tuan Ahmad. Batalkan kontrak wedding organizer itu. Aku tak mau bertemu dengan orang menyebalkan itu lagi."

Lalu, lega lah perasaan pangeran muda itu. Tetapi ... jantungnya melonjak ke atas tiba-tiba saat suara yang terdengar dari ponsel itu bukanlah Tuan Ahmad.

"Baik Tuanku Fez. Anda dapatkan apa yang anda mau." Baizura dengan tenang menjawab pernyataan Tuanku Fez.

"Apa? Dia? Kenapa bisa dia?" Tuanku Fez bergumam lirih sambil menjauhkan layar ponselnya.

"Halo. halo ...."

Panggilan itu sudah ditutup.

****

"Tuanku pangeran! Jangan kekanak-kanakan seperti ini?"

"Maksudnya?" jawab Tuanku Fez saat Tuan Ahmad menelponnya dan merasa marah atas ulahnya.

"Nona Baizura mengiyakan keinginan anda.

"Heh. Baguslah. Banyak wedding organizer lain." Tuanku Fez membenarkan letak kemejanya dan bersiap berpesta dengan teman-temannya. Dia merayakan putusnya hubungan kontrak mereka.

"Bukan itu! Tuanku tidak ikut membaca klausul perjanjian yang sudah diteken Yang Mulia sepuh."

Dahi Tuanku Fez berkerut.

"Jika, salah satu membatalkan kontrak maka, akan mengembalikan ganti rugi senilai ratusan juta."

Tuanku Fez terdiam. Senyum di wajahnya hilang.

"Yang Mulia Raja sepuh sudah bertitah. Tugas anda merajut kembali kerjasama ini, atau anda yang menanggung pembayaran ganti kerugian."

"Kenapa Yang Mulia sepuh tidak berunding denganku dulu."

"Tuanku Fez ingat? Tuanku lah yang memaksakan pernikahan ini dan ... Yang Mulia Sepuh meminta syarat agar beliau yang mengatur, kan?"

Tuanku Fez kembali meradang. Tangannya mengepal. Dia lupa, meskipun nona Marisa putri pejabat kerajaan tapi Yang Mulia sepuh tidak terlalu menyukainya.

Tuan Ahmad mengakhiri panggilannya setelah Tuanku Fez berjanji merayu Baizura lagi. Benar-benar memusingkannya.

***

"Kau bilang aku menyebalkan. Kenapa masih ke sini lagi?" Baizura segera mengucapkan kata-kata yang jujur itu ketika lirikan matanya menangkap wajah Tuanku Fez di sana.

"Karena kau memang seperti itu." Tuanku Fez tidak mau mengalah. Disilangkannya tangan di dadanya lalu mulai mengintimidasi Baizura.

"Teken kontrak lagi. Dan lanjutkan kerjasama."

"Apa anda tak pernah berkencan?"

Mata Tuanku Fez menyipit mencoba mencerna kata-kata Baizura. Ruangan dengan nuansa biru laut itu menjadi panas karena kekeraskepalaan mereka.

"Apa anda melamar kekasih anda seperti ini? Tanpa ada makan malam romantis, memegang tangannya dengan manis dan meyakinkan ketulusan anda di matanya?"

Baizura menyesap air putih di gelas kristalnya. Kemudian menanti balasan Tuanku Fez yang tampak menahan amarah sekaligus kebingungan.

"Anda ini sedang merayu saya untuk kembali bekerjasama dengan anda. Dan cara anda seperti preman pasar main palak."

Tuanku Fez mengulum senyum di bibirnya karena baru mengetahui maksud Baizura.

"Ah ...." Hanya itu yang diucapkannya.

"Baiklah. Aku traktir kau makan, karena perut kenyang akan memberi nafas segar bagi akal untuk berpikir."

Tuanku Fez mengangguk lalu mengisyaratkan ajakan makannya dengan gerakan kepala. Kita cabut sekarang, begitu kira-kira artinya.

Namun, Baizura menolaknya. Dia kemudian menyodorkan sebuah map baru.

"Aku sudah meneken kerjasama baru. Tugas anda adalah merayunya untuk membatalkan kontrak dengan saya."

Tuanku Fez terkejut.

"Kenapa kau melakukan itu padahal kita masih terikat."

"Oh No. Kurasa bukan itu yang sebenarnya. Anda yang memutuskan kerjasama ini jadi, aku sah bekerjasama dengan orang lain."

"Tapi, tidak secepat itu."

"Baizura wedding organizer adalah yang terbaik di negeri ini Tuan. Jangan mencoba merendahkanku." Baizura berkacak pinggang tak terima.

"Baizura di depan anda bukan lagi Baizura yang dulu. Tuanku ingat?"

Tuanku Fez kalah telak. Dia harus memutar otak atau ... kalah dan tamat.

Bersambung ....

Baizura (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now