하나 //Encounter//

752 169 172
                                    

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06.30

Terlihat seorang gadis sedang memarkirkan mobilnya disuatu kampus dimana dia pertama kali kuliah disana. Ketika dia akan membuka pintu mobilnya, tiba-tiba mobil berwarna silver bermerekkan Lamborghini langsung memarkirkan mobilnya tepat disamping mobil gadis itu yang seperti tak ada jalan tuk keluar dan otomatis pintu mobil milik gadis bermarga Lee itu tak bisa di buka. Sontak dia marah dan kesal pada si pemilik mobil itu. Untung saja, atap mobil gadis itu bisa di buka secara otomatis. Jadi dia membukanya agar bisa mengumpat dan tak lupa menggedor kaca samping kiri mobil itu.

Brak...brak...brak...

"Hei, keluar kau!" gadis itupun meneriaki dan menggedor kaca mobil itu agar si pemilik mobil keluar. Tak hanya sekali-duakali dia menggedor kaca mobil itu. Akhirnya, si pemilik mobil itupun keluar dari mobilnya.

Tak diduga, bahwa pemilik mobil itu seorang laki-laki yang tampan, tinggi, dan berkarisma.

Sedikit terkejut dengan ketampanannya, tapi semua itu langsung buyar, karna gadis itu teringat bahwa laki-laki itu lah penyebab dirinya terjebak di dalam mobil.

"Apa anda bisa mengendarai mobil dengan baik?" tanya gadis itu, "Aishhh, mungkin tidak," cerca gadis itu lagi, "Karna jika iya, tak mungkin anda memarkirkan mobil dengan sembarangan," hanya kata-kata tenang tapi pedas yang keluar dari mulut gadis itu.

"..." laki-laki itu hanya memandang gadis itu acuh, tanpa ada niat tuk membalas ucapannya. Dia pun langsung pergi setelah gadis itu selesai berbicara.

"Hei, berhenti kau, brengsek! Singkirkan mobilmu dulu, baru pergi!" gadis itupun mulai marah.

"..." tak ada jawaban dari lawan bicaranya.

"Woy brengsek," teriak gadis itu untuk kedua kalinya. Tetapi percuma, karna laki-laki itu sudah jalan semakin jauh.

'Menarik,' batin laki-laki itu.

Dhianda pov'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dhianda pov'

Aku masih kesal dengan kejadian tadi. Tapi saat ini, aku berfokus mencari kedua sahabatku. Tanpa berfikir panjang, aku mengambil myphone untuk menghubungi mereka.

Tut...tut...tut...

"Maaf nomor yang anda tuj..." suara operator yang terputus.

"Ishhh, dimana mereka? Telfonku pun, serempak tak dijawab?" dengusku pelan.

Akupun berjalan di koridor kampus untuk mencari kelas yang kuambil pagi ini. Tapi tiba-tiba, ada seseorang yang memelukku dari belakang.

"Hai nona Lee," ucap orang itu memanggil margaku. Tanpa menoleh kearahnya, aku tahu kalau itu suara salah satu sahabatku. Walaupun sudah lama aku tinggal di LA dan jauh dari mereka, tapi kita sering banget kasih kabar dan juga aku terkadang menyempatkan waktu untuk datang kesini.

"Hana, Please! Jangan memanggilku dengan margaku, bisa tidak? itu terlalu formal," dengusku sambil melepas pelukannya dan menghadap kearahnya.

"Iya Dhi, maaf."

"Hmn."

"By the way, mencariku ya?"

"Iyalah Hana, kamu kan tau, aku baru pindah kesini," aku menghela nafas sejenak, "Kalau engga sama kamu dan Hani, aku kaya orang hilanglah disini."

"Upsss, maap Dhia sayang," Hana hanya tertawa dengan ucapannya sendiri.

"Terus kamu tadi kemana? Kutelphone ga dijawab, Hani juga sama aja."

"Aku tadi itu, benerin make-up dulu di toilet, jadi ga mau diganggu, makanya ku matiin handphoneku," Hana melihat kekanan dan kiri, "Terus kalau Hani, udah masuk kelas kayaknya."

"Terserah deh, dari dulu kamu ga berubah ya? make-up terus yang dibenerin, otak kapan?" ucapku sambil memutar bola mataku.

"Oh my god, jangan marah dong Dhi! Masak gitu aja marah? Engga kaya biasanya, kenapa sih?"

"Aku marah bukan cuma gara-gara itu aja."

"Terus?"

"Ya gimana ga marah coba? Masak, aku tadi mau keluar dari mobil aja susah Han," seketika kekesalanku semakin menjadi, karena teringat kejadian tadi diparkiran.

"Lah kok bisa? Emang mobil kamu rusak?"

"Ish bukan itu, tapi tadi ada cowok main parkir sembarangan mepet banget sama mobil aku. Dah gitu, dia main pergi aja, tanpa peduli aku yang masih kejebak di dalam mobil."

"Gila tuh cowok, trus kamu gimana keluarnya?"

"lompat."

"hah lompat?"

"Iyalah."

"Bener juga ya, kan mobil kamu keren. Ditambah, ketomboyan kamu keluar," ejek Hana padaku sambil ketawa puas.

"Serah kamu," aku langsung pergi.

"Eh, tungguin dong Dhi!" Hana pun langsung mengikuti langkahku.

19.30

Aku pun pulang kerumah, karena tadi mama telphone suruh cepetan pulang. Padahal, aku dah bilang ke mama kalo pulangnya bakalan malam banget atau malahan, ga pulang dulu. Mau nginep di rumah Hani aja sama Hana juga. Karena masih mau melepas rindu dengan mereka. Tapi mama bilang ada tamu yang sangat penting, makanya aku disuruh cepetan pulang.

'Lagian sepenting apa sih tamu itu?'

'Lagian sepenting apa sih tamu itu?'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









//
Jangan lupa ya tinggalin jejak.

Relationships in Marriage || Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang