Makan malam

861 139 78
                                    

He Xuan kembali sadar dari pingsannya.

Kali ini jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Tidak ada tusukan mata dadakan, namun terikat tali tambang di kursi makan. Jauh lebih buruknya lagi adalah melihat wajah menyebalkan (namun rupawan) yang sudah menusuk matanya, Shi Wu Dhu yang duduk d hadapannya dengan senyum sombong.

"Apa-apaan ini?!"

"Mengikatmu. Apa kau buta?"

He Xuan mendengkus, "Menurutmu gara-gara siapa?"

"Sudah, sudah. Berhenti berkelahi, Gege, Xuan Gege," Shi Qing Xuan datang melerai sambil membawa satu piring besar berisi ayam goreng.

Aroma nikmat dari ayam goreng masuk ke hidung He Xuan, merangsang rasa lapar.

KRUYUUUUUKKKKK!

Kedua saudara Shi saling menatap sebelum memandang intens He Xuan yang memalingkan wajah.

"Gege, boleh ya?" tanya Shi Qing Xuan.

Shi Wu Dhu berkata ketus, "Aku bilang tidak pun, kau tidak akan mendengar."

Shi Qing Xuan hanya tertawa. Untuk menenangkan kakaknya, Shi Qing Xuan mengambil semangkuk nasi dengan porsi ekstra. Lalu memberikan ayam goreng dan lauk lain yang banyak.

Shi Wu Dhu cemberut ketika melihat adiknya berusaha 'menyuapnya'.

Namun, ia tetap menerima. Menyia-nyiakan makanan adalah perilaku tercela. Terlebih lagi, ketika itu buatan adik tercinta.

Sayangnya, ketika Shi Wu Dhu hendak makan makan malamnya, ia melihat pemandangan tak terduga.

"APA YANG KAU LAKUKAN!?"

Shi Qing Xuan menoleh, "Eh?"

Shi Wu Shu kembali meletakkan mangkuknya, "Bukan 'eh'! Kenapa kamu malah menyuapinya makan!?" ucapnya sambil menunjuk ke arah Shi Qing Xuan yang hendak menyuapi He Xuan dengan ayam goreng dan He Xuan yang saat ini masih memalingkan wajah.

"Kan dia lapar," jawab Shi Qing Xuan dengan sederhana.

"Itu memang benar, tapi tidak harus menyuapinya juga kan?!"

"Tapi kan kedua tangannya Gege ikat. Xuan Ge akan makan pakai apa kalau kedua tangannya diikat?"

"Dia masih punya lidahnya."

"Gege, itu sudah bukan tindakan manusiawi, jadi hentikan."

Shi Wu Dhu mendecih sebal.

"Kalau tidak suka, biarkan Xuan Ge lepas. jadi, dia bisa makan sendiri."

"Tidak mau."

Shi Qing Xuan membuang napas. Kalau kakaknya sudah masuk masa kepala batu seperti ini, Shi Qing xuan sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain membiarkan. Namun, bukan itu berbarti ia akan diam saja.

"Xuan Ge, ayo makan," ajak Shi Qing Xuan.

"Siapa yang kau panggil Xuan Ge? Aku bukan kakakmu," ucap He Xuan, sinis.

"Kita kan sama-sama punya nama Xuan. Dan lagi, sepertinya kamu lebih tua dariku. Jadi, kupanggil Xuan Ge saja. Atau A-Xuan? Xuan Xuan?"

He Xuan memberi tatapan sinis.

Sepasang sumpit melayang ke arah He Xuan. Nyaris mengenai dan kini menancap di tembok.

"Maaf, tanganku suka terpeleset kalau sudah selesai makan," ucap Shi Wu Dhu dengan nada malas. Mangkuk penuhnya kini sudah kosong  melompong.

"...."

Dia jelas-jelas mau membunuhku! Brocon (brother complex) sialan!

"Ararara, tembok kita jadi retak. Gege, nanti perbaiki ya."

"Mmm," jawaban malas Shi Wu Dhu berikan sambil menatap Shi Qing Xuan dan He Xuan dengan posisi tangan menopang dagu.

"Xuan Gege, ayo makan. Bilang "Aaah"."

"Tidak."

"Perut Gege lapar lho. Kalau begini terus, nanti malnutrisi. Bisa sakit."

"Bukan urusanmu."

"Xuan Gege ...."

"..."

"Nanti aku menangis lho," Shi Qing Xuan kini mengancam. Serius. Dia mengancam He Xuan sekarang ini.

Normalnya, He Xuan akan menolak. Bahkan jijik. Akan tetapi, melihat sosok hamster yang hendak menangis karena dirinya, lalu ditambah aura mematikan dari ular air di sebelah sana yang tak ingin He Xuan lihat ....

"Bukan karena aku takut dengan ancamanmu," gumam He Xuan.

"Eh?"

HAP!

He Xuan langsung menyantap nasi dan potongan ayam goreng yang disuapkan Shi Qing Xuan. He Xuan mengunyah dengan tenang sampai sebelum ia terkejut dengan rasa masakan yang dibuat Shi Qing Xuan.

Enak.

Shi Qing Xuan memerhatikan He Xuan yang terdiam, "Apa tida–"

He Xuan membuka mulutnya, "Aah."

Shi Qing Xuan tersenyum senang. Meski He Xuan tidak memuji masakannya atau mengatakan apapun, namun melihat He Xuan yang langsung meminta untuk disuapkan lagi, Shi Qing Xuan tahu kalau He Xuan suka dengan masakannya.

Shi Qing Xuan kembali menyuapkan makanan untuk He Xuan yang makan dengan lahap.

Suasana makan malam antara mereka terlihat begitu enak dipandang.

Namun, itu tidak berlaku bagi Shi Wu Dhu yang terabaikan.

Ia justru sedang memikirkan seribu satu cara untuk melenyapkan He Xuan dari adiknya.


Bersambung

Makan malam indah dengan pihak ketiga yang hatinya murka :v

Pontianak, 04 Februari 2020

My Ao Jiao ModelWhere stories live. Discover now