Dilema Mahasiswa Akhir Semester

1.8K 182 109
                                    

Berdua bersama seseorang merupakan sesuatu hal yang banyak menimbulkan perasaan.

Canggung apabila bersama orang yang tidak dikenal. Senang bila bersama orang yang disukai. Sedih bersama orang yang enggan ditemui. Takut bersama orang yang ditakuti. Marah bersama orang yang dibenci.

Untuk kasus Shi Qing Xuan, perasaan yang ia rasakan adalah absurd. Mengapa demikian?

Karena ia saat ini sedang berdua, bersama dosen pembimbing untuk membahas proposal tugas akhir.

Terlihat biasa bagi orang yang memandang. Mahasiswa duduk diam di depan dosen pembimbing yang membaca proposal. Akan tetapi, bagi Shi Qing Xuan ia sedang berada di bulan. Di mana ia ingin menggaruk hidung, tapi tidak bisa.

Kedua tangan basah, karena gugup. Pikiran berkecamuk, antara melafalkan doa dan ketakutan. Tiap detik berlalu terasa begitu lambat. Shi Qing Xuan merasa dibunuh perlahan.

Hiperbola memang, tapi itulah yang ia rasakan. Shi Qing Xuan jelas ingin proposal tugas akhir diterima dan segera ditandatangani untuk dilanjutkan. Akan tetapi, dosen pembimbingnya belum mengucapkan satu katapun sejak membaca proposalnya.

"Katakan padaku, apa ini?"

Dosen pembimbing-Mu Qing- akhirnya bicara setelah 3 menit antara hidup dan mati Shi Qing Xuan.

Dengan gugup dan tangan tremor, Shi Qing Xuan menjawab, "P, proposal saya, Guru Mu."

Pembuluh hijau timbul di pelipis Mu Qing, "Proposal katamu? Bahkan tulisan jari babi lebih indah dari ini. Kau menyebutnya proposal?"

Shi Qing Xuan ingin menangis.

"Konsepmu terlalu membosankan! Hanya judulnya saja yang menarik! Dan lagi, apa ini? Wajah modelmu bahkan terlihat seperti toilet rusak! Siapa model yang kamu pilih untuk jadi model fashion show? Kamu pungut dari tempat sampah?"

"It, itu Wen Chao dari jurusan modelling, Guru Mu. Guru tidak kenal?"

" Apa penting bagiku mengenal mahasiswa speerti dia? Ganti! Aku tidak mau dia! Selain judul, aku mau kamu rombak semua proposal milikmu! Kamu dengar itu? Sekarang keluar, aku harus mengajar! Temui dosen pembimbing keduamu sana!"

Setelah mengeluarkan kata kejam, Mu Qing juga dengan kejamnya menyuruh Shi Qing Xuan keluar.
Shi Qing Xuan ingin menangis dan mengutuk dosen dengan mulut paling pedas menorehkan luka di jurusan desainer itu. Kalau saja bukan karena dosen pembimbing, Shi Qing Xuan jelas ingin mencabuti rambut pria itu sampai botak.

Lagipula, Shi Qing Xuan terpaksa harus memilih Wen Chao sebagai modelnya. Karena dari semua sayembara yang ia lakukan, cuma Wen Chao yang sedikitnya memenuhi syarat untuk menjadi modelnya.

"Tahu begitu, aku tidak akan memilih toilet itu," gerutu Shi Qing Xuan.

Sekarang Shi Qing Xuan pergi ke ruang dosen pembimbing keduanya, Mei Nian Qing. Berbeda dengan Mu Qing yang memberikan kata pedas nan kejam, Mei Nian Qing dengan senyuman indah berkata, "Ganti semua isi kata sampah ini kecuali judulnya."

"... Baik, Guru Mei."

Shi Qing Xuan ingin menangis. Ia akan menangis sambil berguling-guling di lantai setiba di rumah.

Ah, dilema mahasiswa akhir semester.

Bersambung

Hamba publish terus. Kapan cerita yang lain selesai, woi!?

Maafkan hamba, tapi hamba ingin bersihin gudang draft. Mohon di maklumi.

Lalu, untuk alasan mengapa dosen pembimbingnya adalah Mu Qing dan Mei Nian Qing adalah :

1. Yang ngurus pakaian Xie Lian sewaktu jadi pangeran siapa? Mu Qing

2. Yang ngurus koleksi ikat pinggang emas Xie Lian siapa? Mu Qing

3. Yang selalu menjahit pakaian Xie Lian siapa? Mu Qing

4. Yang ngajarin Xie Lian bikin kerajinan tangan siapa? Mu Qing

5. Satu tukang ngegas, satu tukang nyinyir. Kombinasi yang cocok kan? :V

Hamba masih awam sama modelling dan desainer. Jadi kalau salah, silakan tegur hamba. Tapi, tanpa racun ya.

Pontianak, 19 Desember 2019

My Ao Jiao ModelWhere stories live. Discover now