....

842 139 109
                                    

Siapa?

He Xuan menatap orang yang ada di atasnya. Seorang pemuda bermata besar yang menatapnya dengan senyum lebar. Raut wajahnya begitu bahagia ketika melihat He Xuan sadar.

He Xuan baru saja ingin bertanya sebelum Shi Wu Dhu melakukan serangan dadakan padanya, "Jurus perlindungan pertama : Tusukan mata!" seru Shi Wu Dhu dengan jari telunjuk dan jari tengah menunjuk tepat ke arah matanya.

"Berhenti menatap adikku, sialan! Kau sudah menatapnya lebih dari tiga detik!"

"AAARRGGHHH!" teriak He Xuan terkejut dan kesakitan.

Belum sampai di situ, Shi Wu Dhu langsung menarik Shi Qing Xuan dan membawanya ke belakangnya. Hal itu membuat kepala bagian belakang He Xuan berbenturan dengan lantai porselen yang dingin dan keras. He Xuan semakin berteriak kesakitan, terdzolimi dengan kesadaran pertama. Belum pernah ia merasa tersiksa  seperti ini ketika ia membuka mata.

Jangankan He Xuan. Shi Qing Xuan yang melihat langsung meringis kesakitan seolah ia juga merasakan hal yang sama dengan He Xuan dan memegang bagian kepalanya.

He Xuan berguling-guling di lantai, bentuk rasa kesakitan. Setelah sedikit rasa sakit  mereda, He Xuan akhirnya bangkit

"*****************************!!"

Baik Shi Qing Xuan maupun Shi Wu Dhu sama-sama syok dengan makian yang dilontarkan He Xuan. Kata-katanya terlalu kasar hingga penulis cerita ini terpaksa melakukan sensor bintang di langit demi kenyamanan pembaca.

"Hei! Itu mulut dijaga ya, dasar pria sampah! Sudah baik-baik diselamatkan, malah berkata kasar! Air susu dibalas air tuba ini namanya!" Shi Wu Dhu mengomel sambil menunjukkan jari tengahnya.

"*****! Apanya yang baik-baik!? Pakai jari tengah begitu!?"

"Pria sampah seperti kau ini tidak punya etika ya!?"

Di saat kedua pria ini adu mulut dengan bahasa yang disensor KPI, Shi Qing Xuan mundur alon-alon. Melepas slop yang dipakainya kemudian bersiap siaga dari tengah, tepat di antara Shi Eu Dhu dan He Xuan yang sebentar lagi akan saling bunuh membunuh.

"Berhenti! Jangan berkelahi!" Shi Qing Xuan berteriak panik sambil memukul kepala kedua pria itu dengan slopnya.

Keduanya menoleh, hendak memaki. Namun, melihat Shi Qing Xuan sudah bersembunyi di balik sofa, mereka yang melihat Shi Qing Xuan yang ketakutan bagai hamster kecil, tanpa sadar menuruti perkataan Shi Qing Xuan.

Shi Qing Xuan masih ketakutan. Ia menceramahi di balik sofa, "Ge, GeGe jangan memperlakukan orang dengan kasar ...! Di, dia jadi marah kan?"

"Dia yang salah. Dia menatapmu lebih dari tiga detik," Shi Wu Dhu berkata dengan marah.

Shi Qing Xuan linglung, "Memangnya kenapa dengan menatapku?"

Shi Wu Dhu membuang muka. Enggan menjawab. Shi Qing Xuan abaikan, merasa itu tidak penting. Ia berkata pada He Xuan.

"Ka, kamu juga. Maafkan GeGe sudah berbuat kasar padamu. Ta, tapi kamu jangan berkata kasar. Tidak baik. Nanti dewa marah sama anak yang berkata buruk."

"..."

Melihat sang pria sampah tidak menjawab, Shi Qing Xuan hendak memanggil. Akan tetapi, Shi Qing Xuan lupa bahwa ia tidak tahu nama pemuda ini.

"Anu ... Tuan Sampah?"

Emosi tersulut, harga diri tak terima. He Xuan berkata, "SIAPA YANG KAU PANGGIL SAMPAH!? AKU PUNYA NAMA! HE XUAN!"

Shi Wu Dhu juga ikutan emosi lantaran ada yang berani membentak adiknya selain dirinya. Namun, sebelum mereka kembali berkelahi, Shi Qing Xuan melempar bantal sofa ke arah mereka.

Sejujurnya, serangan Shi Qing Xuan tidak sakit. Benar-benar tidak sakit. Hanya saja, itu membuat mereka sebal. Ingin marah, tapi tidak bisa. Melihat Shi Qing Xuan yang ketakutan seperti hewan kecil bertahan hidup di antara hewan buas, membuat amarah mereka lenyap.

"GeGe! Xuan GeGe! Jangan berkelahi! Ti, tidak baik! Dewa akan marah!"

Mata Shi Wu Dhu menyipit, "Xuan ... GeGe?"

Yang dijulid, He Xuan justru terdiam kaget. GeGe? Dirinya dipanggil GeGe oleh si hamster?

"GeGe? Xuan GeGe?" kali ini Shi Qing Xuan yang sudah berani, menghampiri keduanya. Mencoba memanggil sambil memegang ujung baju kedua pria.

Namun, hal yang terduga terjadi.

He Xuan kembali pingsan dengan kedua telinga memerah padam.

Shi bersaudara terdiam.

"....."

Bersambung

Cieeeee, yang gak kuat sama little hamster (≧▽≦)

Pontianak, 26 Januari 2020

My Ao Jiao ModelWhere stories live. Discover now