"Ken.." ucapan Justin terpotong.

"Shut up just, aku katakan sekali lagi. Aku melakukan ini semua juga demi Jazmyn, karena dia sudah kuanggap seperti adikku sendiri." Jelas Kendal dan Justin mengangguk tersenyum lebar. "Terimakasih"

"Hei kau tersenyum?" Ledek Kendal pada Justin. Pria itu memang jarang tersenyum bahkan dengan sahabatnya sendiri pun ia sering memperlihatkan tampang dingin dan datarnya.

"Aku tersenyum untuk Jazmyn." Ucap Justin Kembali datar. Kendal yang mengetahui perubahan raut wajah tampan pria itu langsung memutar bola matanya.

-----

Selena's POV   -malam hari-

"Sudah semua kan? Baiklah aku harus pulang." ucapku sambil memakai jaketku.

"Jangan buru-buru pulang Sel, ikutlah minum dengan kami." ajak Jules memegang satu botol bir. Itu adalah kebiasaan para pekerja di Restaurant ini, satu bulan sekali sehabis bekerja mereka berkumpul untuk mengadakan pesta kecil di dalam Restaurant. Mr.Jared juga sudah mengizinkannya.

"Tidak Jul, aku harus pulang." Tolakku dan Jules membuat bola matanya.

"Apa kau ingin berkencan malam ini?" Ledek Jules. Aku berdecak kesal.

"Berkencan dengan siapa?" Gerutu kesal.

"Dengan pria berhoodie yang kau temui kemarin saat festival lampion, tadi pagi kau juga diantar dengannya kan" ucapnya lalu Alex dan Steven tertawa keras meledekku. Aku Dimata mereka itu seperti gadis yang tak pernah mengenal seorang pria.

"Hanya sekedar mengantarkanku, tidak lebih." Balasku kesal.

"Really? Jangan bohong, cepatlah keluar pria mu sudah menunggumu, kasihan dia kedinginan diluar sana." ucapnya sambil menunjuk kearah luar Restaurant. Aku mengernyit bingung lalu aku menoleh.

"Justin?..tidak mungkin. Kenapa dia disitu?" Gumamku lalu aku pergi dari mereka tanpa menggubris ejekannya padaku.

"Semoga lancar Sel!!" teriak steven. Aku tidak menggubris celotehannya.

Aku memastikan sekali lagi apakah itu benar Justin. Aku mengeratkan jaketku saat sudah diluar udara malam ini sangat dingin.  Mungkin akan turun salju.

"Justin?" panggilku. Aku yakin kalau itu justin, aku menghampiri dirinya yang sedang berdiri.

"Kenapa kau disini?" tanyaku dan dia menoleh.  Aku sudah terbiasa jika dia tidak membalas pertanyaanku.

"Ikutlah"  ucapnya menarik tanganku, kali ini wajahnya tak terlalu dingin. Aku mengikuti langkahnya, dia masih memegang tanganku.

"Kau ingin membawaku kemana? Ke taman lagi?"  Tanyaku lalu ia menggeleng.

"Lalu?" Dia tak membalasku tapi dia menghentikan langkahnya disebuah tempat.

"Wah justin!!" Teriakku histeris. "Tempat ini sangat indah. Aku bisa melihat indah nya kota LosAngeles dari atas saat malam hari, bodohnya aku selama ini tidak mengetahui tempat ini!!" Aku tak peduli dengan suaraku yang jelek saat berteriak. Kurasa Justin kesal mendengarkan suaraku. Aku menoleh melihat Justin untuk memastikan raut wajahnya yg datar itu. Tidak kusangka, aku melihat Justin tersenyum melihatku, apakah ini nyata? Oh tuhan baru kali ini aku melihat dirinya tersenyum dan itu terlihat sangat berbeda sekali. Dia semakin tampan. Setelah itu dia membuang tatapannya.

*Justin's POV

Sial, aku akan mengutuk diriku sendiri, aku sudah memperlihatkan senyumanku pada gadis ini. Aku tidak tahan dengan sikapnya yang menggemaskan itu. Entah mengapa dia selalu membuatku nyaman. Dia tidak seperti gadis lainnya yang saat sudah mengetahui sikapku yang sebenarnya, mereka menjauh. Tapi gadis ini tidak, justru dia selalu ingin mendekatiku walaupun aku bersikap dingin padanya. Itu yang aku suka darinya.

"Kau tersenyum Just?" tanyanya memastikan.

Aku menatap lurus kedepan, sungguh aku tidak suka dengan perbuatanku tadi. Begitu mudahnya aku tersenyum saat melihatnya berteriak tadi.

"Kau sudah puas melihat pemandangannya kan? Ayo pulang" ajakku padanya lalu dia mengangguk. Aku berjalan mendahuluinya, aku tau mungkin saat ini hatinya sedang bertanya-tanya. Sebenarnya aku ingin berlama-lama dengannya. Tapi karena ulahku tadi aku tidak bisa melanjutkan rencanaku, memang bodoh.

"Just, tunggu aku!!"

Aku menoleh kebelakang, kulihat nafasnya tersengal-sengal. Apa aku berjalan terlalu cepat sehingga membuatnya berlari.

"Duluan saja, nanti kau tertinggal lagi." Ucapku datar padanya. Kulihat ia mendengus kesal. Aku tersenyum tipis melihatnya.

Drrrtt..

Ponselku bergetar, langsung saja aku mengangkatnya.

"Halo?" Ucapku sambil berjalan.

  .........

"Apa!!! Baik aku akan kesana sekarang."

Tuut...

"Kau pulang sendiri, aku ada urusan penting." Ucapku lalu berlari meninggalkannya.


Nah loh Justin udah bisa senyum tu😂

*Hai hai aku update lagi nih, semoga kalian suka sama part ini.✨🤗

My Sweatheart Justin Where stories live. Discover now