34# Menerjemahkan Rasa pt.2

1.9K 314 71
                                    

"Kau adalah ketidakmungkinan yang pernah kudambakan, seperti halnya langit yang mendamba bintang kala turun hujan."
▪️▪️▪️





Suara tawa masih saja memenuhi ruangan favorit Mina untuk berkreasi, dapurnya. Mengingat bagaimana para pria berbadan kekar itu harus menggiring dan berebut bola mengenakan dress atau rok milik para istri di bawah guyuran hujan membuat mereka tak bisa berhenti terpingkal, ah dan jangan lupakan make up tebal yang hampir luntur karena itu.

Ide Tzuyu untuk menyiksa seorang Jeon Jungkook memang yang terbaik.

Perkataan Jungkook tentang ia yang takkan menjadi sama seperti ketiga temannya, menjadi golongan para suami yang takut akan istri mereka memang benar adanya, terbukti hanya Jungkook yang berani membantah setiap ide gila yang dengan cepat masuk dalam otak jenius seorang Tzuyu, walau akhirnya ia juga harus melakukan apa yang diminta sebab seretan teman-temannya karena mereka tentu takut melihat tatapan tajam para istri.

"Apa kemarin kita sangat keterlaluan?" tanya Mina sambil masih menahan tawa dan memegangi perutnya, mengingat eskpresi Jimin yang frustasi karena Raeneul menangis dan tidak mengenali ayahnya dalam penampilan seperti itu.

"Mungkin iya, tapi kapan lagi kita bisa melakukannya?" kali ini Jeongyeon yang bersuara, sambil menggelengkan kepala karena teringat Namjoon yang berteriak tanda menyerah sambil mengelilingi lapangan.

"Ya, benar. Mereka bisa kapan saja mengelabui kita, dan dengan ini mereka takkan berani melakukan itu lagi," sahut Sana sambil memasukkan kotak-kotak makan ke dalam tas kain, tentu masih jelas diingatannya bagaimana Taehyung kemarin terus saja memohon maaf sambil memegangi kedua telinga di bawah tiang bendera, mirip anak kecil yang minta ampunan karena baru melakukan kesalahan.

Netra ketiganya kini beralih pada Tzuyu yang malah terbahak seorang diri sambil memukul meja, membuat mereka saling memandang mencoba menerka hal apa yang membuat gadis itu terpingkal seperti sekarang.

"Kenapa?"

"Tidak, aku hanya teringat saja bagaimana wajah garang Jungkook di balik riasan tebal dan wig yang ia pakai," jawabnya sebelum kembali tertawa.

"Jungkook memang tidak seperti yang lain yang meminta ampunan, tapi itu terlihat menyenangkan," tambahnya membuat yang lain menggelengkan kepala.

Terkadang selama hari kemarin berjalan, mereka sempat berpikir sepertinya Tzuyu mendapat masa emas untuk melakukan semua ide gilanya pada Jungkook.

"Tapi, Tzu. Jika aku boleh berpendapat, kemarin yang kau lakukan pada Jungkook sedikit berlebihan, bagaimana pun Jungkook ketua pelaksana kegiatan ini," kini Mina mulai berujar dengan wajah seriusnya membuat Tzuyu berdecak dan menyandarkan tubuh.

"Lalu kenapa dengan jabatan sebagai ketua pelaksana?"

"Itu--" ucapan Mina kembali terhenti saat Jeongyeon memberi isyarat padanya untuk berhenti, Mina hanya membuang napas panjangnya sebelum memasukkan buah-buah yang telah dipotong ke dalam sebuah wadah cukup besar.

"Sebentar lagi waktu makan siang, baiknya kita bergegas mengantarkan makanan ini ke kompi," Jeongyeon mengambil beberapa botol minuman dan memasukkannya lagi.

"Kita bagi orang saja," ujar Sana melihat banyak sekali makanan yang mereka siapkan.

"Tzuyu, apa kau sudah menyiapkan teks yang akan dibacakan untuk sambutan nanti malam?" tanya Sana lagi membuat yang lain mengangguk, gadis itu sempat berhenti sejenak. Sejujurnya ia lupa jika di acara puncak nanti malam ia harus tampil untuk memberikan sambutan, terlalu asyik mengerjai Jungkook membuat ia lupa peran utamanya dalam acara ini.

Eadrainn [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن