18# Tetap Mencoba pt.2

1.8K 311 28
                                    

"Bila sesuatu yang tak kau senangi terjadi, maka senangilah apa yang terjadi."
▪️▪️▪️


Ternyata memahami bukan hanya tentang menerima kekurangan, namun lebih kepada melengkapi kekurangan tersebut. Sebab, kekurangan masing-masing akan terlihat jelas setelah ikatan pernikahan berlangsung.

Jungkook tidak suka dengan Tzuyu yang selalu saja bertingkah membantah dan berteriak padanya, ia juga seorang pria biasa yang pernah marah, walau sampai sejauh ini ia belum pernah dan tak pernah mau memarahi Tzuyu, sebab Jungkook tahu menghadapi Tzuyu bukan dengan sama-sama menjadi keras kepala.

Tzuyu sendiri tidak suka Jungkook yang bahkan hadirnya saja seakan membatasi segala kemauan gadis itu.

"God,"

Jungkook kembali menoleh, setelah dalam waktu yang cukup lama akhirnya Tzuyu ikut masuk ke dalam, langkah pertama Tzuyu di rumah barunya tersebut mengundang banyak sekali pikiran dalam benaknya, mengabaikan Jungkook yang masih saja berkutat dengan barang-barang bawaan mereka.

Rasanya, airmata Tzuyu ingin memberontak keluar, dadanya juga sudah terasa sangat sesak sekarang, melihat bagaimana keadaan rumah mereka yang tak jauh lebih luas dari kamar mereka di Seoul.

"Aw!" ringis Tzuyu ketika menjatuhkan tubuhnya di sofa yang sangat keras menurutnya, jauh dari kata nyaman.

"Daripada mengeluh, lebih baik kau membantuku," agaknya Jungkook sudah mulai malas, ia sendiri ingin berego untuk dirinya jika tak mengingat bahwa takkan ada yang membereskan barang mereka.

Untuk kali ini Tzuyu patuh, ia beranjak dan mengikuti Jungkook menuju kamar mereka. Lagi, Tzuyu terlihat meringis, mendapati keadaan yang sangat bertolak belakang dengan masa hidupnya selama ini. Langkahnya kini mengarah pada ranjang yang tak lagi menyisakan ruang untuk dua buah bantal, jauh lebih kecil dari milik mereka di Seoul.

"Meja riasnya dimana?" tanya Tzuyu sambil memegang kotak khusus alat riasnya membuat Jungkook terhenti dari aktivitas dan menoleh.

"Meja rias? Aku ini pria yang hidup sendiri walau sudah lama memiliki istri," jawab Jungkook kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Apa? Istri?" namun sepertinya Jungkook tak ingin memberi tanggapan, walau hanya sebuah anggukan atau gelengan sekali pun.

"Jungkook kau menjadikanku istri ke dua?"

"Siapa istrimu?" tanya Tzuyu lagi dan lebih dekat dengan Jungkook, sempat berpikir mungkin jarak mereka terlalu jauh hingga pria itu enggan berkomentar.

"Jangan-jangan gadis yang datang ke pernikahan kita--" perkataan Tzuyu kali ini membuat Jungkook kembali terhenti.

"Siapa itu? Yiren? Wang Yiren--Jeon Yiren?!" dan kali ini Jungkook menatap Tzuyu tajam, Tzuyu tak mau kalah, ia menatap nyalang ke arah Jungkook membuat pria itu harus kembali mengalah dan memalingkan pandangan, memilih kembali membereskan pakaian-pakaian.

"Bereskan barang-barangmu, Tzu," perintah dingin itu membuat Tzuyu seakan diterpa angin malam, ia tersenyum kecut sebelum akhirnya kembali menutup tempat riasan yang akan dibereskannya.

Mendapati kegiatan Tzuyu dari ekor matanya membuat Jungkook akhirnya menoleh, dan terkejut ketika melihat Tzuyu mengemasi lagi semua barangnya.

"Tzuyu, apa yang kau lakukan?"

"Pulang, untuk apa aku jadi istri ke dua," gadis itu memakai lagi tasnya dan mulai menarik koper-koper besar miliknya membuat Jungkook kembali menahan Tzuyu.

"Lepaskan aku!"

"Dengarkan aku--"

"Kau sama saja, kau tidak berguna--"

"Maksudku, sejak menjadi tentara istri pertamaku adalah negaraku,"

Tzuyu membeku.

Gadis itu menatap tepat ke arah netra Jungkook, mencari kebenaran yang ada.

"Bukankah tentara harus lebih loyal pada negaranya dibandingkan istrinya sendiri?"

Tzuyu mengepalkan tangannya, ia mendorong tubuh Jungkook kuat dan memukul dada pria itu, bertubi-tubi seiring dengan cecaran dan airmata yang berjatuhan begitu saja.

Tak bisa dipungkiri, sama seperti Jungkook, Tzuyu pun masih belum memiliki cinta untuk suaminya, tapi perkataan Jungkook tadi membuat amarahnya mencuat, belum lagi rasa kesal menerima keadaan mereka sekarang.

"Sialan!" teriak Tzuyu lagi menepis pelukan Jungkook, Tzuyu memilih duduk di sisi ranjang walau masih dengan rasa kesal yang menggunung membuatnya hanya terus terisak.

Apa yang salah? Mereka lebih dari kata mampu untuk memilih hidup yang lebih layak menurut Tzuyu, tapi sekarang?

Jungkook kembali mendesah, diiringi isak tangis kekesalan Tzuyu, Jungkook melanjutkan lagi kegiatannya tadi, tanpa sama sekali berniat bicara. Ia cukup tahu Tzuyu butuh pelampiasan sekarang, terlebih dirinya juga sudah merasa lelah.

Jadi, biarlah mereka melampiaskannya dengan cara masing-masing, bukan?

🌸🌸🌸

Tubuh rampingnya menggeliat, memaksa kedua mata cantik yang masih terasa berat itu untuk terbuka. Tzuyu terbangun dari tidurnya tadi, bahkan ia tak sadar jika dirinya tertidur, seingatnya ia masih menahan sesak sambil menjerit di bawah bantal tadi.

"Sudah bangun?" tanya Jungkook lembut, Tzuyu menoleh mendapati pria itu yang sudah berganti pakaian dan dengan wajah segarnya, mata Tzuyu kembali beralih ke sekitar, melihat koper-koper mereka sudah tersimpan rapi di atas lemari.

"Masih mengantuk?" lagi, Jungkook bertanya dengan duduk di sisi ranjang kini, mengusap pelan surai panjang Tzuyu dan tersenyum hangat, Tzuyu hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Sejujurnya, Jungkook tak tega, terlebih melihat mata sembab Tzuyu sekarang, dan mengingat kembali bagaimana isakan gadis itu tadi.

Tzuyu beralih pada jendela yang telah ditutupi kelambu tipis, warna langit sudah berubah gelap sekarang membuatnya hanya diam di posisi semula dan tak berniat beralih sama sekali.

"Bersihkan dirimu, agar kau merasa lebih segar," Jungkook kembali mengusap puncak kepala Tzuyu yang masih terbaring, kini gadis itu beralih duduk dan menatap Jungkook lekat.

"Jungkook,"

"Hm?"

Kenapa kau mendadak bersikap lembut? Tidak-tidak, Tzuyu cukup waras untuk menanyakan itu, dan ada hal yang lebih penting sekarang.

"Kenapa kau memilih hidup sulit walau memiliki segalanya?"


▪️▪️🍃▪️▪️

Hai, satu lagi ya, dan maaf karena pendek.. Harusnya emg stlh writer block kmren hrs lanjut nulis supaya bisa balik, tapi apa daya uas dan osce menanti

Maaf atas keanehannya

Oh ya, malam ini gerhana bulan kan ya? Semoga Allah lindungi kita semua, aamiin

Kritik dan saran ditunggu

11 Januari, 2020

Syi_Fatiandi

Eadrainn [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum