YUMEMIGUSA

208 15 7
                                    

    Yumemigusa, dunia dimana semua mimpi-mimpi terkumpul menjadi satu dalam sebuah keputusasaan yang tak berujung. Kegagalan, keputusasaan, kesengsaraan, dan kesedihan mendominasi dunia ini. Dunia dimana tidak ada mimpi yang dapat kau raih.

   Kedua belas pemuda tersebut terkejut mendapati tempat dimana mereka sekarang berada. Lebih tampak seperti sebuah ruang tanpa batas dan gelap, namun mereka masih dapat melihat dengan jelas apa yang ada di jarak pandang mereka.

    "Hahaha! Selamat datang di dunia Yumemigusa, dimana mimpi adalah sebuah hal terbodoh!"

    Mereka terkejut mendengar sebuah suara licik yang tiba-tiba memasuki pendengaran mereka.

   "Siapa kau?!" Dengan waspada, Hajime berusaha melindungi member yang lain. Berusaha menjadi tameng untuk mereka semua. Bukan karena tugas sebagai seorang leader, namun ia menganggap jika ia bertanggung jawab atas semua teman-temannya.

    "H-Hajime-san! Ada yang aneh dengan penampilan kita! Kenapa semuanya memakai baju samurai?" Kakeru menyadari keanehan dari mereka.

  "Hahaha... kau benar! Kalian harus melawan semua pasukanku jika ingin tetap hidup!" Tawa jahat tersebut membuat kedua belas pemuda membelalakan manik mata mereka.

    "Tidak mungkin! Semua ini hanya mimpi!" Bantah Kai. Ia menggertakan giginya, geram dengan sesosok yang belum menampakkan wujudnya.

   "Memang ini semua adalah mimpi tapi apa kalian ingin terjebak di sini selamanya? Bagaimana dengan konser besar yang akan kalian adakan? Apakah kalian ingin mengecewakan semua penggemar kalian dan menghancurkan harapan mereka?"

     "Tch! Kau!!"

     "Berhentilah menggeram,  hadapi semua pasukanku dan terperangkaplah dalam dunia ini selamanya!! Hahaha!"

  Tak lama kemudian, mereka telah terkepung oleh sekelompok orang berpakaian hitam yang tengah menggenggam sebilah samurai di setiap genggaman tangan mereka.

     "Kita terkepung..." Ucap Koi, Kakeru, Rui, dan Iku ketakutan. Mereka tahu jika saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk menggigil ketakutan. Justru sekaranglah saatnya mereka membuang semua rasa takut itu dan menggantinya dengan sebuah keberanian yang kuat.

     "Koi, Kakeru, Iku, Rui, tenanglah. Semua akan baik-baik saja jika kita terus bersama. Semuanya! Genggamlah senjata kalian! Persiapkan diri kalian untuk menghadapi semua ini!"

    Perintah yang terinstruksikan, membuat mereka langsung bersiap-siap. Tangan kanan mereka dengan sigap menggenggam senjata yang terletak di samping pinggang mereka. Memasang kuda-kuda sebagai penjagaan awal.

     "Hyaaa!"

Sriing! Tring!

     Suara pedang saling beradu satu sama lain memenuhi ruangan hampa. Kini, baik Gravy maupun Procella tengah mempertahankan mimpi mereka. Mereka tak akan membiarkan harapan dan mimpi mereka padam hanya karena terjebak dalam peperangan mengerikan seperti ini.

     "Tch, matilah kalian!" Geram salah satu sosok berpakaian hitam yang tengah menghunuskan pedangnya ke arah punggung Kakeru dengan cepat, tanpa Kakeru sadari.

    Sriing! Taak!

     Sebuah kilatan pedang bergagang warna hijau pucat dengan cepat menahan serangan yang dihunuskan kepada Kakeru. Beruntung saja Rui dengan cepat dapat menahannya.

    "Tch! Kau menggangguku!" Geram sosok itu dan semakin menekan samurai Rui dengan samurainya.

    "Rui, berhati-hatilah!" Kakeru menangkis serangan yang diberikan kepada Rui. Rui dan Kakeru, mereka saling memperingati dan melindungi satu sama lain. Saling membelakangi dalam bertarung.

I WILL [NOT] BE YOUR STARLIGHT FOREVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang