PART 3

8.2K 507 19
                                    


BUDAYAKAN LIKE SEBELUM BACA!

***

Jam kerja sudah habis, seluruh karyawan AFZETA Company juga sudah mulai meninggalkan biliknya masing-masing untuk bergegas pulang.

Petang mulai menyapa, sebenarnya masih pukul 5 sore. Tetapi, karena efek mendung hari ini, menyebabkan langit menjadi gelap, sehingga terlihat seperti sudah petang.

Sama pula dengan pekerja lainnya, Prilly juga sudah selesai beres-beres kerjaannya. Dia bergegas meninggalkan bilik kerjanya. Keluar, dan melirik sebentar pintu ruangan sang atasan.

'Mungkin sudah pulang!' Batin Prilly mengangkat bahunya.

Baru akan berbalik pergi dari sana, sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya dan mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Mr. Freezata?" Refleks Prilly memanggil nama atasannya karena melihat sang boslah yang menahan tangannya.

"Ah iya maaf." Ujar Alino melepaskan tangannya yang masih mencekal tangan sekretarisnya itu.

"Ada yang bisa saya bantu sir?" Tanya Prilly.

"Tidak. Kau akan pulang?" Prilly mengangkat sebelah alisnya.

"Iya" Singkat Prilly membalas.

"Dengan siapa?"

"Mungkin, saya akan memesan taxi online Mr. Freezata. Kebetulan, mobil saya sedang di bengkel." Jelas Prilly.

Alino menganggukan kepalanya paham.

"Mau ikut dengan saya?" Tawar Alino.
"Hah?"

"Iya, mau saya antar? Dari pada memesan taxi. Wanita tidak boleh pergi sendirian malam-malam, bahaya!" Ujar Alino yang berusaha mempertahankan ketenangannya.

Prilly diam, mempertanyakan keanehan pada bosnya itu.

'Dia kenapa? Bukannya setahuku dia itu dingin, tak tersentuh apalagi dengan wanita?'

"Hello Ms. Lily?" Panggil Alino membuyarkan lamunan Prilly.

"Ah, kenapa Sir?" Gagap Prilly menjawab.

"Bagaimana? Mau saya antar?" Tanya Alino lagi menawarkan.

'Ah terserahlah dengan sikap anehnya ini, malah bagus bukan, kalo dia baik sama aku, akan lebih mudah untuk membuatnya jatuh!' Batinnya menyeringai.

"Ah boleh Mr. Freezata, kalau tidak merepotkan Anda." Jawab Prilly menyetujui ajakan pulang bareng dari atasannya itu.

"Baiklah, mari!" Alino mempersilahkan Prilly untuk mengikutinya menuju mobil miliknya.

.
.

Kini keduanya tengah berada di elevator, hanya berdua. Tidak ada karyawan lain yang menghuninya, karena memang kantor benar-benar sepi. Tinggalah si pemilik perusahan bersama sekretarisnya.

Keadaan hening, tidak ada yang bersuara antara keduanya. Sama-sama bungkam.

Hingga elevator yang mereka naiki itu berguncang, Prilly yang tak siap dan kehilangan keseimbangannya merasa akan jatuh, tetapi ada tangan kokoh yang menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

BASTARD BOSSWhere stories live. Discover now