Bab 19: Keputusan Keluarga

6.7K 244 12
                                    

Vote dulu baru baca!!

Happy Reading,,
Sorry, typo bertebaran...
_________________________________________________________》》

Tokk... tokk...

Bunyi ketukan pintu membuat vano mengalihkan pandangan sebentar dari laptop nya.

"Masuk"

Setelah memberi izin orang diluar sana untuk masuk, vano kembali berkutat dengan pekerjaannya. Lalu tak lama pula zhea masuk kedalam ruangan papa nya dengan wajah datar yang menghiasi.

"Pa.." panggil zhea saat ia berada dihadapan papa nya.

Vano yang baru saja menyadari keberadaan putrinya pun menoleh seraya tersenyum.

"Loh zhe? Tumben kamu mau kesini, kenapa sayang?" Tanya vano kebingungan, pasalnya putrinya itu sangat jarang mendatangi kantornya.

"Disuruh mama ambil barang" ucap zhea dengan santai.

Vano mengernyit heran namun tak lama ia teringat pesan istrinya tentang suatu barang. Ia pun segera berdiri dan menelfon Aron untuk datang keruangannya.

"Baik, saya tunggu diruangan sekarang juga!" Ucap vano diakhir percakapan melalui telefonnya.

"Zhe, duduk dulu gih barang titpan mama baru diambilin om Aron dimobil papa" jelas vano lalu mengajak putrinya duduk.

"Iya pa"

Dan tak lama pintu ruangan diketuk dan terbuka muncullah seorang pria paruh baya yang dikenali sebagai tangan kanan papa zhea.

"Ini pak barangnya" ucap om Aron sambil menyerahkan sebuah paper bag kepada vano.

Vano mengangguk seraya menerima,
"Terima kasih, kembalilah bekerja"

"Baik pak sama permisi, nona?" Pamit Aron lalu menoleh kearah zhea.

Zhea yang fokus dengan ponsel pun mendogak saat mendengar ada yang memanggilnya.

"Iya om" jawab zhea singkat.

Setelah aron keluar meninggalkan ruangan vano langsung memberikan paper bag tadi kepada putrinya. Zhea menatap bingung dengan apa yang disodorkan papa nya.

"Ambil, itu pesenan mama" jelas vano seakan mengerti kebingungan zhea.

"Owhh....." Lalu zhea menerima barang itu.

"Kamu pulang bareng papa aja zhe, habis ini tapi papa ada rapat bentar, gimana?" Tawar vano dengan cepat zhea menggeleng.

"Gak usah, pa" jawab zhea.

"Loh? Kenapa emang?" Tanya vano bingung.

"Zhea bawa mobil tadi" jawab zhea singkat.

"Yaudah mobil kamu biar dibawa pak man aja kalo gitu" saran vano namun lagi-lagi zhea menggeleng.

"Udah zhea pulang sekarang aja, mama udah nunggu kasian" ucap zhea dan vano hanya pasrah menerima.

"Yaudah kalo gitu deh"

Zhea bangkit dari duduknya lalu menatap papanya dan menyalimi tangan sang papa.

"Zhe pulang ya, pa" pamit zhea.

Vano mengangguk lalu mengelus lembut puncak kepala putrinya.

"Hati-hati nyetirnya" pesan vano.

"Iya, assalammualaikum" salam zhea lalu meninggalkan ruangan.

"Waalaikumsalam.." jawab vano menatap kepergian putrinya.

***

My Bad Boy Husband√ [ #1 Zayland Series ]Where stories live. Discover now