TRACK 4 - SOMETHING THERE IS ABOUT YOU

Start from the beginning
                                        

"Seratus dolar gue?" Tanyanya lagi menyodorkan telapak tangannya.

"Ser, lo inget kan gue masih punya waktu tiga tahun untuk itu?" Katanya.

"Hm." Angguknya.

"Kan bisa aja gue tiba-tiba viral terus terkenal."

"Hm.." Angguknya lagi.

"Lagi-lagi lo meremehkan kemampuan gue, ckckck."

"Hahahaha.." Gadis itu terkekeh.

"Btw..lo gimana? apa yang terjadi di kehidupan lo selama tujuh tahun ini?" Tanya Radith.

"Wait.. hehehe.. you're still that adorable." Kata Sera sambil mencoba menghentikan tawanya.

Adorable bukan kata yang ia harapkan dari seorang gadis, terutama Sera.

****

Sera tidak menyangka percakapannya bersama Radith sore itu bisa membuat perasaannya jauh lebih baik, nama Reza sama sekali tidak terlintas satu kali pun di pikirannya. Ternyata sungguh menyenangkan bisa kembali bertemu dengannya. Mengingatkannya akan memori masa mudanya dulu. Seperti fakta bahwa dulu dirinya adalah gadis tomboy yang tidak pernah peduli akan penampilannya.

Radith benar, sudah tujuh tahun berlalu sejak mereka terakhir bertemu. Time flies so fast. Ia berkata dirinya kini berubah. Namun baginya ia tidak pernah berubah. Sera yang dulu masih ada dalam dirinya. Namun mungkin yang berbeda kini adalah caranya berpakaian. Ia kini berpenampilan lebih rapih karena pekerjaannya menuntut dirinya seperti itu. Terkadang di waktu senggangnya ia seringkali tidak peduli.

Sera menatap kedua anak yang saling mengejar satu sama lain sambil tersenyum riang. Masa kanak-kanak yang selalu ia rindukan. Ketika arti kebahagian masih begitu sederhana. Ia merindukan masa-masa itu.

Satu hal yang ia tahu dari seorang Radith adalah mimpinya untuk menjadi seorang musisi. Ia terkejut ketika Radith mengatakan dirinya sekarang bekerja sebagai budak korporat dan berkuliah di jurusan ekonomi bisnis.

"I guess most of the time, life doesn't work the way we want it."

Jawaban Radith tentang alasan dari keputusannya merubah arah karirnya sesungguhnya mengetuk hatinya. Radith tidak tahu jika ia sangat mengerti dan memahami kalimat yang ia ucapkan itu. Baginya dunia seperti berkonspirasi untuk bekerja sejauh mungkin dari ekspektasinya. Semuanya dimulai dari perceraian kedua orang tuanya akibat pengkhianatan yang dilakukan ayahnya dengan lebih memilih untuk hidup bersama wanita lain, kematian ibunya yang tiba-tiba, juga nasib malangnya di setiap kisah percintaan yang ia jalani.

Namun ia senang ketika mendengar Radith masih bermusik. Ia senang jika ada kemungkinan jika ia tidak akan mendapatkan 100 dollarnya. Pria itu akan mengajaknya untuk melihatnya tampil di sebuah cafe. Walaupun Ia tahu jika Radith memiliki passion di bidang musik, ia belum pernah benar-benar mendengar musik seperti apa yang dikerjakan oleh pria itu.

Radith ternyata tidak pernah berubah. Ia masih seorang pria menggemaskan yang ia temui di London ketika itu.

"So..How's life setelah lo pulang dari London dulu?" Tanya Radith. Sera sekejap terdiam sebelum akhirnya bersuara. Kini gilirannya untuk bercerita mengenai apa yang terjadi di kehidupannya setelah pertemuan mereka kala itu.

"Ehem..gue masuk kuliah setelah dari London, Dith. Ngambil jurusan hukum. Sehabis itu sekolah jadi pengacara, sekarang sibuk ngurusin kasus perdata korporasi." Jawabnya.

Ternyata jika diingat, kehidupannya tidak terlalu menyedihkan.

"Lo? Lawyer? Waw.."

"Kenapa? Gak cocok ya sama gue yang begundal ini?" Tanyanya ketika melihat reaksi tidak percaya Radith.

"Nope.. cocok banget buat lo. Pengacara lain pasti takut kan sama lo.. Haha." Kata Radith.

"Yeee.. emang gue anjing galak!" Seru Sera menyipitkan matanya lalu pura-pura mendengus.

"Tuh gini nih, mana ada yang berani kontra lo kalau kayak gini." Kata Radith sambil menunjuk wajah Sera. Sera kemudian pura-pura mendengus kesal.

"Marah?" Tanya Radith. Sera kemudian merasakan wajah Radith mendekat, mencoba memeriksa apakah dirinya benar-benar marah padanya.

Sebuah ide kembali terlintas di pikirannya.

"Do I look mad to you?" Tanya Sera, ia sengaja menoleh dan menatap wajah Radith. Wajah mereka kini hanya terpisahkan oleh jarak beberapa centimeter saja. Sekilas mata mereka bertemu sebelum Radith memalingkan wajahnya.

"Gak.. gak marah.." Katanya singkat. Sera kemudian tersenyum.

Yaps. He's still that adorable sweet heart.

****

Sera tidak tahu jika saat itu mata Radith dibuat terpaku. Jarak wajah mereka yang begitu dekat kini mengingatkannya kembali akan memorinya tujuh tahun yang lalu. Ketika bibir mereka saling bersentuhan sebelum akhirnya berpisah.

Gadis itu tidak tahu apa yang kini terlintas dalam pikirannya.

Mata mereka sekilas bertemu pandang, dengan gugup Radith kemudian memalingkan wajahnya. Ia menggumamkan sesuatu sebelum kemudian ia mendengar kalimat itu.

You're still that adorable.

Yang Radith sadari kemudian gadis itu mencubit gemas pipinya. I

Apa ia masih terlalu mudah untuk dikelabui olehnya?

"Aww sakit.. dan lo masih cewek gila dan unik yang pernah gue temui." Balasnya. "Ehem.." Ia harus menutupi kegugupannya.

"Of course." Katanya bangga. "Let's eat. I'm hungry." Katanya lalu berdiri di hadapannya. Radith kembali menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Amira Sera.. you.."

"Yap..that's me. Let's go, I'll show you tempat makan enak dan murah di sekitar sini.." Katanya sambil melenggang dan mulai berjalan menjauhinya. Sambil membawa tas gitarnya, ia pun mengikuti langkah gadis itu.

No.. this is not the end. I'm not losing yet - gumam Radith dalam hati.

.......

        .......

Something there is about you that moves with style and grace
I was in a whirlwind, now I'm in some better place.
My hand's on the saber and you've picked up the baton
Somethin' there is about you that I can't quite put my finger on.

****

Thank you for reading another chapter of STRINGS.

XOXO,

Sadddh.

STRINGSWhere stories live. Discover now