Deg! Vanilla merasakan desiran aneh menjalar pada dadanya saat melihat senyuman itu. Sejak mereka rasmi menikah, memang ada yang pelik tentang sikap suaminya. Maddy lebih kerap tersenyum. Malah suaminya itu lebih memberi perhatian padanya.

"Jangan berubah baik padaku, Maddy. Jangan sampai aku kembali mencintaimu. Kerana jika itu terjadi, aku takkan sanggup melepaskanmu untuk Anila."

Vanilla memandang Maddy dengan mata tidak berkerdip. Meski Maddy menggoyangkan jari di hadapan Vanilla, isterinya tetap menatapnya dengan kaku. Hingga Maddy mencium lembut bibir tipisnya, barulah Vanilla mengerdipkan matanya.

" Mungkinkah isteriku sudah terbayangkan sang kekasih pada wajahku?" Maddy menyindir Vanilla.

"Aku mahu mandi, Maddy," tanpa mempedulikan sindiran suaminya, Vanilla menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Seketika wajahnya merona.

"Maddy..." Vanilla menutup mulut dengan telapak tangannya. Dia begitu terkejut melihat tubuhnya hanya dibaluti lingerie merah yang seksi.

"Kenapa? Kau kelihatan seksi memakainya, Vanilla. Walau di mataku, kau selalu lebih cantik jika tubuhmu tidak ditutupi apapun," Maddy mengenyitkan mata. Dalam hati dia tertawa melihat pipi isterinya yang sudah seperti udang kena celur.

"Kau yang menukar pakaianku?" tanyanya ragu. Dia masih tidak percaya suaminya memperlakukannya sebaik itu.

"Kau mengharapkan Ivander yang menukarnya?" Maddy menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan juga.

"Kau menganggap aku semurah dan sehina itu, Maddy?" Vanilla merasakan matanya panas. Betapa hina rasanya saat Maddy menuduhnya mengharapkan Ivander menukar pakaiannya pada saat dia masih bergelar isteri pada lelaki itu.

"Oh, my god! Aku cuma mengusikmu, Vanilla," Maddy dengan spontan menarik Vanilla ke dalam pelukannya.

"Jika kamu diberi pilihan untuk memilih aku atau Ivander, siapa yang akan kau pilih, Vanilla?" Entah kenapa soalan itu terlintas dalam kepala Maddy saat ini.

Vanilla membuang pandangannya. Pertanyaan Maddy seolah-olah memberinya peluang untuk memilih. Sedangkan kenyataannya pilihannya hampir tiada. Maddy sudah mendominasi hidupnya. Lelaki itu sudah mengambil kesuciannya, harta yang sebelumnya disimpan kukuh untuk Ivander saat lelaki itu sudah bergelar suaminya.

" Siapa yang akan kau pilih, Vanilla?" Maddy mengulangi pertanyaannya. Jujur, sebenarnya Maddy takut andai Vanilla mengatakan dirinya memilih Ivander.

" Aku pasti kamu tahu jawapannya, sayang. Kamu pasti tahu siapa lelaki yang kamu cintai saat ini. Kamu pasti sudah memikirkan siapa lelaki yang lebih layak menghuni hatimu," tutur Maddy.

" Untuk soalanmu, semalam memang aku yang menukar pakaianmu. Aku tidak mungkin membiarkan Ivandermu atau lelaki manapun melihat dan menyentuh tubuh telanjang isteriku. Hanya aku yang berhak, Vanilla. Kamu suka atau tidak, rela atau tidak, tetap hanya aku yang berhak ke atas dirimu," Maddy mengangkat dagu Vanilla agar wanita itu memandangnya. Pandangan mata mereka bertemu.

" Sampai bila, Maddy? " Vanilla terus menentang tatapan Maddy yang tajam menusuk ke dalam matanya, malah terasa tembus ke hatinya.

" Sampai aku bosan. Sampai aku tidak menginginkanmu lagi," jawabnya. Jawapan yang membuat Vanilla terkedu. Lagi-lagi lelaki itu mengucapkan kata-kata yang menyinggung perasaannya.

"Atau mungkin sampai Anila kembali? Jika Anila cepat kembali, kau akan cepat membebaskanku, Maddy?" Maddy hanya tergelak mendengar pertanyaan isterinya.

"Meski Anila segera kembali, tetapi aku masih menginginkanmu, aku tidak akan melepaskanmu, Vanilla. Kamu mendengarnya, sayang? Aku tidak akan melepaskanmu selagi aku masih menginginkanmu, Vanilla, " Maddy memegang dagu Vanilla hingga wajah wanita itu terngadah dengan bibir terbuka.

" Dan nampaknya hingga saat ini aku masih menginginkanmu, sayang. Dan aku tidak tahu sampai bila aku akan berhenti menginginkanmu, " dia menatap mata Vanilla. Wajahnya menunduk hingga kian hampir dengan wajah Vanilla.

Cup! Bibirnya mencapai bibir Vanilla, mengulum bibir itu lembut tetapi begitu menuntut.

" Bibirmu masih terasa manis, Vanilla. Semanis kali pertama aku menyentuh dan menikmatinya," bisik Maddy. Vanilla ingin menolak, tetapi sialnya reaksi tubuhnya berbeza. Tanpa disedarinya, dia mengalungkan tangan pada tengkuk suaminya.

Vote dan komen.
Selamat membaca.

Tbc...

Please, Release Me ✔️Where stories live. Discover now