Sang Terpilih vs Sang Pemilih

425 31 92
                                    

Pernah dengar tokoh The Chosen One?

Nggak? Jelaslah. Itu istilah buatan saya kok.

Pernah dengar tokoh The Moved One?

Nggak? Ya iyalah, baru aja saya bikin itu istilah.

-

Saya ganti pertanyaannya.

Pernah nggak kalian baca, di satu cerita, tokoh utama kalian melawan tokoh jahat karena terpilih oleh sebuah kekuatan mahabesar, wangsit alias ramalan, atau sekadar firasat? Pernah dengar cerita semacam itu?

Sekarang,

Pernah nggak kalian baca, di satu cerita, tokoh utama kalian melawan tokoh jahat karena punya dendam, orang yang dia sayangi tersakiti, mendapat kewajiban yang nggak bisa dielakkan, atau sudah kehilangan segalanya?

Bisa kalian kasih contohnya masing-masing kan?

-

Sebenarnya aspek ini masuk plot dan penokohan sekaligus, karena salah satu kuat di Tokoh, sementara satu lagi kuat di Plot. Bisa keduanya. Jadi akan saya sebut Stereotip The Chosen One dan The Moved One saja.

-

Q: Kenapa nggak Sang Terpilih dan Sang Pelopor?

Saya nggak suka kalau nggak ada rima-nya.

-

Q: Tapi kan bahasa Inggrisnya jadi aneh!

Saya nggak pernah bilang, saya jago bahasa Inggris. Yah, sekali-kali menunjukkan kebodohan, nggak apa-apa lah ya. BIar click-bait kayak para youtuber itu! Haha

-

Ini sebenarnya topik yang mungkin agaknya akan menyinggung beberapa pihak, apalagi fandom garis keras yang gampang terpelatuk. Jika kalian merasa menjadi bagian dari fandom itu dan dirasa nggak akan bisa ngendaliin emosi di lapak orang, saya persilakan kalian pergi.

-

Oke, seperti yang saya bilang, Sang Terpilih adalah tokoh yang dipilih lewat ramalan atau wangsit. Bahkan dalam beberapa karya, sebuah firasat.

Yeah, kind of funny. I know right?

Cukup satu kalimat sih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cukup satu kalimat sih. "Aku bisa merasakannya. Aku yakin dialah orang yang tepat." Dan emang, bum, si tokoh utama kita yang ternyata awalnya diremehin banget, punya bakat yang overpower. Lahirlah The Chosen One. Dan uniknya si pencari itu berhasil mendapatkan The Chosen One setelah berulang kali gagal.

Oh, sungguh kebetulan yang indah.

Bukan berarti saya nggak suka The Chosen One ya. Stereotip ini banyak digunakan di buku-buku middle grade alias buku anak-anak dan remaja. Kenapa?

JURNAL KREATIFWhere stories live. Discover now