34. Tolong Menjauh

Start from the beginning
                                        

"Alasan aku minta kamu jauhin bu Alyssa bukan karena aku cemburu Ta. Emang waktu kamu dekat sama Lavina aku minta kamu jauhin dia? Enggak kan! Justru aku yang minta pilih kemana hati kamu mengarah. Dan akhirnya kamu berbalik ke arah aku dan saat itu aku percaya kamu, aku gak pernah ragu sama perasaan kamu, aku tau kamu sayang sama aku. Sekarang aku minta jauhin bu Alyssa, karena dia terlalu bahaya untuk jadi seorang manusia." Alle sudah mulai mengeluarkan air matanya karena ketakutan itu mulai menjalar dalam dirinya.

"Kamu terlalu kemakan cerita orang Al, bu Alyssa gak gitu orangnya." jelas Genta yang jelas mengenal betul dosen itu, karena ia adalah seorang asisten bu Alyssa.

Alle menutup wajahnya dengan kedua tangannya, kini ia duduk di tepi kasur Genta.

"Kamu mulai percaya sama dia, itu artinya aku perlahan harus mundur dan harus ngalah..." Alle menangis sesenggukan sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Genta beringsut mendekat ke arah Alle dan bersimpuh di depan gadis itu.

"Al, kenapa kamu bicara kayak gitu? Kenapa kamu bicara soal mundur dan ngalah? Aku nilai dia baik sebagai dosen, dia cukup humble soal apapun. Sebenarnya orang lain aja yang terlalu berlebihan soal cerita-cerita tentang dia." jelas Genta sambil menyentuh lembut lutut Alle.

Alle menegakkan kepalanya lalu menatap manik Genta. Sedangkan Genta bergerak untuk menghapus air mata Alle.

Gadis itu memeluk Genta dan kembali menangis sesegukan. "Aku gak akan cabut kata-kata ku tadi." ucap Alle dengan suara seraknya.

Genta mengusap pelan punggung Alle, "Coba jelasin, apa yang buat kamu jadi bersikeras kayak gini?" tanya nya lembut.

Alle melepas pelukannya dan menatap Genta, menyuruh pria itu untuk duduk di sampingnya. Dengan cepat, Genta menuruti untuk duduk di samping gadis nya.

"Bu Alyssa minta aku jauhin kamu, dia bilang aku salah satu penghalang untuk dapetin kamu. Kalau sampai aku gak turutin, dia bilang kalau setelah ini aku akan menangis." Alle menceritakan inti dari pembicaraan kemarin bersama bu Alyssa.

"Kapan kalian ketemu?" tanya Genta menatap Alle serius.

"Kemarin." jawab nya.

"Dia beneran bilang kayak gitu?" tanya Genta.

"Kamu percaya dia atau aku? Terserah." ucap Alle sebal.

"Aku percaya kamu Al.. Cuma masih gak percaya aja dia beneran ngomong kayak gitu." Genta menatap Alle serius.

"Kamu tau kan, aku gak tertarik soal menjelekkan orang lain. Ini fakta, bukan karena aku iri atau cemburu karena dia suka sama kamu." ucap Alle yang mulai menaikkan nadanya.

"Iyaa Al.. Iya aku percaya sama kamu." balasnya dengan mengelus pucuk kepala Alle agar tak emosi.

"Aku harus bicara sama dia, bukan hak dia bicara kayak gitu sama kamu." Genta masih menggunakan nada setenang mungkin.

Alle langsung menyentuh tangan Genta dan menggeleng cepat. "Engga, jangan bilang apapun sama dia. Aku cuma minta jauhin dia secara perlahan. Udah itu aja.. " pinta Alle dengan sedikit penekanan.

"Alleira.. Sebenarnya cerita versi mana yang udah kamu dengar? Hm?" tanya Genta menatap Alle lembut.

"Tentang dosen yang pernah di sukai sama bu Alyssa dan katanya meninggal sebelum menikah." curhat Alle dengan nada sebal, karena Genta masih saja merespon santai ketakutan nya.

Introvert 2Where stories live. Discover now