Chapter Lima Puluh Tujuh | Sekadar Saran

Start from the beginning
                                    

"Ya terserah aku dong, mau berdiri, jongkok, tengkurep, kayany, urusannya sama kak Dylan apa?"

"Yaudah, gue cuman nyuruh duduk, ribet amat." Lalu Dylan mengeluarkan ponselnya, dia memberitahu Bella bahwa dia sudah ada di rumahnya. Tak lama dari sana Bella turun.

Gadis cantik dengan balutan piyama hello kitty berwarna pink, rambutnya diikat. Matanya masih terlihat bengkak, tapi dia langsung menatap ke arah Dylan tanpa minat sebelum akhirnya tatapan dia beralih ke arah Melody yang masih berdiri diambang pintu.

"Lo gak nyuruh dia masuk?" selidik Bella kepada Dylan, "Emang lo brengseknya gak nanggung."

"Lah... anaknya yang gak mau, belum disuruh tuan rumahnya masuk katanya," sindir Dylan

Ingin rasanya Melody menggeplak kepala Dylan. Kesal. Tapi memang benar seperti itu, rasanya tidak sopan apalagi mengingat ini adalah kali pertama Melody datang ke rumah Bella.

"Masuk Mel, dingin disitu, tutup pintunya sekalian."

Melody mengangguk dan menuruti perintah Bella barusan. Dia duduk di sofa yang cukup jauh dari Bella dan Dylan, gadis itu memperhatikan keduanya yang terlihat sangat dekat. Bagaimana Dylan mengelus rambut Bella kemudian mengacak-ngacaknya, Bella yang mengomel. Entah mengapa dia merasa asing dan sepertinya pilihan yang salah ada disini sekarang.

"Eh... sorry Mel...," ujar Bella, "Udah kan?" tanyanya kini pada Dylan, "lo balik sama, gue sama Melody mau tidur."

"Iya elah." Dylan kini bangkit berdiri, dia menatap ke arah keduanya, "yang akur jangan berantem."

"Apaan sih lo," sewot Bella, "gajelas emang."

Setelah Dylan pulang, Bella menatap ke arah Melody dan mengajaknya untuk naik ke kamarnya. Melody menurut saja, dia hanya diam tak berbicara sama sekali. Sejujurnya dia bingung harus memulai pertanyaan atau obrolan dari mana. Benar-benar canggung.

"Lo deket lagi sama Dylan?" tanya Bella tiba-tiba

"Enggak, kak. Kenapa?" jawab Melody

Bella menggeleng, "Ya abisnya lo dianterin Dylan ke rumah gue malem-malem agak aneh."

"Ketemu di kafe, terus gitu deh, aku lagi gak mau pulang aja."

"Oh... begitu." Bella mengangguk-anggukan kepalanya, dia tidak terlalu mau ikut campur urusan pribadi Melody, jadi dia tidak menanyakan lebih lanjut permasalahan Melody.

Mengenai dia yang tidak mau pulang malam ini. Bella hanya sekadar memberi tempat untuk Melody tidir malam ini, dia juga tidak keberatan jika harus berbagi ranjang yang sama dengan Melody.

"Lo udah ketemu Fathur setelah dapet paket itu?" tanya Bella

Melody menggeleng, "Belum, kata kak Dylan jangan dulu ketemu sama kak Fathur."

"Lo kok nurut banget apa kata Dylan," kekeh Bella, yang dibalas raut wajah bingung serta khawatir dari Melody.

"Salah ya kak aku?"

"Hahaha... enggak, gak salah, kalau lo merasa apa yang dibilang Dylan benar ya gapapa, tapi jangan terus-terusan di ikutin. Nanti dia ngerasa punya hak ngatur lo."

Jawaban Bella barusan membuat Melody sedikit paham, dia mengangguk. Kedua matanya melihat kamar Bella yang bernuansa pink pastel, banyak foto-foto Bella serta Dylan, Bella dan keluarganya dan Bella sendiri.

"Kak Bella emang sedeket itu ya sama kak Dylan?"

"Iya, kan udah bareng aja sih dari kecil. Jadi kaya ada yang kurang kalau dia gak ada."

MeloDylan 2 (Retrouvailles)Where stories live. Discover now