SI ANAK 4

1.4K 38 2
                                    

▪️◾◼️◾▪️

Suara-suara itu membuat Nia merasa tidak tenang, seakan puluhan pintu dibuka secara bergantian, hal yang membuat Nia penasaran, namun, ketakutan seperti mengurungnya, ia menutup telinganya dengan bantal, membiarkan suara itu, menghilang dengan sendirinya.

Keesokan paginya, Nia membuka kamar, ia melihat dengan seksama, namun, tampaknya tidak ada yg terjadi ditempat ini, Silvi sudah berganti seragam, menyapa Nia, lalu melangkah pergi, bergabung bersama anak-anak lain, mereka menuju sekolahnya masing-masing.

"Ibuk pengen kamu sekolah, ibuk sudah mengurus surat-suratnya, besok, mungkin kamu sudah bisa ikut bersama yang lain" Kata ni Ika tersenyum.

"Iya ni, terimakasih" Sahut Nia, selama dirumah, Nia penasaran, sebesar apa rumah ini, ia kemudian, menelusuri sejengkal demi sejengkal.

Nia masih mengawasi stiap pintu, selalu saja ada lonceng diatasnya, hingga Nia melihat sebuah ruang, dengan anak tangga yg terputus, tempat itu, cukup sulit diakses karena latarnya yg jauh dibelakang, anehnya, hanya ada satu pintu disana, dan tepat dipintu itu, tidak ada lonceng. Namun, Nia tahu, tidak ada cara untuk kesana, tangga kayu itu seperti sudah lama patah, Nia berbalik, berniat kembali ke kamar, sebelum, ia mendengar, seseorang, seperti menggaruk pintu darisana, suaranya terdengar hingga Nia merasa, ada orang didalam sana.

Nia langsung pergi, ia meninggalkan tempat itu, seperti apa kata hatinya, tempat ini, jauh dibelakang dan aksesnya yang benar-benar sulit, ia merasa, tempat itu adalah tempat wingit, dari suasananya, Nia bisa membaca, bahwa sebagian rumah ini, rupanya tidak diurus dengan baik.

Nia kembali ke kamar, menutup pintu, ia memutuskan menghabiskan waktu tidur diatas ranjang, namun, ketika Nia merebahkan badannya, ia melihat sesuatu di meja, sebuah foto kecil hitam putih, ia baru menyadari, bila di meja itu, ada pigura menyerupai liontin dengan foto kecil disana, ia mendapati foto wanita yg sama, ia mengenakan pakaian yg sama persis, dengan foto yang Nia lihat diruang tamu.

"Siapa wanita itu? Sepenting itu kah dia, sampai fotonya ada dimana-mana" 

Nia meletakkanya, menunggu sendirian, tanpa Silvi tempat ini lebih sunyi.

Terdengar lonceng berbunyi, Nia terbangun dan melihat Silvi melangkah masuk, melemparkan tasnya serampangan, kemudian melepaskan sepatu dan seragam sekolahnya, Nia bangun untuk membereskannya, meletakkan dimana seharusnya benda itu berada.

Ia merasa, Silvi seperti adik kecilnya. Seperti biasa, Silvi mulai bicara banyak, dan dari pembicaraan yg banyak itu, Nia hanya mengangguk, tidak ada satupun kalimat yg ia mengerti, kecuali, saat ia meragakan gerakan untuk minum, Nia baru mengerti, Nia dan Silvi, melangkah pergi, menuju dapur.

Ditengah perjalanan, Nia bertemu seorang perempuan, wajahnya tampak menyelidik, ia menatap Silvi kemudian Nia bergantian, lantas kemudian mengatakannya,

"Kalau aku jadi kamu, aku akan menghindari anak ini"

Perempuan itu melewati Nia begitu saja, sembari meilirik jijik Silvi, meski perempuan itu mengatakan hal itu didepan Silvi, ia tampak tidak perduli, lebih tidak tahu maksud kemana ucapan perempuan itu tadi, mereka pergi kedapur, setelah selesai, Silvi, berjalan menuju tempat yang Nia hindari, Nia memanggilnya, tapi Silvi justru menuju kesana. Ia berhenti tepat didepan pintu itu, melihatnya, kepalanya mengadah keatas, seakan menunggu sesuatu keluar darisana, Nia yg melihatnya, menariknya,

SI ANAK ✅Where stories live. Discover now