HT - 1.4

1.8K 315 41
                                    

"Changbin!"

Changbin baru saja tiba di area gedung mes pemain saat tiba-tiba sebuah suara memanggil namanya nyaring. Ia menoleh spontan, mencari sumber suara yang tadi sempat membuatnya terkejut. Kini, beberapa meter dari tempatnya berdiri, ada Jisung yang tengah tersenyum lebar seraya melambai ribut. Lelaki yang lebih muda dari dirinya itu sekilas tampak bahagia jika diperhatikan. Pun, dengan kilat mata berseri yang bersuar. Changbin masa bodoh, lebih memilih melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam ruang utama. Sampai sebuah rangkulan menyapa bahunya.

"Kenapa lo?" Changbin bertanya.

Namun tak ada jawaban yang terlontar untuk pertanyaan tersebut. Jisung yang menjadi objek, justru lebih memilih asik bersenandung riang. Tak ada obrolan sama sekali disana. Sedang Changbin hanya berjalan mengikuti kemana kaki lelaki itu melangkah. Saat keduanya tiba diruang tengah, Changbin dengan cepat juga melepaskan diri dari jeratan Jisung. Berlari ke arah Jeongin dan Chan yang tengah menatap kasihan pada dirinya. Kedua alis Changbin terangkat, dagunya ia bawa mengarah pada Jisung yang tengah duduk di sofa. Isyarat bertanya terlontar. Sayangnya yang ditanya hanya menggeleng tak mengerti.

"Pacar lo ke stadion jam berapa?" Chan membuka obrolan. Tangannya menyodorkan secangkir kopi panas pada Changbin.

"Kisaran siang atau sore."

"Gak terlalu awal emang, kak?" Jeongin menginterupsi.

"Biasa kalo suporter kayak Felix gitu dia bakal cari merchandise dulu, Jeong. Ntar kalo udah dapet, baru masuk tribun."

Jeongin mengangguk mengerti, sedangkan Changbin membenarkan penjelasan yang kapten timnya itu paparkan.

"Tapi pagi tadi gue baca berita, katanya, panpel bakal kasih merch gratis buat setiap kategori tribun." Jelas Chan lagi.

Changbin yang mendengarnya hanya terkekeh kecil. Membayangkan bagaimana Felix penuh dengan segala merchandise, terlebih stiker emblem yang biasanya pria itu jadikan hiasan untuk pipi setengah bulatnya. Kepala Changbin tiba-tiba menunduk, bayangan wajah menggemaskan milik kekasihnya itu baru saja melintas tepat dimatanya. Entah mengapa, pria itu selalu terlihat lucu dengan caranya sendiri.

Meninggalkan Chan dan Jeongin yang masih saling berbicara, ekor mata Changbin diam-diam mengamati sekitar. Belum terlalu banyak orang diruangan ini, padahal jam sudah menunjukan pukul delapan pagi dari jadwal yang ditentukan. Tujuan timnya berkumpul sepagi ini, walau pertandingan masih akan berlangsung malam nanti, adalah guna menjaga mental juga kekompakan. Mungkin coach nya itu akan sedikit memberi beberapa arahan, mengingat ini adalah pertandingan final yang harus dituntaskan. Merasa tak ada yang menarik, Changbin beralih fokus pada gelas kopi ditangannya. Menenggak habis sisanya, lalu meletakkan kembali gelas tersebut ke atas meja. Kini hangat itu menjalar di jalur tenggorokannya. Namun selang detik berikutnya, netra Changbin kembali menangkap sosok Jisung yang tengah menatap ke arah dirinya. Sudut bibir pria itu tertarik usil. Tangannya menggantung lugas diudara, lengkap dengan jari telunjuk serta ibu jarinya yang saling bersilang.

"I love you." Katanya. Flying kiss imajinernya mendarat tepat di wajah Changbin.

Detik itu juga Changbin pergi menjauh dari sana. Entah kemana, terpenting bisa menjauh dari si tupai.

 Entah kemana, terpenting bisa menjauh dari si tupai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] Half Time ;changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang