18

5K 427 93
                                    

Pagi-pagi Dome tampak mengantar suaminya yang hendak pergi bekerja sampai pintu depan. Dengan langkah pelan karena menahan beban di perutnya Dome mengekori Pavel.

Sampai di depan pintu mereka berhenti. Pavel langsung mengambil posisi berlutut di depan istrinya. Memegang perut besarnya dengan kedua tangan.

"Papa pergi kerja ya, baby. Jangan nakal di rumah dengan mama. Kalau mulut mama jedar-jedor seperti petasan baby jangan kaget, memang sudah hobynya begitu." Ucap Pavel lirih.

"Ekhem !!" Pavel mendongak. Menatap istrinya yang sudah pasang muka judes.

"Apa? Katanya mau pergi??" Dome berucap ketus.

Pavel berdiri. "Ehh iya, iya ini mau pergi kok."

"Ya sudah sana. Pergi-pergi.." Dome mendorong Pavel masuk ke mobilnya.

"Nanti aku pulang malam, ya kak." Kata Pavel dari dalam mobil.

"Hmm.."

Setelah sang suami pergi Dome kembali masuk ke dalam rumahnya. Rencananya dia mau bereksperimen membuat kue black forest hari ini.

Baru saja kakinya menginjak lantai dapur telingan Dome mendengar suara deru mobil masuk ke halaman rumahnya disusul suara bel.

"Apa Pavel ketinggalan barang?" Gumam Dome sambil kembali ke pintu depan.

Cklek

"Hai, Dome."

Dome tak langsung menjawab sapaan itu. Dia masih kaget. Kenapa pagi-pagi begini pria jangkung ini sudah sampai ke rumahnya?

"Dome, hai Dome.." Joss, sang tamu melambaikan tangannya di depan muka Dome.

"Eh, iya. Hai, Joss. Ayo masuk dulu." Ajak Dome setelah menguasai dirinya.

"Loh katanya mau jalan denganku hari ini? Ayo sekarang saja."

"Tapi aku belum sarapan juga. Kau tunggu aku dulu bagaimana?" Usul Dome.

"Kita sekalian sarapan di luar saja ya. Kau mau kan? Aku ingin menghabiskan seharian ini denganmu, Dome."

Dome berpikir sejenak. Kebetulan dia sedang ingin sushi, ajak Joss saja sekalian ke restoran Jepang.

"Ok kalau begitu. Tunggu aku ambil dompet dulu, ya."

Joss mengangguk melihat Dome masuk ke kamarnya mengambil dompet dan handphone.




....


Selesai dengan sarapan yang agak telat, Joss mengajak Dome berkeliling mall mencari baju. Joss mau mencari kemeja baru katanya.

"Dome, ikut kesana ya." Tunjuk Joss pada sebuah toko perlengkapan bayi.

Dome memandang heran. "Kau mau beli baju bayi untuk siapa?"

Joss tersenyum tampan. Mengelus puncak kepala Dome. "Ya untuk bayimu lah. Memang siapa lagi. Kau belum beli perlengkapan bayi kan?"

Dome menunjukkan cengiran sungkan. Pavel dan dirinya memang belum terfikir membeli perlengkapan bayi padahal kandungannya sudah berusia delapan bulan. Antara tidak pengalaman atau memang terlalu masa bodoh, sih.

"Ayo." Joss kembali beeucap. Dome hanya menurut saat Joss menggandeng tangannya memasuki toko.

Seorang pramu toko mendekati keduanya. "Silahkan tuan, mau mencari apa?"

"Kami mencari perlengkapan new born baby." Joss yang menjelaskan.

"Baik, mari ikut saya. Saya tunjukkan koleksi kami."

0,01 % (PavelDome)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang