Love don't cost a thing : except a lot of tears, a broken heart, and wasted year
***
"Tidur ditempat ayah dan mama ya sayang" jungkook mengangguk dan merentangkan tangannya ke arah sang ibu.Yoongi mengusak rambut jungkook kala ji eun hendak membawa jungkook keluar kamar. Ji eun dan jungkook akhirnya meninggalkan yoongi dan namjoon dan menuju kamar mereka
"ka jo da tsakit ladi ma?-" tanya nya sambil mendusal di pelukan sang ibu.
"Sebentar lagi sembuh, jadi ayah harus jadi pahlawan untuk menjaga kak joo dulu, jagoan mama ini juga harus menjaga mama, bukan?" ji eun membuka pintu kamar nya dan menyalakan pemantik lampu.
"humm" gumam jungkook setuju.
"Bagaimana yoon?" sang nenek, min ahn ra masuk sambil membawa waskom kompres.
"Demamnya masih tinggi bu, tubuhnya kaku sekali sejak tadi-" yoongi memijat jemari namjoon dengan minyak angin
Dia tidak pernah dalam situasi dimana namjoon sakit, jadi ini benar-benar pengalaman pertama untuknya. Tubuh namjoon begitu kaku, ini yang membuatnya dan kedua orang tuanya takut. Sang nenek ikut memijat kaki jenjang sang cucu, berharap setidaknya demam namjoon dapat turun.
"Ibu tadi katakan apa pada ayah dan ibu jung?-" yoongi bertanya pada sang ibu
"Ibu hanya katakan jika namjoon sudah beristirahat, jangan sampai ayah dan ibunya tahu jika namjoon sakit. Aku masih mampu merawat cucuku tanpa mereka" ujar sang ibu menggebu-gebu.
Yoongi memandang maklum ke arah sang ibu, ia tahu luka sang ibu pasti jauh lebih besar.
"Ibu, menyimpan dendam dan amarah itu tidak baik" nasihat yoongi dibalas dengusan sang ibu.
"Memisahkan kedua cucuku untuk kesekian kali, membentangkan jarak bagi saudara yang tidak pernah berpisah sedikitpun, apa itu yang keputusan mereka sebagai orang tua yang baik?!" tuan min yang baru saja datang mengkode ke arah yoongi agar tidak melanjutkan perkataannya.
Tuan min mendekat ke arah sang istri dan memeluknya. Hal yang paling ampuh untuk menaklukkan segala emosi sang istri adalah dengan pelukan. Yoongi menggenggam tangan sang ibu dan berjanji di hadapan namjoon.
"Ibu, tidak perlu memikirkan luka ibu yang menganga, ada aku. Aku siap menjadi segala nya untuk namjoon" ahn ra mengusap pipi pualam namjoon, menggumamkan isi hatinya pada sang cucu.
"Jadilah anak hebat namu-ya, nenek selalu mengharapkan kebahagiaanmu" namjoon tiba-tiba menggeliat untuk memperbaiki posisi tidur, membuat semua orang saling memandang dan terkekeh.
Tubuh namjoon yang sejak tadi kaku juga sudah lebih lemas, seluruh orang disana menghembuskan nafas lega.
"Biar ayah dan ibu yang menemani namjoon, kembalilah ke kamar. Jungkookie ku pasti menunggu mu" ujar sang ayah dibalas anggukan yoongi.
"Jaga putra ku yah" tuan min mengangguk dan tersenyum. Putra yang yoongi maksud adalah namjoon.
Ia rasa memang yoongi lebih pantas menjadi ayah namjoon dibanding seokjin, egoisnya selalu mengatakan hal itu.
***
Hoseok menatap langit-langit kamar dengan resah. Sejak tadi ia mengingat ingat flashdisk pemberian hyunjung yang taemin buang ke kloset.Sialnya, ia belum membuka isi flashdisk itu. Saat ia berusaha meminta kembali pada hyunjung, hyunjung hanya mengatakan jika satu kesempatan telah hoseok buang dengan sia-sia. Hoseok membangunkan lagi tubuhnya dan bergerak ke sisi nakas. Mencari fotonya dan namjoon. Entah, tapi ia merasa rindu sekali pada namjoon.
YOU ARE READING
Regret
FanfictionUntuk Hobari dan Namu, tumbuhlah menjadi putra ayah yang selalu memberi kebahagiaan untuk keluarga Jung serta keluarga Min~