Bagian 06 : Bertemu Laksmana [2/3]

48 28 1
                                    


Perlahan cahaya mulai redup kembali, dan pemandangan di hadapan Alka mulai bisa diamati dengan lebih jelas. Begitu gadis itu memahami apa yang ia lihat, kedua matanya terbelalak begitu lebar. Selama beberapa saat, Alka sempat membeku di tempat. Roh itu masih ada...?

Alka mencoba mengamati kembali, dan gadis itu pun mendapati sesuatu yang luar biasa. Benar saja, ekor dari roh naga telah hilang sebagian, sementara bagian tubuh lainnya masih utuh.

"Lihat tuh! Roh itu nggak sama kayak roh pada umumnya!"

Suara itu kembali terdengar, namun kali ini Alka mulai bisa memprediksi dari mana suara itu berasal. Gadis itu ingat betul, ada bambu runcing yang terbang menuju roh naga beberapa saat yang lalu, ia pun segera menoleh ke belakang, searah dengan tempat asal benda tajam tersebut.

Perkiraan Alka tak salah, gadis itu mendapati sosok Laksmana yang memegang busur panahnya, seakan-akan baru saja melepaskan sebuah anak panah. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja kini lelaki itu telah berdiri di atas Candi Candra Sengkala.

Busur panah kembali diturunkan dengan pelan, kedua matanya menatap Alka dari atas sana. Laksmana sedikit mengangkat kepala, dan melirikkan roh naga sesaat. Berusaha memberi kode pada Alka untuk segera beraksi.

"Siap kak!" ujar Alka. Gadis itu segera mengembalikan perhatiannya pada sosok roh di hadapannya. Bambu runcing a kembali ia angkat setinggi telinga, mengarah ke atas sebesar empat puluh lima derajat. Kedua bola mata Alka bergerak dari kanan ke kiri, mencoba mencari tempat dimana ia akan membidikkan bambu runcingnya.

Tak butuh waktu lama, Alka kini menemukan titik sasarannya. Bambu runcing segera ia lemparkan dengan kuat. Sukses, Alka berhasil mengenai bagian tubuh paling tengah dari roh naga tersebut.

Seketika cahaya terang kembali bersinar, tanda bahwa proses pengiriman roh menuju akhirat telah berlangsung.

"Goblok!"

Alka mendadak membalikkan badan ke arah belakang, menatap sosok yang menjadi sumber suara tersebut. Laksmana nampak sangat geram, lelaki itu menatap Alka sesaat, lalu kembali menatap roh naga yang bersinar terang tersebut dengan susah payah, karena harus melawan silaunya cahaya yang menyeruak.

Alka begitu bingung. Ia tak memahami makna dari umpatan Laksmana barusan. Sesaat tak ada pembicaraan di antara mereka, karena cahaya yang begitu silau masih bersinar terang.

"Sialan!" ujar Laksmana begitu cahaya mulai mereda. Roh naga tersebut justru membelah diri menjadi dua bagian, bagian atas dan bawah. Seketika bagian atas roh naga tersebut nampak menggeliat dengan menghempas-hempaskan tubuhnya dengan kuat, dan tak lama, bagian atas roh naga tersebut kini telah menghilang entah kemana. Hanya menyisakan bagian bawah roh naga yang sesekali bergerak ke kanan kiri.

Laksmana mendecak kesal, sorot matanya yang tajam itu kini terasa semakin mengintimidasi. Ia melirik sekeliling dengan seksama, namun sayangnya ia tak mendapatkan bagian atas roh naga dimana pun juga.

"Dasar pecundang ...! Kabur lu ...!" ucapnya lirih namun sangat tegas, memperdengarkan amarah yang meluap dari dalam hatinya.

Di sisi lain, Alka masih nampak bingung dengan keadaan. Ingin rasanya gadis itu merasa bersalah, tetapi ia tak tahu dimana letak kesalahannya. Gadis itu hanya menatap bagian bawah roh naga yang tersisa dan Laksmana yang nampak marah, secara bergantian.

"Alka!" teriak lelaki itu, membuat Alka sesegera mungkin menorehkan seluruh perhatian pada lelaki tersebut. "Liat roh di depan lu!" teriak lelaki itu. Sesuai perintah Laksmana, Alka pun segera menatap roh naga yang tersisa setengah bagian tersebut. "Lu serang sisi kiri, gue serang sisi kanan, ngerti?!"

Eunoia RonWhere stories live. Discover now