📌














"Lo kenapa?"

Wonyoung menaruh dagunya di atas meja dengan wajah yang sangat sedih.

"Papa gua gak ngebolehin gua ikut organisasi, pokoknya gua gak boleh pulang lebih dari jam 5 sore mulai hari ini," jelas Wonyoung.

Nako melotot tidak percaya, "Hah? Lo kan udah kuliah, sebegitu protektif nya papa lo?"

"Iya papa gua emang gitu, tapi gak tau kenapa dia gini banget, padahal kemarin kemarin gua gak papa tuh keluar sampai malam, lah ini batasnya sampai jam 5 doang, mau ngapain coba gua? Kelar kuliah juga jam berapa huh," jelas Wonyoung kesal.

"Ya udah, mungkin papa lo lagi khawatir banget sama lo, mungkin juga beliau denger kabarnya Hitomi," sahut Nako.

"Bisa jadi sih," jawab Wonyoung sambil melirik ke jam tangannya, "Ini udah jam 4 sore, padahal kita mau nyamperin Hitomi kan?"

"Oh iya bener juga," Nako teringat akan janji mereka, "Langsung aja ke sana, ntar keburu lo disuruh balik."

"Gapapa elah, kan jenguk Hitomi, bukan keluyuran," Wonyoung dan Nako berdiri, mereka segera pergi menuju parkiran dan mendatangi rumah sakit dimana Hitomi dibawa kemarin.

Saat di perjalanan, ternyata jalanan macet, yang seharusnya dari kampus ke rumah sakit sampai 15 menit tiba tiba jadi hampir satu jam.

"Seriusan gak papa nih Won lo pulangnya telat?" Tanya Nako memastikan.

Wonyoung mengangguk cepat, "Iya. Lagian kita udah sampai di parkiran, masa kita pulang gitu aja."

Mereka memasuki rumah sakit tersebut, mencari keberadaan Hitomi di meja informasi.

Sang suster mengatakan kalau Hitomi berada di lantai 3 dan dirinya masih belum siuman sampai sekarang.

"Gua takut Hitomi kenapa kenapa," cicit Wonyoung pelan.

"Sama gua juga," timpal Nako.

Sesampainya di depan ruangan Hitomi, dia tidak sengaja bertemu dengan Yena, Yujin, dan juga Chaeyeon.

Mereka tidak bertegur sapa, hanya saling berlalu.

Wonyoung dan Nako masuk ke dalam ruangan Hitomi, di sana sudah ada kakaknya yang menjaga.

Terlihat Hitomi yang bernapas dibantu dengan selang, matanya pun masih tertutup rapat, wajahnya yang putih itu makin terlihat pucat.

Nako duduk di sisi kiri, lalu Wonyoung di sebelah kanan, yang mana dirinya tepat di depan nakas Hitomi.

Bukannya memperhatikan Hitomi, Wonyoung malah terfokuskan dengan sesuatu kertas yang terjatuh di dekat nakas tersebut.

Wonyoung langsung mengambil kertas tersebut dan melihat ada sebuah tulisan.



jang wonyoung




Begitu tulisannya. Wonyoung bingung, dia ingin menaruhnya kembali, namun Nako menegurnya.

"Kenapa lo?"

Otomatis Wonyoung mendongak dan langsung melepaskan kertas yang ternyata sebuah surat.

"Bukan— gak papa."

Nako mendelikkan matanya, lalu di berjalan mendatangi Wonyoung dan dirinya langsung mengambil surat yang tergeletak di lantai.

Nako membacanya, lalu dirinya tersenyum mengejek, "Ciee ada penggemar rahasia."

Wonyoung menggeleng dengan cepat, "B-bukan—"

"Udah bawa aja, ntar lo baca di rumah ya, terus ksih tau gua isinya, Hitomi kalau tau dia pasti bakalan ngeledek lo juga haha."

Wonyoung hanya bisa tersenyum kecut dan memasukkan surat tersebut ke dalam tasnya.












📌










"Woi ikut kaga lo?"

"Bentar bentar! Ngabisin kuah," seru Chaeyeon kepada Yujin.

Yena dan Yujin berjalan duluan, lalu disusul oleh Chaeyeon di sisi Yena, "Mau kemana dulu?"

"Ambil barang dulu di loker," sahut Yena.

Saat mereka berjalan menuju loker, tiba tiba Chaeyeon yang membawa setumpuk buku dengan totebag tertabrak oleh seseorang, hal itu membuat buku bukunya terhambur, bahkan lebih parahnya tercampur dengan barang milik yang menabrak.

"Aduh sorry ya! Gua buru buru ada kelas soalny," kata orang tersebut meminta maaf.

Yujin sadar kalau itu Hyewon, "Oalah Hyewon toh, santai aja."

Sedangkan Yena hanya memperhatikan keduanya merapikan barang barang.

Baik Hyewon maupun Chaeyeon sudah siap dengan barang masing masing, "Gua duluan ya!"

Hyewon segera berlalu, dan mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju loker.

Yena menaruh mengambil barangnya berupa buku catatan yang harus dibawanya untuk mengerjakan tugas.

"Eh ini gua tinggal apa bawa aja?" Tanya Chaeyeon kepada mereka berdua.

"Bawa lah, lo mau nugas ntar gimana," sungut Yujin.

"Iya juga ya."

"Besok lagi," kata Yena tiba tiba.

"Apanya?" Tanya Yujin heran ke Yena.

"Polisi, apa lagi?" Sahut Yena dengan memelas.

Yujin segera menepuk bahu Yena, "Santai, lo gak salah, lo ada gua sama Chaeyeon, kita bakalan ngelindungin lo kok, tenang aja."

Yena tersenyum kecil, setidaknya dirinya sekarang memiliki teman yang sangat suportif.

Mereka bertiga segera meninggalkan kampus dan pergi menuju ke rumah sakit untuk menjenguk Hitomi.

her | izoneWhere stories live. Discover now