- DUA - ✓

42 9 1
                                    

Tersadar dari lamunannya, Athenna membuka suara, "Mikel?!"

"Kok baru pulang? Dari mana aja?" tanya Mikel beruntun.

"Ya emang baru pulang aja. Kamu sendiri emangnya gak sekolah?"

"Udah pulang tadi jam sepuluh. Trus mami nyuruh ke sini buat nemuin kamu," jelas Mikel dengan tangan di dalam saku celana.

Athenna selalu terpukau dengan Mikel. Selalu. Bahkan kata-kata Mikel yang terakhir hanya dapat anggukan dari Athenna. Jantungnya mulai berdegup tidak karuhan akibat memandangi Mikel terus-terusan.

"Eh Bagas, Nisya, ayo masuk aja. Kayak satpam tau gak lo hahahaha..." ejek Athenna.

"Sialan lo, Na," sahut Bagas dan Nisya bersamaan.

Sudah tiga jam mereka bertiga asik berbincang. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Di jam segini biasanya Nisya dan Bagas akan melakukan kegiatannya, yaitu sholat.

"Na, gue kayaknya duluan deh. Mau sholat," kata Nisya.

"Gue juga, Na. Pamit ya," sahut Bagas, "yuk bareng gue, Sya."

"Ya udah, yuk gue anterin ke depan gerbang. Kalian pulang naik apa?"

"Gue sama Nisya naik mobil bareng sopir gue. Barusan gue telepon. Tapi gue minta ke masjid dulu, sholat bentar."

"Ohh.. Ya udah hati-hati deh. Itu kan?" kata Athenna sambil menunjuk ke arah mobil yang mendekat.

Tanpa sepatah kata pun, Nisya dan Bagas masuk ke dalam mobil dan gak pamit lagi. Athenna hanya menggerutu sambil masuk ke dalam rumah. Kakinya menaiki puluhan anak tangga menuju ke kamarnya.

Saat ia membuka pintu kamarnya, Athenna terkejut mendapati Mikel di dalam kamarnya sedang asik membuka-buka laptop Athenna. Nampak curiga, Athenna terus memantau sambil berjalan mendekat.

Lebih terkejut lagi, Athenna melihat Mikel hampir membuka satu folder Yangs sangat rahasia menurutnya. Dengan seribu jurus Athenna menutup laptopnya. Meski hatinya sakit karena merasa menyakiti laptopnya, Athenna tetap tidak peduli. Rahasianya itu sangat besar.

"Pelan-pelan dong, Na. Bisa rusak ini laptop kamu. Emang ada apanya sih?" tanya Mikel sambil berdiri.

"Ehmm.. I-itu bukan apa-apa. Udah yuk keluar aja. Di sini pengap," ajak Athenna tergesa-gesa.

"Kamu mau aku jatuh? Santai aja dong jalannya. Kita gak lagi di kejar setan. Eh atau jangan-jangan ada setannya?" kata Mikel meracau.

"Husst ngawur aja. Bersih tau rumahku ini."

"Iya-iya percaya, yang suka bersih-bersih mah gak ada tandingannya," kata Mikel sambil mencolek dagu Athenna.

Diperlakukan seperti ini oleh Mikel membuat jantungnya balapan lagi. Rasanya Athenna hampir mati kalau setiap hari seperti ini. Ditambah pipinya yang memanas. Sudah pasti dirinya blushing. Ughh memalukan.

"Woi bengong aja. Sini, aku tadi mau ngomong, tapi kamu sibuk sama temen kamu. Penting ini," ajak Mikel sambil menepuk sofa di sebelahnya agar Athenna duduk berdampingan dengannya.

Melihat Athenna yang duduk sangat jauh membuat Mikel bingung. Sebenarnya ia ingin duduk dekat dengan Athenna, tapi dirinya ragu. Entah mengapa setiap dekat dengan Athenna, Mikel jadi gugup. Sungguh tidak wajar.

"Umm gini, Na. Kan besok tanggal merah, jadi-"

"Oh iya?! Ayo pergi kalau gitu!"

"Aku belum selesai ngomong, Na," kata Mikel sambil mengubah posisinya mendekat ke Athenna dan menggenggam tangannya dengan lembut.

WHY ME?Where stories live. Discover now