part 19

963 64 6
                                    

"Teyuss gimana?teyuss..itu..teyus..ini..teyuss..."

"Vano,makanya kamu biarin kakek ozora duluh ajarin"kata Roy sambil menggeleng geleng kan kepalanya dan terkekeh

Lihatlah Ozora dengan wajahnya yang datar berdiri di sisi vano sambil memegang katapel

"Hehe Maap yah kek"

Vano menunjukan mukanya yang sangat..sangat membuat ozora menjadi gemaz sekaligus kesal.

Roy tak jauh dari mereka sedang duduk sambil menatap dua orang tersebut layaknya menonton sebuah acara di tv,ditemani kopi dan kue kering.

"Udah lanjut aja"
Teriak Roy

Ozora menghela nafas dan tersenyum kecil

"Kenapa aku mau tawaran dari sih Roy itu sih..hufft"

Flashback on

"Kakek opora!!"Vano berlari menghampiri ozora dan roy yamg sedang berbincang bincang

"Apa lagi?" Ozora menatap malas ke arah vano yang ada di depannya

"Kakek Vano mau ain ini yah"
Vano menunjukan sebuah senjata kecil dari tangannya.

Byurrrr

Roy mengeluarkan minumannya dan membuat wajah ozora basah.

"Loh hehe..kakek mandi"tunjuk vano sambil tertawa

"Vano ngak boleh main ini,Bahaya"
Roy mengambil senjata kecil itu dan menaruh di atas meja.

"Kau punya senjata yang aman?"
Tanya Roy sambil menatap ozora yang sedang menyapu wajahnya dengan sapu tangan

"Ada"
Ozora mengambil sebuah kotak lumayan kecil di sebuah lemari dan di dalmnya ada sebuah katapel terukir sebuah nama "R O Y"

"Wahh tak kusangka ternyata kau masih menyimpanya" Roy mengambil alih katapel itu dan tersenyum mengingat sesuatu.

"Ini vano,kau gunakan ini saja..mainlah dengan ini"

"Untuk Vano?"

"Iya,nanti kakek ozora bakal ajarin vano pakai ini"

Vano mengalihkan pandangannya ke Ozora

"Ener kek?"

Ozora menatap binggung ke Roy

"Kau terlihat lebih kuat dari ku,jadi kau saja..hahaha..nanti aku akan berikan itu kepadamu lakukan saja"
Roy menatap Ozora dengan senyum kecil

Ozora menghela nafas

"Baiklah ayo Vano,Kakek ini akan mengajarimu"
Ozora mengantar vano keluar ruangan di ikuti Roy di belakangnya.

Flashback off

Begitulah jadinya bagaimana mereka saat ini sedang di halaman rumah

"Jadi Vano dengerin duluh..Vano taukan arah jarum jam?"

"Au..Jam satu,dua,iga..

"Iya iya,satu hari ada berapa jam?"

"Duaempat!"

"Pinter,saat ini kita hanya ingin guanakan 12 jam saja"

"Teyus?"

"Jadi kalo kita arah seperti ini,di hadapan kita ini jam berapa?anggaplah kakek jarum jam"

"Ehmm sebelesas...duabelas!!!"

"Nah iya dua belas"

"Teyusss??"

"Jadi setiap vano dengerin instruksi arah jarum jam apapun itu,vano harus ikut"

"Oke"

"Baik lah kita akan belajar drajat yh"

"Oke"

"Hebat juga dia cepat sekali mengerti,turunan kah dari seseorang?"

Roy menatap vano sambil tersenyum kecil
"Sudah kuduga,kau memang turunanya"










Tbc

Yooo,maaf lama:''
50+
5+

Terimakasih untuk para pembaca yang setiaa...luvu guysss...
Sampai jumpa di chapter berikut.:)

Super BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang