Prolog

958 81 58
                                    

Selamat Membaca

.

.

.

*TIK TAK TIK

Suara ketikan komputer yang dihasilkan dari jari jemari seorang gadis di depan komputer itu, memecahkan keheningan di suatu ruangan kecil yang merupakan kamar dari gadis tersebut.

Gadis itu bernama Tania Barclay, saat ini ia masih berumur tujuh belas tahun, memiliki rambut panjang yang berwarna coklat.

‘Ahh aku tidak punya ide.’ batin Tania yang saat ini sedang mengetik sebuah cerita yang akan ia jadikan sebuah novel.

Merasa lelah, Tania pun menghentikan kegiatan mengetiknya untuk mengistirahatkan jari-jarinya yang sudah berjam-jam mengetik.

*BRAKK

Hantaman keras dari suara pintu membuat Tania terkejut dan ia sudah menduga siapa sosok yang membanting pintunya dengan keras

“Tania! Tania! Lihat ini, Boku No Hero Academia season 4 udah rilis. Bagaimana ini aku sudah tidak sabar untuk menonton. Lihat ini!” Gadis itu menghampiri Tania dan menunjukkan ponsel miliknya. “Lihat trailernya, disitu Todoroki my husbando ganteng banget pake parah.”

Seperti biasa, setiap gadis itu main ke rumah Tania topiknya selalu saja mengenai my husbandonya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti biasa, setiap gadis itu main ke rumah Tania topiknya selalu saja mengenai my husbandonya itu. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya bernama Lisana.

Lisana sudah menjadi sahabat Tania dari mereka masih kecil hingga sebesar sekarang. Sejak Tania kehilangan kedua orang tuanya dari ia berumur sembilan tahun karena kecelakaan, Tania diasuh oleh nenek dari ayahnya. Tapi baru baru ini neneknya meninggal dunia akibat penyakit yang di derita. Semenjak itu Tania menjadi sendiri kembali. Orang tua dari Lisana pernah menawarkan untuk tinggal bersama mereka, tapi Tania menolak, ia lebih memilih untuk tinggal di sebuah apartemen yang ia bayar menggunakan sisa uang warisan dari orang tuanya dan ia tinggal hanya sendiri dan sedang mencari pekerjaan untuk menambah uang.

Walaupun begitu tidak sepenuhnya Tania sendiri. Ia masih memiliki sahabat yang selalu ada disisinya. Yah walaupun dia sedikit berisik dan super otaku, dibumbui racikan wibu.

“Sudah kubilang bukan? Aku tidak tertarik pada hal yang seperti itu.” Tania menarik ponsel milik Lisana. “Coba kita liat, husbandomu ini memang ganteng, tapi tolong lah ya ini hanyalah sebuah anime dan cuman dua dimensi. Jangan sampai kamu jadi gila hanya karena ini.”

Lisana merebut kembali ponselnya dari genggaman Tania. “Bagaimana dong dianya ganteng sih.” Ucap Lisana sambil merebahkan tubuhnya di kasur milik Tania. Tania hanya terdiam dan menggelengkan kepalanya karena melihat tingkah dari sahabatnya itu.

Ketika Lisana merebahkan tubuhnya, ia mencium suatu aroma yang tidak asing baginya di kasur Tania.

“Hei Tania! Kau memakai berapa banyak antiseptik sih? Kasurmu.... bukan, kamarmu ini sudah seperti bau rumah sakit tau.” Lisana langsung menutup hidungnya yang baru sadar akan aroma di kamar Tania.

“Kau seperti baru mengenalku saja, dari dulu kan aku ini mempunyai phobia terhadap kotoran.”

Tania memang memiliki phobia yang sudah ia derita dari kecil. Biasa disebut dengan mysophobia. Seorang yang memiliki phobia ini bisa dibilang seorang yang tergila gila terhadap kebersihan, bahkan memiliki ketakutan yang berlebihan pada kotoran dan bakteri. Maka dari itu Setiap dimanapun Tania selalu membawa antiseptiknya seperti sebuah kebutuhan dasar yang harus selalu tersedia.

“Tapi aroma ini terlalu menyengat untukku, memangnya kau ini....”

“Sudahlah, itu hanya antiseptik.” Sela Tania sambil berjalan kearah Lisana dan segera ia duduk disamping Lisana. “Oh iya, baru saja tadi aku melihat di internet, minggu depan akan ada festifal Jepang.”

Lisana yang mendengar hal itu langsung bangkit berdiri dan lompat – lompat kegirangan diatas kasur milik Tania. “Berarti minggu depan kita harus kesana.”

“Kita?”

“Iya, aku dan kamu. Memangnya siapa lagi? Kau dan aku kan sama sama jomblo, jadi kita kesana berdua.”

“Memangnya tadi aku bilang aku akan ikut bersamamu?”

Lisana menghentikan aksinya yang melompat lompat tadi dan menatap Tania dengan serius. “Hei! Kau ingin membuatku pergi sendirian kesana?” Tania hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya.

“Pokoknya kau harus ikut bersamaku tidak ada penolakan! Lagipula kau juga harus membantuku mencari merchandise tentang Boku No Hero Academia.”

Sepertinya saat ini Tania menyesal membicarakan tentang adanya festifal Jepang.

“Sudahlah kau ajak saja yang lain. Lagipula aku tidak terlalu tertarik acara itu, apalagi anime Boku no....”

“Apanya yang tidak tertarik!? Kau saja pernah menonton anime itu. Bahkan kau menontonnya sampai habis.” Sela Lisana yang tidak mau kalah.

Tania hanya menghela nafasnya. “Tapi aku tidak se-fanatik dirimu.”

“Setidaknya kau pernah.” Lisana menunjukkan muka kesalnya ke Tania. “Yasudah lah terserah kamu kalau gitu.” Lisana memalingkan mukanya kearah lain karena tidak ingin melihat wajah Tania.

Tania hanya tertawa kecil melihat sahabatnya yang sedang merajuk itu. “Baiklah, aku akan ikut bersamamu.” Tania menepuk-nepuk kepala Lisana dengan lembut ditambah dengan senyumannya.

Mendengar hal itu Lisana kembali menatap Tania untuk meyakinkannya. “Janji ya?! Tidak boleh dibatalkan.” Tania hanya mengangguk kecil sambil tersenyum.

Lisana ikut tersenyum senang dan segera ia merebahkan kembali tubuhnya itu ke kasur milik Tania.

Keheningan pun terjadi di ruangan itu. Tidak ada lagi topik pembicaraan diantara keduanya. Mereka berdua menjadi sibuk oleh pikirannya masing-masing.

“Andai aku berada di dunia anime Boku No Hero Academia, dengan begitu aku bisa bertemu dengan Todoroki dan bisa menjadi pacarnya.” Gumam Lisana yang terdengar oleh Tania.

Tania hanya menatap sahabatnya itu dengan penuh kebingungan dan segera mengerti apa yang dimaksud Lisana. Tania pun tertawa dengan sangat kencang. “Ada apa denganmu? Kau masih waras bukan? Atau kau sudah bosan hidup di dunia ini?” Ucap Tania yang masih tertawa.

“Pertanyaanmu jahat sekali, padahal aku cuman berumpama.”

“Perumpamaan mu itu berlebihan, lagipula mana ada orang yang masuk ke dunia dua dimensi.” Ucap Tania tertawa kecil.

“Kan sudah kubilang itu cuman umpama, sudahlah aku mau pulang saja, tugas sekolah masih banyak.” Lisana berjalan dengan cepat menuju keluar meninggalkan Tania.

Tania hanya tertawa kecil melihat sahabatnya itu pergi dengan wajah cemberutnya itu. Terkadang Tania juga bingung terhadap sikap dari sahabatnya itu. Lisana memang selalu berkhayal tentang ia adalah pacar dari Todoroki, tapi sekarang ia malah berkhayal bahwa ia ingin masuk ke dalam dunia anime. Tidak mungkin kan itu terjadi.

“Yah tentu saja tidak.”
























~TBC~

Selamat datang di fanfic ku yang pertama:v maaf ya kalau bahasanya atau kata2nya sulit dimengerti:'v masih newbie soalnya:'v

Cerita ini kubuat sesuai dengan kisah nyataku:v (nyata di halusinasi ku sendiri maksudnya:'v)

Vote dan comment kalian itu membantu untuk membangkitkan semangatku membuat cerita ini:'v

Ikutin terus kisah dari Tania:v

See you

I Will Always Be With You [Todoroki Shouto X OC]Where stories live. Discover now