60. VEE

4K 197 14
                                    

Kehadiran kedua orang tua Russel dan juga Vale menciptakan ketegangan dalam dirinya. Tujuan pria itu mengundang mereka kemari adalah suatu hal yang benar benar diluar dugaannya.

Untung saja Russel memberikan waktu baginya untuk berbicara dengan kedua orang tuanya dengan mengajak Allie, Rossie, dan Alec ikut bersamanya ke dalam kamar.

"Ibu..." Vale mendengar suaranya yang serak ketika ia memanggil ibunya. Giginya menggigit bibir bawahnya dan kedua tangannya saling bertautan ketika pandangannya berpindah kepada sosok lelaki yang duduk bersampingan dengan Katie Pearce.

"Vee... Biarkan ayah menceritakan semuanya dari awal." Samuel Pearce berdiri dari duduknya untuk mendekati Vale.

Tapi gerakan Vale yang lebih cepat dan berani untuk maju dan berlutut dihadapan mereka berdua, membuat Samuel perlahan duduk dan tersentuh mendengar perkataan yang keluar dari bibir putrinya.

"Aku sangat merindukan kalian berdua."

"Aku rindu melihat wajah ibu dan ayah aku yang dipenuhi kasih sayang."

"Aku rindu kepada ibu.." Vale melihat Katie dengan bibir bergetar sebelum menoleh kesamping kanan dan bertemu dengan mata ayahnya. "Vale sangat merindukan Ayah.. Ayah yang sekarang, Ayah yang menyayangi Ibu dan aku, Ayah yang--" Vale tidak mampu meneruskan kalimatnya ketika tangisnya pecah saat Samuel membawanya ke dalam pelukan.

Untuk pertama kalinya Valerina Pearce terisak tangis yang begitu memilukan dipelukan ayahnya sendiri. "I miss you, Dad. I miss you..."

"Maafkan Ayah, maafkan Ayah atas semua kesalahan Ayah selama ini. Ayah begitu bodoh, begitu kejam memperlakukan kamu dan ibumu--"

"Vee sayang Ayah. Aku tidak memerlukan penjelasan mengenai apapun. Yang penting Ayah disini sekarang bersama aku dan Ibu sebagai sebuah keluarga utuh, itu saja sudah cukup."

"Kesalahan ayah begitu besar, terhadap kamu, Ibu kamu..."

"Ayah adalah Ayah aku dan aku menyayangimu. Aku tidak peduli sesakit apa yang pernah aku rasakan dulu, aku tidak peduli. Aku menyayangimu dan kehadiran Ayah dan Ibu sekarang adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidup aku."

"Vee.."

"Please stop saying that, Dad."

"Aku sayang kalian berdua..."

"Aku merindukan keluarga kita yang dulu."

*

"Like father like son. How can you make your bedroom look like this, Russel Zander?" Allie Zander menggelengkan kepalanya ketika kakinya memasuki kamar Russel yang dipenuhi peralatan Rumah Sakit. Sementara Russel hanya menanggapinya dengan kekehan pelan.

"Alec, lihat anakmu yang satu ini. Kalian berdua benar - benar sangat keras kepala."

"Anything for the woman we love," kata Russel menanggapi sambil melihat ke arah Alec yang sekarang duduk di sofa yang ada disudut kamarnya.

Alec mengangkat keningnya dan tertawa dengan mata yang tertuju kepada istrinya. "You are right, son, anything for the woman we love."

Rossie tiba tiba saja datang masuk dan tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka."You will make them worry then. Is that what love means?"

Allie berbalik dan melihat ke arah putrinya. Perempuan paruh baya itu tersenyum lembut dan merangkul putrinya.

"Oh, is the man that made you worry loves you?" ucapan sinis dari Russel membuat Rossie menipiskan bibirnya.

Russel benar - benar sulit memaafkan apa yang sudah dilakukan Jack kepada adik semata wayangnya. Sialan.

"We're not gonna have this conversation. So, you both better stop." Alec bangkit duduknya dan mendekati ranjang Russel.

HIDDEN TRUTH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang