1. HOW IT BEGINS

43.3K 1K 37
                                    


"Oh fuck," Russel Zander mendesah ketika Vale yang diciumnya dengan begitu bergairah membalas ciumannya. Sementara tangannya bermain di gundukan yang sudah membesar di antara pahanya.

"My turn, Vee," Bisiknya serak kemudian membungkuk untuk mengeksplor seluruh leher jenjang Vale dengan lidah dan bibirnya.

"Ah..."

Oh, desahan itu sangat seksi terdengar membuat Russel menyeringai di sela-sela lumatan bergairahnya. Insting laki-lakinya bergerak cepat untuk sedikit menyingkap atasan gaunnya supaya tangannya bisa menyentuh dada mulus gadis berambut merah itu sekali hentakan, hingga bra berwarna pink miliknya terlihat.

"Seriously, pink?" tanyanya sambil tersenyum miring.

"Kamu keberatan?" tanyanya dengan senyum merekah. Tanganya pun tidak tinggal diam, dengan cekatan dia melepas ikat pinggang, kancing serta resleting Russel penuh nafsu. Gairah menguasai, ruangan menjadi dua kali lebih panas dengan gejolak hasrat yang sudah mencapai batas.

"No problem. I more interested in seeing what's behind it," ucap Russel yang kemudian langsung menyingkap bra pink itu asal dan memburu dua gundukan yang menggoda imannya. Untung saja gaun Vale tidak begitu rumit sehingga dia bisa dengan mudah memainkan payudaranya.

Lidahnya dengan ahli menjelajah pinggiran payudara putih itu tanpa sekalipun menyentuh ujungnya. Membuat Vale yang kini sudah berhasil menurunkan setengah celana Russel dan memperlihatkan boxer abu-abunya mengerang frustasi. Oh, fuck.

"Oh, Russ-" tangannya merayap untuk meremas rambut Russel yang begitu lembut untuk disentuh. Bagaimana tidak? Russel melakukannya dengan begitu sensual dan menggoda.

"Yes, Vee?" suaranya terdengar sangat parau ketika mengucapkannya. Ingin sekali dia langsung memasukkan miliknya yang kini sudah menegang ke dalam sana dengan sekali hentakan. Oh, sial. Vale memang terlihat sangat panas dan menggiurkan. Rambut merahnya menambah kesan seksi. Membuat Russel sulit mengontrol nafsunya.

Vale menggigit bibirnya menahan gejolak untuk menuntun mulut seksi itu ke dalam pucuk payudaranya. Mengulumnya hingga membuat dia berteriak. Menghisapnya hinga membuatnya melayang, oh, Russel... si tampan dengan tubuh seksi itu selalu membuatnya terbakar hanya karena sebuah tatapan.

Namun sial, ketika rencana itu sudah tersusun dengan baik di kepalanya, semua itu hanya bisa terhenti disana. Membeku. Mulut dan tubuh yang tadinya saling bergesekan dan melumat, harus berhenti saat sebuah suara pintu terdengar dan seseorang berteriak.

"Oh My God! Valerina Pearce, what are you doing with my brother?!"

Oh, sial! Itu sahabatnya! Rossie Zander.

***

Love by, Ann

HIDDEN TRUTH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang