"Makasih ya,Sen. Lo udah ada saat gue lagi sedih kaya gini. Makasih banget. Lo emang selalu ngerti dan tau gimana perasaan gue." Ucap Kaila lembut.

"Sama-sama, itu kan udah tugas gue buat bahagia in calon adik ipar gue kan?" Kekeh Arsen.

"Aaminnn." Balas Kaila sambil tersenyum.

"Lo makan ya, mau gue buatin bubur? Atau lo mau request makanan apa?" Tanya Arsen.

"Wiih chef Arsen nih ceritanya?" Ucap Kaila sedikit tertawa.

"Kaila calon adik ipar gue yang cantik, mau makan apa?" Goda Arsen.

"Bisa aja lo." Kekeh Kaila.

"Gue seneng, bisa buat lo ketawa kaya gitu." Ucap Arsen.

Mereka pun memakan makanan nya masing-masing, Kaila hanya makan beberapa suap saja lalu mereka pun tertidur di sofa ruang tengah setelah menonton Film bersama.
Kaila pun besok berencana untuk sekolah dan menemui Kenzo.

*******

"Non,bangun udah pagi." Ucap Bi Inah lembut.
Perlahan Kaila pun membuka mata nya, lalu tersadar bahwa sekarang kepala nya berada di paha milik Arsen.

"Eh,Iya Bi." Balas Kaila dengan nyawa yang belum terkumpul.

"Kai.. lo mau sekolah?" Tanya Arsen yang ikut terbangun.

"Iya, nih." Balas Kaila yang mulai menegakan badan nya.

"Kai, muka lo pucet banget. Lebih pucet dari kemarin." Panik Arsen setelah melihat wajah Kaila.

"Gapapa kok, gue mau ambil minum dulu ya— aduh kepala gue." Ucap Kaila yang berusaha berdiri.

"Duduk dulu,Kai." Ucap Arsen sambil memegang lengan Kaila untuk kembali terduduk di sofa.

"Badan lo panas banget, tangan lo aja panas banget." Panik Arsen.

"Gapapa, mungkin karna kecapean aja." Balas Kaila sambil mengusap wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.

"Masih pusing?" Tanya Arsen lembut.

"gak terlalu kok, tapi ini perut gue agak sakit." Keluh Kaila.

"Gue gendong sampe depan toilet ya." Ucap Arsen sambil bangkit dari duduk nya.

"Bukan— gue bukan mau ke toilet. Tapi perut gue kaya perih gitu, gapapa deh mungkin karna gue belum sarapan kali ya." Ucap Kaila tenang.

"Lo demam banget ini,Kai. Lo sakit. Gue anter ke Dokter aja ya." Khawatir Arsen.

"Gue harus sekolah, gue harus ketemu Kenzo." Lesu Kaila.

"Gak,Kai. Badan lo demam tinggi ini, kepala lo juga pusing kan? Di tambah perut lo?"

"Gapapa, nanti juga sembuh kalo abis sarapan." Balas Kaila lalu kembali berdiri tapi Kaila kembali terjatuh pada Sofa.

Arsen pun menjadi panik. "Kai, kenapa?" Tanya Arsen sangat panik.

"Pusing banget,Sen." Ucap Kaila pelan sambil memegang kepala nya.

KENZOWhere stories live. Discover now