1:1

4.7K 623 395
                                    

Suara ombak lautan sebenarnya bukan suara favoritnya. Aroma kapal dan air yang menjadi satu juga selalu berhasil membuatnya mual. Tapi disinilah ia. Duduk di sebuah kursi di geladak salah satu kapal tanker nya. Menatap malas sosok paruh baya yang kini sedang dipukuli oleh anak buahnya hingga menangis dan memohon ampun.

"Ini datanya, Yeol."

Sehun datang membawa dokumen dari arah anjungan. Menatap sekilas si pria yg kini sudah babak belur berdarah darah dan meringis sendiri.

Chanyeol membuka dokumen sambil menguap. Angin laut kadang memang membawa kantuk entah dari mana.

"Kim Sung Jin. 35 tahun. Ayah beranak dua. Busan. Sembilan tahun bekerja untuk Team Zico, dipecat karena lalai, enam bulan lalu resmi bekerja untuk Tian Di."

Ia membaca isinya dengan santai. Tapi punggungnya ia tegakkan di kalimat terakhir.

"Menyelinap masuk ke dalam kapalku bersama para buruh dan pekerja dengan tujuan merusak. Salah satu pekerjaku menemukanmu sedang berusaha mencoba membuka salah satu tank minyak."

Kini ia berdiri. Anak buahnya yg ia perintahkan menghabisi pria itu menyingkir memberi jalan. Kim SungJin sudah terkapar. Tapi ia berusaha bangkit. Gemetar hebat tapi ia mencoba untuk bersimpuh. Saat tubuhnya hampir tegak sempurna, Chanyeol menendangnya keras hingga ia terjatuh lagi dan mengerang sakit.

"Aku tak tahu apa yg akan kau lakukan. Mungkin menuangkan minyak ke lautan dan membuat berita besar tentang perusahaanku yg mencemari lingkungan, mungkin meledakkan bom dan membunuh para pekerjaku, mungkin ingin mencuri beberapa data dan melaporkan kami pada pemerintah, aku sama sekali tak tahu. Tapi aku tak peduli."

Pria itu mencoba bangkit lagi. Chanyeol menginjak kepalanya keras keras.

"Aku tak takut. Aku bahkan tak menghabisimu di bawah. Semua orang bisa lihat kita disini. Pesawat pesawat militer atau apapun yg lewat akan melihat bagaimana aku mencoba mengakhiri hidupmu disini."

"A-ampuni aku tuan"

Ia bicara putus putus. Darah keluar dari mulutnya tapi ia terlihat tak peduli. Tubuhnya yg penuh luka ia bawa bersimpuh lagi.

Chanyeol mendengus. Ia mengarahkan dagu kearah jangkar yg tersedia di belakangnya, dan anak buahnya lekas mengerti.

"Tuan, aku mohon ampuni aku.."

Dan seolah paham juga apa yg akan terjadi, Kim Sung Jin dengan panik merangkak mencoba menyentuh kaki Chanyeol dan memohon. Tapi pria jangkung itu hanya menghela nafas malas. Kemudian menendang kepalanya lagi, kali ini dengan kekuatan lebih.

Ia menatap tajam wajah penuh darah itu tanpa belas kasih. Ia masih diliputi keterkejutan besar atas tindakan Tian Di. Untuk pertama kalinya setelah tujuh tahun, Kris mencoba "menyapa" lagi. Dan Chanyeol benci perasaan ini. Ia benci saat sesuatu membuatnya harus waspada dan tak tenang lebih dari biasanya.

Pria malang dihadapannya ini tak membuat kesalahan fatal. Ia beruntung salah satu pekerjanya menemukannya sebelum terlambat. Tapi ia adalah milik Kris Wu. Semua orang tahu Chanyeol hanya benci dua hal; Kris Wu dan Pengkhianatan.

Sekarang pria itu menangis pilu. Tangannya diikat didepan dengan tali yg terhubung pada jangkar. Ia menatap Chanyeol dengan ketakutan dan wajah memohon. Tapi Chanyeol tak iba sama sekali.

Ia hendak memberi perintah untuk melemparnya ke lautan saat tiba-tiba Sehun datang mendekat dan berbisik di telinganya.

"Baekhyun datang lagi. Dia mengamuk di depan ruanganmu karena semua orang tak memberitahunya dimana kau sekarang"

Oh.

Here we go again.

Chanyeol menghembuskan nafas panjang. Menatap langit dengan wajah lelah dan bosan juga kekesalan yg bercampur jadi satu. Detik selanjutnya Sehun kembali dengan ponsel ditangan. Terhubung dengan telepon salah satu sekertaris Chanyeol di kantor.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Dec 19, 2019 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

WITH OR WITHOUTDonde viven las historias. Descúbrelo ahora