Ags,16 2019 12.00 am
Detak yang lamban. Seperti kemarin juga. Serupa sebelum-sebelumnya jua. Pukul dua belas tengah malam. Angin menusuk gigil. Mencucuk sumsum dan tulang.
Aku memasang jaket dan beranjak meninggalkan rumah. Menuju jantung kota kecilku, sekaligus menceburkan diri ke dalam malam. Berjalan di atas lintasan trotoar yang menenggelamkanku ke ruang-ruang lengang melenakan.
Disini aku sendirian dengan tubuh yang dipeluk malam membayangkan kebahagian yang pernah kurasakan dulu. Ya, benar-benar sendiri merayakan terulangnya hari dimana aku terlahir kedunia.
Memerankan peran sesuai rencana tuhan. Entah ini merupakan hasratku atau mungkin murni kehendak Yang Kuasa yang pasti tak ada niatku untuk merubahnya semenjak ada dia mendampingi,aku tak masalah bila harus diterpa dengan berbagai rintangan karena ku tahu dia datang untuk menolongku. Akan tetapi kini tugasnya telah selesai dan pergi menyisakan rindu yang kunikmati hingga kini.
"Aku tahu ini bukan inginmu,Semua ini kehendak Sang pemberi takdir yang selalu kau ceritakan padaku. Apa dayaku merubah alur cerita yang telah ditetapkan. Meski aku tak dapat merubahnya untukmu,namun masih ingatkah kau tepat pada hari ini kita dipertemukan oleh waktu dan dipisahkan juga olehnya. Jauh ditempatmu sekarang apakah kau dapat melihatku?"
"Hah! Apa yang sedang kubicarakan. Dasar bodoh. Aku sendiri yang menghapus ingatannya. Jadi tidak akan mungkin ia mengingatku walaupun hanya sedikit. Tolong kali ini jangan berharap untuk hal yang mustahil. Mama berbohong,mama bilang tak akan tinggalkan lyra sendirian. Tapi apa!" Kegiatan berbicara sendiri seperti ini telah biasa aku lakukan sejak dulu,tujuannya hanya agar memberikan kepuasan dalam diri ketika tak seorangpun dapat ku ajak bicara.
Sudah kukatakan tadi bahwa aku yang telah menghapus ingatannya, tentu saja itu merupakan kemampuanku serta menjadi salah satu keanehan dalam diriku. Dengan menghapus ingatannya mengenaiku, mungkin itu cara terbaik agar ia masih dapat merasakan nikmatnya hidup.
"ah,sudahlah. Ini hari ulang tahunku,tak akan kurusak hari ini dengan mengenang masa lalu. Mari jalani kehidupan normal seperti yang dulu kuimpikan. Ingat bahwa sekarang aku normal,tak ada keanehan yang terjadi pada diriku sekarang. Aku harus semangat. Ya, semangat" kelakarku terhadap diriku sendiri sebagai penghibur dikala sendiri.
Beberapa kali kucoba sadar bahwa sekarang kehidupanku jauh lebih baik dari sebelumnya. Namun semakin kucoba,tak terasa pelupuk mataku sudah membendung air mata yang ingin menerobos keluar. Alhasil kembali aku tenggelam dalam kenangan yang kuharap tak kan terulang lagi.
Lagi-lagi Aku menyerah. Biarlah air mata mengalir deras bersama dengan jatuhnya rintik hujan ke Bumi. Tapi yasudahlah,ini takdirku. Tuhan tahu apa yang terbaik untukku.
"Happy birthday,Ra. Udah ya sedihnya bintang diatas sana akan jatuh hanya untuk menghentikan tangismu karena kau adalah jantung Sang Singa dari dulu,sekarang,dan untuk selama-lamanya." Bisik seseorang tepat di telingaku yang kini berhasil membangunkanku dari lamunan. Seketika tanganku menghapus semua jejak air mata dan kepalaku reflek menghadap asal suara tersebut.
Sangat tidak terduga. Benar sekali, tuhan memberikan sesuatu yang baik hari ini. Tapi tolong jika kehadirannya akan diakhiri pula dengan perpisahaan,lebih baik aku menghindar.
-
-
-
TOLONG DIBACA ULANG YA CHINGU!!! Biar paham untuk lanjut ke next chapter,soalnya ada beberapa revisi kata.
Klo ga keberatan,tolong votment dong chingu,,,
SELAMAT MEMBACA♥️♥️
YOU ARE READING
Enigma Regulus
FantasyApakah kalian percaya adanya takdir,keberuntungan,kesialan,ataupun kesempatan? Jika benar takdir itu ada,mengapa ada kata harap? Dan terlahir kata usaha? Jagat raya sungguh menyimpan rahasia yang terpendam amat dalam tanpa seorangpun dapat menyingka...
