Part 2

61 2 0
                                    

Arum memasuki kelas barunya dengan perasaan gembira. Ia merasa bersyukur bisa bersekolah SMA di Jakarta. Yang ia takutkan adalah bagaimana teman-temannya yang baru. Arum tidak ingin berburuk sangka terlebih dahulu.

"Assalamu'alaikum." Arum memberi salam yang lirih pada kelas barunya.

Namun penampakan yang Arum lihat adalah, tidak ada satupun anak yang menjawab salam Arum, bahkan tidak ada yang sadar dengan Arum yang baru datang di kelas barunya. Semua sibuk dengan urusan pribadinya. Ngegame-lah, gosip-lah, lagi buat PR, atau parahnya tidur. Arum mencari bangku yang kosong. Berjalan ke arah belakang, menemukan bangku kosong. Ia segera duduk, di sampingnya terdapat cewek yang lagi menonton anime dengan earphone-nya.

Arum ingin berkenalan dengan teman barunya itu, ia mencoba mencolek lengannya. "Hai." Sapa Arum sambil meringis.

Cewek tersebut melepas earphone-nya. "Hai juga, lo—murid baru?" Tanya cewek itu dengan melihat penampilan Arum.

"Oh iya." Arum tampak excited. "Aku Arum Fitriana, panggil ajah Arum. Moga kita bisa berteman yo." Arum mengulurkan telapak tangan kanannya.

Cewek tersebut mebalas memegang telapak tangan Arum, "Gue Prita. Lo dari Jawa ya?" Tanya

Kemudian melepas.

"Iya, aku dari Jawa. Semarang tepatnya. Maap yo, aku kadang suka campur-campur kalo ngomong."

"Iya gak apa. Gue kebetulan dari lahir sampai umur 10 tahun tinggal di Jawa juga lebih tepatnya Ngaliyan." Ucap Prita.

"Woalah kok bisa kebetulan gini yo, alhamdulillah aku dadi ndue konco hihihi."

"Kalem."

"Lagi nonton apa?" Tanya Arum.

"Gue lagi nonton anime." Jawab Prita.

"Anime? Opo iku?" Tanya Arum.

"Ini kayak gini nih." Salma menunjukkan film anime di ponsel.

"Oooh ... koyo' kartun yo?"

"Ya gitu deh." Jawab Prita yang masih asik menonton anime.

Arum menepuk lengan Prita,
"Kelas iki wong-wonge koyo piye toh?" Tanya Arum. (kelas ini orang-orangnya kayak gimana sih?)

"Lo mau tahu banget?" Prita menjawab dengan memberi pertanyaan kepada Arum.

"Iya, kan aku perlu adaptasi dulu to." Jawab Arum.

Prita menghela napas, kemudian mematikan anime-nya. Lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Arum. "Sek-sek, ngopo awakmu soyo cedak ngene?" Tanya Arum, pasalnya sudah risih sekali tidak bisakah Prita bekata tanpa harus berdekatan begitu. (Bentar-bentar, kenapa kamu jadi lebih dekat gini)

Prita memundurkan lagi kepalanya ke tempat semula."Haish! Ini tuh  namanya berbisik coy! Gak asik lo!" Ucap Prita misuh-misuh.

Arum nyengir tanpa beban, "Yowes lanjut Prit." Ucap Arum mengalah.

"Jangan panggil gue "Prit"! Gue gak suka ya. Panggil aja Ita. Emang gue manuk emprit apa." Ucap Prita dengan datarnya.

"Ya nama kamu kan Prita. Yowes oke, aku manggil kamu Ita," Arum mengalah lagi. "Lanjutin Ta, ceritane." Ucap Arum.

"Lo deketan deh, biar gampang gue ngomongnya." Ucap Prita.

Kemudian Arum mendekat.

"Lo tahu kan, ini kelas XI MIPA 3. Hanya saja lo belum tahu gambaran tentang kelas ini. Oke gue mulai." Ucap Prita.

Emboh Sak Karepmu!!!Where stories live. Discover now