#6

359 46 23
                                    

Virtute

.
.
.

Suara itu, tidak salah lagi itu suara mereka !, aku harus segera kesana. Batin Halilintar

"Hali" Ucap Karl yang tidak direspon apapun dari Halilintar

Betapa kagetnya mereka saat melihat Halilintar yang tiba-tiba saja melompat kedalam lubang itu, Lyn dan Mer yang itu langsung saja membuat sebuah tali yang dengan cepat mengikat tubuh Halilintar agar tidak jatuh kesana. "Hali, Kau baik-baik saja disana ?!" Seru Lyn dari atas

"Gunakan kekuatanku untuk menghancurkan segel itu agar kau bisa menggunakan kuasamu kembali"

Halilintar terdiam sejenak sambil memandang gadis yang saat ini tengah berada dibelakangnya sambil menatapnya lembut dan tentu saja gadis itu melayang bagai tidak ada gravitasi disana, "Bagaimana caranya"

"Caranya mudah, kau hanya perlu membayangkan sebuah pintu yang terkunci dan kau sudah memiliki kuncinya, kau hanya perlu membukanya sedikit dan Boom ! kekuatanku sudah mengalir dalam tubuhmu. Tapi ada efek samping dari penggabungan itu, apa kau yakin"

Halilintar kembali terdiam, jika ia tidak menghancurkan segel buatan Nusa ia tidak akan bisa menggunakan kuasanya dan menyelamatkan adik-adiknya. Namun disamping itu ada efek samping yang belum ia ketahui apa itu

"Jika kau menyetujuinya, Seluruh kekuatanku itu bisa kau pakai sesuka hati. Asal kau tahu kekuatanku itu lebih besar daripada Nusa. Jadi bagaimana, mau menerima tawaranku"

"Baiklah kuterima. Tapi hanya untuk kali ini saja"

"Aku tidak yakin kalau kau hanya menggunakannya kali ini saja"

.
.
.

"Val ! Naine ! Karl ! Bantu Lyn, sisanya bantu Mer. Kita harus menariknya keluar dari sana"

"Baik"

Saat mereka menarik Halilintar keluar dari lubang sana, tiba-tiba kilatan merah menjalar melalui tali tersebut dan hampir saja menyambar mereka jika Valin dan Vyn tidak memotong tali tersebut dengan Dites mereka

"Sial bocah itu" Ucap Naine sambil berlari kearah lubang tersebut

"Naine apa yang kau lakukan ?!"

"Aku harus menolongnya"Ucapnya mengeluarkan Dites miliknya, "Restorasi-4 !" Serunya yang membuat Dites tersebut berubah menjadi Hoverboard berwarna hitam kemudian dengan cepat ia masuk kedalam lubang tersebut

"Tunggu, NAINE !" Suara Lyn menggema saat ia masuk kedalam lubang itu, namun ia tak mengidahkannya karena saat ini prioritas utamanya menyusul Pemuda bernuansa hitam-merah tersebut

"Maaf semuanya. Aku harus melindungi Hali karena itu janjiku padanya"

.
.
.

Halilintar mengedarkan pandangannya, menatap setiap inci kristal yang menghiasi dinding-dinding dalam lubang tersebut. Untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun ini ia melihat pemandangan yang cukup memanjakan mata biasanya ia hanya melihat hamparan padang pasir dan terkadang juga badai pasir mengingat tanah yang dulunya subur berubah menjadi pasir dan bebabatuan. Pandangannya terhenti pada sebuah jalan yang sepertinya menuju ke inti gua dalam lubang tersebut, tanpa pikir panjang Halilintar segera mengambil jalan tersebut tentu saja dengan menyiapkan dites miliknya. Semakin dia berjalan semakin keras suara-suara teriakan yang menggema ditelinganya sampai ia melihat sesuatu berbentuk kepompong menghiasi gua tersebut

"Apa itu"Ucapnya sambil berjalan mendekati salah satu benda tersebut dan menyentuhnya

"Seseorang lepaskan aku"

DYSTORPIA [Boboiboy]Where stories live. Discover now