#14

262 25 26
                                    

Kougeki

.

.

.

Suara senjata saling beradu terdengar nyaring di seluruh area. Bagai memberitahu yang lain untuk menjauhi tempat yang kini berubah menjadi arena pertempuran dadakan untuk sebagian orang, berbeda lagi dengan Halilintar.

Dirinya hanya bisa menatap kagum kekuatan gadis yang kini bertarung melindunginya. Warna netra yang sama persis sesekali melihat kearahnya dan kembali fokus pada pertarungan, ah tatapan mata gadis itu sangat tidak asing bagi Halilintar. Ngomong-ngomong kenapa Naime dari tadi diam saja, apa gadis dalam pikirannya itu sedang tertidur ?

"Hey, bocah !"

Halilintar tersentak dari lamunan dan langsung menatap kearah sosok yang kini berdiri di depannya. Manik Mata merah darah menatapnya sejenak kemudian kembali melihat kedepan

"Pergi ketempat Naine dan Ocho sekarang" Perintah sosok itu dingin membuatnya terdiam kaget, sosok itu kembali berkata. "Aku punya firasat buruk. "Lanjutnya mengeratkan geggaman pada sword miliknya

Halilintar mengangguk dan dengan perlahan memapah tubuh Nusa sembari menyesuaikan kedua kakinya, dimana Naime ? Biasanya suara gadis itu akan mulai memekakkan telinga dan kepalanya. Namun kenapa disini sangat sunyi ?. Batinnya sembari perlahan berjalan kearah kedua orang yang dimaksud

CRANG  !

Dentangan pedang membuat Halilintar tersadar dari lamunan dan menoleh kearah sosok tersebut yang tengah menahan gunblade milik Arki, "Kubilang berhenti menyerang, Arki !" Seru Gadis itu menatap sosok didepannya

"Kenapa tidak kakak saja yang berhenti melindunginya !"Sahut Arki mendorong sosok didepannya dan langsung melancarkan Yoko-geri ke sisi kanan sosok itu

"Ugh !"

Merasakan hawa bahaya muncul tiba-tiba, sosok itu langsung mengarahkan pedangnya ke belakang dan mendapati Nadysa tengah mengarahkan Hammer padanya

CRANG !

"Nad—"

"Aku ada dipihak Kak Arki. Maaf Kanam" Gumam Nadysa pelan

Ia mendecak kesal dan langsung membanting pedangnya yang menahan serangan Gadis berkuncir dua itu, membuat sang pemilik senjata tersebut tersentak karena aksi tiba-tiba dari sang lawan. "Der Anruf   !" Rapal sosok itu mengarahkan tangannya kesamping

"Jangan biarkan dia memanggil blade satunya !" Seru Arki pada Fairys yang lain membuat yang tadi diam mulai bergerak sesuai perintah sang ketua

Zuu yang memang berada tak jauh dari gadis itu langsung berlari dan mengayunkan pedangnya kearah Sang gadis begitu pula dengan Arista yang mengayunkan sabit dari arah lainnya. Sedangkan kedua Fairys pengguna staff mulai merapalkan sihir plus Arki yang siap menembakkan kembali gunblade pada sang gadis

Halilintar langsung mengarahkan tangannya ke depan saat dirinya melihat sosok itu benar - benar dalam posisi yang berbahaya. Ia memfokuskan diri sembari merapalkan mantra dengan Mana yang tersisa, tak mau Mana itu tersia - siakan karena ia tak fokus. "Praesidium !"

CRAK !

Serangan dari kedua gadis begitupun dengan beberapa magic dan peluru yang ditembakkan masing-masing Fairys plus Arki tertahan pada sihir pelindung yang dibuat Halilintar di detik sebelumnya, membuat mereka kesal karena tugas mereka harus ditarik ulur oleh rekan mereka sendiri

DYSTORPIA [Boboiboy]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora