Because of Truth or Dare

901 57 9
                                    

Ditengah cuaca yang begitu terik, Bambam terus berjalan dengan penuh percaya diri menuju lapangan sekolah. Kedua tangannya mengepal, meyakinkan dirinya sendiri untuk berani dan tidak akan lari lagi. Ini adalah kesempatan yang bagus dan sangat tepat. Jika tidak hari ini maka dia akan kehilangan kesempatan berharganya.

Tungkainya terus melangkah mendekati segerombolan siswa yang tengah duduk-duduk dipinggir lapangan.

"Mark sunbae.." panggilnya.

Yang merasa namanya dipanggil segera mendongak. "Ya?"

Sekali lagi Bambam meyakinkan dirinya dan berusaha meredam debuman keras yang berasal dari dada kirinya. Menarik napas dengan panjang kemudian berujar, "Aku menyukaimu." dengan cepat. Bahkan sangat cepat hingga sang lawan bicara perlu mencernanya lebih lama.

"Oh oke. Terima kasih karena sudah mencintai--"

"Menyukai." potong Bambam dengan cepat.

"Baik, menyukaiku. Lalu?" Mark; si lawan bicara Bambam kini melemparkan pertanyaan.

Bambam mengerutkan alis, memangnya apa lagi yang harus dia katakan pada Mark? "Tidak ada. Hanya itu. Aku hanya ingin memberitau sunbae bahwa aku menyukaimu." kemudian bocah kelas satu menengah akhir itu langsung berlalu begitu saja meninggalkan Mark yang terdiam di tempatnya.

Setelah Bambam berlalu, kini terdengar siulan menggoda dari teman-teman Mark yang menyaksikan kejadian tadi. Mereka tidak menyangka jika pemuda berwajah manis itu berani menyatakan perasaannya pada si kapten basket yang terkenal playboy itu.

Siapa yang tidak mengenal Mark Tuan siswa tingkat akhir yang juga merangkap sebagai kapten basket di sekolah? Wajah tampan adalah point utama, ditambah embel-embel anak orang kaya membuatnya semakin dicintai para gadis dan juga pria yang berstatus pihak bawah.

Mendapatkan pernyataan cinta bukanlah hal asing bagi si Tuan Amerika. Setiap harinya selalu saja ada gadis atau pria yang menyatakan cinta padanya.

Dan hari ini, dia mendapatkan pernyataan cinta dari seorang pria mungil berdarah Thailand.

"Aku tidak menyangka bahwa anak itu akan memiliki keberanian besar. Yang ku tau dia itu siswa pindahan yang terkenal pendiam kan?" suara Jaebum terdengar. Dia memandang pada Mark dengan alis bertaut.

Jackson yang juga teman sepermainan Mark, ikut memandangnya. "Iya, yang ku dengar dari Yugyeom juga dia sangat pendiam di kelas. Kenapa tiba-tiba berani menyatakan cintanya padamu?"

Mark hanya mengedikkan bahunya acuh namun matanya tidak lepas dari sosok Bambam yang berjalan kian menjauh.

*

*

*

Kunpimook Bhuwakul atau orang-orang lebih senang memanggilnya dengan Bambam. Wajahnya tampan juga manis dan menggemaskan. Pipinya gembil, enak jika dicubit atau digigit, juga empuk bila dijadikan sasaran ciuman manis. Bibirnya sedikit tebal yang sangat mengundang untuk dikecup-kecup penuh cinta. Hidungnya menggemaskan minta digigit kecil. Matanya tidak terlalu sipit tidak juga terlalu besar. Pas.

Orang-orang sangat senang padanya, terutama pada pipinya yang gembil itu. Seakan mengundang semua yang berpapasan dengannya untuk sekedar mencubitnya dengan gemas. Dia tidak banyak bicara jika sedang di sekolah -entah karena dia adalah siswa pindahan atau bagaimana- yang pasti dia lebih senang berdiam diri sambil memandang papan tulis atau mencoret-coret buku catatannya dengan asal.

Bila jam istirahat sekolah berkumandang, dia akan dengan malas bangkit dari kursinya dan berjalan lemas menuju kantin. Yugyeom; teman satu mejanya selalu memaksanya untuk ikut ke kantin dan makan disana. Padahal Bambam tidak ingin, dia hanya ingin duduk duduk saja di kelas sembari mendengarkan lagu dari airpodsnya. Tapi si keras kepala Yugyeom selalu saja menyeretnya agar mau melangkah menuju kantin.

MARKBAM-Oneshoot[✔]Where stories live. Discover now