Sugar

1.5K 91 3
                                    

Mark sedang fokus pada lembar kertas yang berserakan menampilkan banyak angka yang berderet. Pria kelahiran Amerika itu benar-benar fokus pada kertas-kertas angka itu hingga tidak menyadari seseorang yang membuka pintu ruang kerjanya. Seorang pemuda berwajah manis dengan piyama rillakuma muncul di balik pintu.

Dengan tangan yang sibuk mengusap-usap mata, pemuda tadi berjalan menghampiri dimana Mark duduk.

"Hyung~" dengungnya. Entah Mark yang terlalu fokus atau dengungan si manis yang terlalu pelan, Mark sama sekali tidak bergerak dari posisinya.

"Hyuuung~~" pemuda tadi kembali ber sing a song, tangan yang semula mengusap-usap mata kini beralih terulur guna memeluk pundak Mark.

Mark awalnya terkejut, tapi kemudian bersikap biasa kembali setelah tau siapa yang memeluknya dari belakang. Mark sudah biasa mendapati si pemuda manis yang terbangun dari tidurnya di tengah malam. Pemuda ini, selalu mengganggu kegiatannya mengecek laporan perusahaan.

"Baby kenapa terbangun?" suara berat khas Mark Tuan mengisi kesunyian ruangan.

"Hyuuuung~" dari nada bicara si manis, Mark sudah bisa menebak bahwa dia tengah merajuk karena lagi-lagi Mark meninggalkannya sendirian di kamar mereka berdua.

Tangan si manis mulai memeluk Mark dengan erat, manja sekali bocah ini. Mark, dengan kesabaran ekstra langsung melepaskan semua kertas-kertas yang sedari tadi dipegangnya. Mark ini selalu sabar bila menghadapi si manis. Salahnya juga sih tiba-tiba meninggalkan si manis yang sudah terlelap sendirian. Tapi mau bagaimana lagi, pekerjaannya menunggu untuk diselesaikan.

"Mengantuk?" tanya Mark sembari membawa tangan si manis dan mendudukkannya di pangkuannya.

Si manis mengangguk dengan rasa kantuk yang tak bisa ditahan. Matanya terpejam, tidak berniat barang sebentar pun terbuka untuk menatap Mark.

"Bamie, sayang, 'kan hyung sudah bilang jika kau terbangun dan hyung tidak ada di sampingmu, kau lanjutkan saja tidurmu, hyung tidak kemana-mana, hyung ada disini. Ruang kerja hyung kan ada di samping kamar." Bambam; si pemuda manis tadi merengut, tidak suka dengan kata-kata Mark. Melesakkan kepalanya ke leher Mark dan menggigit kecil area sensitif itu.

Aduh Bambam, kau membangunkan singa yang sedang tidur.

"Ngggg~ hyuuungg~" anak itu terus berdengung seperti nyamuk. Mark tau bila sudah seperti ini tidak akan ada pilihan lain selain membuat si manis kembali tidur. Jadi dia mulai menepuk-nepuk lembut punggung Bambam. Dan seperti apa yang sudah dia tebak sebelumnya, Bambam jatuh tertidur tidak lama setelahnya.

.

Mark Tuan, lahir dan besar di Los Angeles, California, Amerika Serikat. Menginjakkan kaki di Korea Selatan sekitar lima tahun lalu karena keinginan sang ayah yang memintanya untuk mengurusi perusahaan mereka di Korea. Pria berusia dua puluh enam tahun itu dengan terpaksa melupakan cita-citanya yang ingin menjadi dokter demi keinginan sang ayah.

Tidak apa-apa, ini demi kebaikannya juga di masa yang akan datang.

Setahun tinggal jauh dari kedua orang tua membuat Mark semakin menunjukkan sisi dewasanya. Pria itu semakin menjadi sosok yang mandiri dan bertanggung jawab. Sedari kecil dia memang diajarkan untuk menjadi sosok pemberani, mandiri dan bertanggung jawab, tapi semua itu benar-benar terlihat setelah dia tinggal jauh dari orang tua.

Bambam, dia mengenal pemuda manis itu sekitar empat tahun lalu? Ah Mark sedikit lupa tentang kapan tepatnya mereka bertemu untuk pertama kali. Tapi yang pasti, kenangan itu akan selalu Mark simpan rapat-rapat dalam memorinya. Bambamnya, si manis namun manja itu akan selalu menjadi orang favorit bagi seorang Mark Tuan.

MARKBAM-Oneshoot[✔]Where stories live. Discover now