9

2.2K 349 31
                                    

Festival olahraga dinyatakan selesai dan Kacchan dinyatakan keluar sebagai juara. Tidak terlihat aneh bila Kacchan sangat marah ketika rivalnya lebih memilih menggunakan setengah kekuatannya, tetapi diwaktu bersamaan aku merasa kasihan dengan Todoroki-kun.

Terlepas dari hal berkaitan dengan Festival olahraga UA, aku kini mendapatkan libur selama dua hari, hal lain yang aku lakukan yakni merehabilitasi lengan kananku yang rusak parah. Makan seperti ini pun terasa menyebalkan.

"Kamu tau, Kaa-chan pingsan 7 kali, kamu benar-benar membuat Kaa-chan panik Izuku, ditambah quirk-mu yang tiba-tiba muncul dan efek sampingnya." Okaa-san bercerita dengan semangat.

Aku tertawa pelan. "Okaa-san lebih berusaha keras ya dari padaku."

"Kamu benar-benar membuat Kaa-chan khawatir. Lihat tangan kecil anak Kaa-chan yang penuh luka." Okaa-san menggenggam tangan kiriku. "Bagaimana rasanya? Apakah sangat menyakitkan?"

"Okaa-san," aku memanggil Okaa-san pelan. "Percaya pada Izuku, Izuku akan menjadi hero yang akan berdiri gagah di samping Okaa-san dan pada prosesnya, Izuku berharap Okaa-san mampu memaafkan semua luka yang Izuku buat."

Okaa-san tersenyum lembut, setelahnya kami melanjutkan makan walau sesekali aku harus menarik napas lelah. "Sini Kaa-chan suapi anak Kaa-chan yang manis ini."

"Okaa-san." Protesku pelan yang diabaikan Okaa-san dan malah terus menyuapiku. Bunyi ketukan menghentikan Okaa-chan menyuapiku. "Biar aku yang buka." Aku berdiri dari duduk dan berjalan menuju pintu.

Aku membuka pintu dan terkejut menemukan Todoroki-kun berdiri di sana dengan dua keranjang buah dimasing-masing tangannya. "Maaf mengganggumu Midoriya." Aku menggeleng dan mempersilahkannya masuk. "Ah, aku ingin mengajakmu keluar bila tak masalah." Todoroki-kun menyerahkan keranjang buah di tangan kanannya padaku.

"Kalau begitu mari ikut ke ruang makan, maaf bila rumahku berantakan." Aku membimbing Todoroki-kun menuju meja makan, di sana Okaa-san melihat kami. "Okaa-san, perkenalkan ini Todoroki-kun, temanku. Ah, sebentar Todoroki-kun, aku akan menyiapkan sarapan untukmu."

"Tidak perlu Midoriya, aku sudah makan." Todoroki-kun terdengar sungkan.

Okaa-san meletakan susu dan roti sementara aku mengambil selai lain. "Makanlah Todoroki-kun, kamu datang sepagi ini pasti melewatkan makan pagimu."

"Terima kasih Baa-san." Aku tersenyum kecil melihat Todoroki-kun. Setelah meletakan selai di sisinya aku pamit kekamar untuk mengganti pakaian.

Setelah berganti pakaian aku kembali ke meja makan dan pamit kepada Okaa-san, kami berjalan bersisian meninggalkan apartementku. Todoroki-kun hanya diam selama perjalanan sampai akhirnya kami berdiri di depan rumah sakit dan masuk ke dalam. Aku ingin sekali menanyakan ingin menjenguk siapa sebelum akhirnya kami berdiri di kamar dengan nama Todoroki.

"Ayo masuk Midoriya." Todoroki-kun menggeser pintu dan di sana duduk beta cantik dengan surai yang sama dengan sisi kanan Todoroki-kun. Todoroki-kun maju. "Okaa-san."

Wanita yang dipanggil Kaa-san oleh Todoroki-kun menoleh. Wajahnya rupawan, penuh akan kelembutan dan keanggunan untuk ukuran beta. "Shoutou."

Todoroki-kun maju dan memeluk tubuh Todoroki-san erat. Keranjang buah tersebut untung saja sudah beralih tangan, karena aku ragu Todoroki-kun akan mengingat bahwa ia membawa keranjang ini. "Okaa-san, maafkan aku." Gumaman Todoroki-kun sampai ke telingaku. Suaranya penuh kesedihan, penyesalan, dan kebahagiaan.

"Tidak masalah Shoutou, maafkan Kaa-san yang membiarkanmu tumbuh sendiri." Todoroki-san mengelus surai dwiwarna Todoroki-kun lembut. "Lihatlah lelaki tampan ini yang dulu selalu Kaa-san pangku kini bahkan membawa omeganya kehadapan Kaa-san."

Wajahku memerah, tunggu! "Aaaaah, Anda salah paham Baa-san. A-aku bukan pasangan Todoroki-kun."

"Eh? Padahal kalian serasi sekali." Todoroki-san mengejek pelan, aku benar-benar malu!

"Okaa-san, dia bukan omegaku saat ini." Todoroki-kun berbisik pelan dan masih terdengar olehku.

oOo

Aku dan Todoroki-kun tengah menikmati es krim di taman tak jauh dari rumah sakit. Angin sepoi-sepoi menemani kami yang tengah berteduh di bawah pohon besar sembari menikmati es soda yang kami beli di swalayan tepat di sebrang jalan.

"Aku pikir," Todoroki-kun memecahkan kesunyian di antara kami. "Okaa-san akan menolakku, ingatan-ingatan masa kecilku malah memperburuk pemikiran tersebut."

"Tidak ada ibu yang akan menolak anak mereka, bahkan bila mereka villain." Aku menatap Todoroki-kun lembut. "Sudah sifat dasar seorang ibu mencintai dan menyayangi anak mereka, tidak perlu bersedih Todoroki-kun."

"Terima kasih Midoriya, aku senang mendengarnya." Todoroki-kun menengadah menatap daun-daun di atas kami. "Maaf bila ini mengganggumu, tetapi aku penasaran."

"Tentang apa Todoroki-kun?" Aku menatap Todoroki-kun yang ternyata kini membalas menatapku.

"Mengapa kau memutuskan menjadi hero?" Pertanyaannya membuatku terdiam. "Pada akhirnya kau akan di rumah, hamil, membesarkan anakmu. Hal lain yang akan mengganggumu juga adalah masa heatmu bukan?"

"Aku tidak akan menikah." Balasku mantap. Aku memejamkan mata menikmati angin yang kembali berhembus lembut. Meski menyenangkan memiliki seorang yang akan mengurusku ketika aku benar-benar membutuhkannya dan melimpahkan banyak kasih sayang kepadaku, tetapi aku tidak percaya pada pasangan hidupku. "Aku akan diam menanti kematian dan menikmati masa dimana aku akan menyelamatkan banyak orang, bukankah itu menyenangkan Todoroki-kun?"

"Kau takut akan alphamu?" Aku menoleh kearah Todoroki-kun kaku. "Kau takut ditolak oleh Bakugou? Bagaimana bila kau berdiri bersamaku?"

"Ha?" Aku menatap Todoroki-kun ragu. "Kau melamarku?"

Todoroki-kun menatapku dalam, matanya memancarkan kesungguhan. Yang benar saja?! Andai yang sedang melakukannya Kacchan, mungkin aku akan menerimanya? Tunggu! Bukannya aku membenci Kacchan, untuk apa menerimanya di sisiku. Aaaah, aku ingin sekali mengumpat pemikiranku. Ini jelas kelakuan omega itu.

Tubuhku terangkat. Aku tersadar kini aku berdiri di belakang punggung lebar dengan rambut ash blonde tersebut. Kacchan! Bagaimana ia bisa di sini?! "Hei Setengah sialan, encamkan ini di otak kecilmu bahwa omega sialan ini tidak akan pernah menjadi milikmu, bahkan meski ia juga menginginkanmu!"

Kacchan menarik lenganku keras. Aku menatap Todoroki-kun sebentar sebelum benar-benar jauh dan meminta maaf tanpa suara kepadanya. Mungkin aku harus mengatakannya lusa, dan apa-apaan pria ini. Menyebalkan!

Fate Where stories live. Discover now