• 0.2 | SINGULARITY •

2.9K 184 6
                                        


Hai hai hai, aku comeback! Ada yang kangen cerita ini? Maaf ya update agak lama, soalnya sibuk sama urusan sekolah wkwk.

Okeh, kita langsung saja. Semoga suka guys, happy reading!

[BANGTAN MANAGER]

Semua orang sudah pergi lima menit lalu, ada jadwal rekaman kata Namjoon. Meninggalkan Adel seorang diri di ruangan luas dengan dinding kaca tempat latihan member. Gadis berhoodie itu sibuk mengamati isi ruang, tertarik memperhatikan benda-benda di dalamnya.

Tidak ada banyak barang disini. Mungkin hanya sepasang speaker besar dengan sebuah tv yang diletakkan di atasnya. Ada kulkas juga dipojok ruangan yang pasti berisi snacks milik member.

Adel tak sempat memperhatikan lebih jauh. Matanya tertarik pada secarik kertas berwarna yang ditempel di mading dekat stand hanger tempat member menyimpan mantel mereka.

Meraih kertas itu, Adel memperhatikan tulisan-tulisan di atasnya. Ada tabel kalender dengan warna yang berbeda-beda di tiap kotaknya. Seperti memiliki arti khusus, Adel berpikir apa maksud warna-warna ini. Beberapa kotak berwarna biru dan hitam dengan keterangan 'menyetor lirik pada PD-nim'. Di kotak sebelahnya tertulis kalimat 'menghafalkan koreo' dengan warna yang berbeda lagi.

"Siapa kau?"

Suara itu membuat Adel terlonjak, buru-buru menoleh pada sumber suara di belakangnya. Seorang pria dengan tinggi kira-kira 170 cm sudah melongokkan kepalanya di balik pintu sambil mengernyit waspada, seperti menangkap basah seorang penyusup.

Sadar arti tatapan aneh itu, Adel langsung membungkukkan tubuhnya cepat sambil berucap, "Adel imnida!"

Ekspresi pria itu perlahan berubah, menjadi terkejut dan takjub di saat bersamaan. Kaki panjangnya melangkah masuk dalam ruangan dengan sebuah tangan yang sudah terulur menyambutnya ramah.

"Ah, maafkan aku."

Buru-buru Adel menggeleng sambil menerima uluran tangan itu. Matanya memperhatikan penampilan laki-laki di depannya. Cara berpakaian pria ini cukup unik. Dia memakai jas berwarna ungu cerah dengan celana pendek jeans selutut. Jangan lupakan dasi merah tua yang terpasang rapih di sela jasnya itu. Bisa bayangkan bagaimana anehnya berbagai kain berwarna sangat kontras itu tertempel semua di tubuh? Pria di depannya ini seperti seorang newbie dalam berpakaian.

"Kenapa kau masih disini? Tidak menemani member di ruang rekaman?" Tanyanya bingung. Mata pria itu tak sengaja menangkap secarik kertas yang dipegang Adel.

"Anda mengenalku?" Tanya Adel balik. Dia tak merasa mengenal seorang pun di kantor ini selain Ryan. Postur tubuh dan suara pria di depannya ini terasa sangat baru untuknya. Bahkan menurut Adel ini pertama kalinya dia bertemu dengan seseorang yang cara berpakaiannya begitu nyentrik seperti orang ini. Tapi kenapa rasanya laki-laki dengan senyuman lebar itu terlihat sudah sangat mengenalnya?

Tiba-tiba yang ditanya tergelak puas. Makin membuat kebingungan gadis manis di hadapannya. "Kau manager baru Bangtan bukan? Oppamu itu temanku."

Mendengar nama Ryan disebut, Adel buru-buru kembali menundukkan tubuhnya. "M-mianhamnida, saya tak bermaksud macam-macam disini. Hanya ingin melihat-lihat," ucapnya gugup. Dia tak mau mendapat masalah di hari pertamanya.

"Tak perlu se-formal itu, Adel-ssi. Namaku Nathan. Kau bisa menemuiku di divisi pemasaran," balas pria itu ramah, masih belum menghilangkan senyum di mulutnya.

Adel mengangguk kikuk. Hingga menyadari tangan pria bernama Nathan itu mengambil lembar kertas yang sejak tadi digenggamnya.

"Kenapa jadwal ini ada di tanganmu?"

BANGTAN MANAGER Where stories live. Discover now