Prolog

63 5 0
                                    

Sudah berapa lama
Aku menunggu jawaban darimu
Sampaikah kepadamu
Kata-kata yang kurangkaikan
Agar kau tahu perasaanku
Yang telah lama terpendam
Inilah yang kurasakan

Jangan hanya bicara
'Ku tak perlu kata-kata
'Tuk mengerti yang kau rasakan
Karena 'ku hanya butuh
Separuh hatimu
Di dalam hidupku
'Tuk buatku bahagia

Lantunan lagu Bicara karya The Overtunes kembali menemani malam mingguku. Aku berdiam dalam kamar sembari menikmati hawa sejuk dari AC.

"Kring...kring...." bunyi bel rumahku memaksa aku untuk segera keluar dari kamar dan menuju pintu. Ternyata pesanan Go-foodku telah sampai. Aku memesan sebuah toast dari kedai kopi langgananku. Aku memang belum makan sedari tadi.

Satu buah toast dan segelas cappucino melengkapi malam mingguku kala itu. Karena bosannya, aku ingin sejenak bernostalgia dengan masa SMAku. Kuambil buku kenangan SMAku, dan kubaca secara seksama. Aku berhenti sampai halaman tentang dirinya. Ya, dia.

------

Sebelum terlalu jauh, izinkan aku memperkenalkan diri. Aku adalah Gavin Nicholas. Keren ya? Aku bangga dengan orang tuaku yang memberi nama seindah ini kepadaku. Aku berperawakan chinese dengan kemampuan berbahasa Sunda yang apa adanya. Tinggiku 170 cm. Pendek? Relatif. Aku memiliki masalah dengan penglihatan jarak jauh yang membuatku mengenakan kacamata minus sebagai alat bantu tambahan untuk melihat dunia.

Kini aku menempuh pendidikan tinggi di salah satu universitas ternama di seantero Gading Serpong. Aku mengambil program studi Ilmu Komunikasi, dengan penjurusan Jurnalistik. Aku memang suka menulis. Terkadang aku juga menulis beberapa puisi untuk dia, tapi belum pernah kutunjukkan kepadanya.

Buku kenanganku masih bergeming pada halaman tentang dia. Ku pandang lekat fotonya. Cantik memang. Sesuai dengan namanya. Cantika Putri Cempaka. Nama yang begitu indah, seindah dirinya. Sejenak, aku kembali jatuh hati kepadanya.

Cappucinoku mulai terasa dingin karena terlalu lama aku diamkan. Aku mengalihkan waktuku hanya untuk melihat potret dirinya saja. Kecantikannya membuat diriku tenggelam dan ingin terus memandanginya. Segera kuhabiskan cappucino & toast milikku, dan aku mulai mengambil sebuah laptop.

Aku, Gavin Nicholas, akan memulai segala kisahku dengan Cantika dan teman-temanku pada masa SMA dalam tulisan tulisan di bawah ini.


Fren(zone) :  SMA, Cinta, UnrepeatableWhere stories live. Discover now