28. Kisah di gramedia

Comincia dall'inizio
                                    

"Aku jadi inget pertama kali kita jalan pas kamu mau permen kapas juga." ujar Alvin.

"Iya kita ke dupan nggak waktu itu." sahut Aurel.

"Kalau nggak salah si iya." jawab Alvin.

"Waktu itu kamu udah suka belum sama aku?" tanya Aurel dengan memajukan wajahnya sehingga bersandar di bahu Alvin.

"Udah dari sebelum itu." jawab Alvin.

"Serius?" tanya Aurel.

"Iya, setelah aku nyium kamu di kantin, aku selalu kebayang sama wajah kamu, terus aku juga selalu mau deket kamu, aku selalu perhatiin kamu, dan dengan rasa kepo aku stalk kamu, terus kemudian aku tau kalau kamu itu Lea karena postingan instagram kamu gelang yang pernah aku kasih sama kamu, yang aku buat dari benang itu terus ada inisial nama kamu." jelas Alvin panjang lebar.

Aurel tersenyum mendengar perkataan Alvin. "Aku kira kamu suka sama aku karen aku nggak nerd lagi." kata Aurel.

"Nggak la Re, cinta itu datang tanpa di pintu." jawab Alvin.

Aurel tertawa. "Terus kok kamu bisa yakin sih kalau aku Lea, kan gelang kaya gitu banyak." kata Aurel.

Alvin menghentikan motornya saat telah sampai di gramedia. Kemudian dia membuka tasnya.

"Nih." kata Alvin.

"Diary aku." kata Aurel yang melihat diarynya kini di pegang oleh Alvin.

"Dari sini aku yakin kalau kamu itu Lea," ujar Alvin dengan mengacak-acak rambut Aurel.

"Kamu dimana dapat diary ini, aku udah lama nyarinya." kata Aurel yang mengamati diarynya.

"Di koridor kelas kamu, waktu aku mau pulang latihan basket." jawab Alvin.

Aurel mengingatnya pasti itu kejadian sebulan yang lalu, dimana dia di tampar oleh Sandra karena kejadian dia di cium oleh Alvin.

"Ohh, udah ayo masuk." kata Aurel yang menarik tangan Alvin membawanya masuk kedalam gramedia.

"Helmnya Re." ujar Alvin yang terkekeh.

"Eh." kata Aurel yang meraba kepalanya.

Alvin segera melepas helm Aurel dan setelah itu dia menggenggam tangan Aurel.

"Ayo." ajak Alvin.

Aurel mengangguk sembari tersenyum. Setelah masuk kedalam gramedia Aurel segera mencari buku untuk persiapan ujiannya.

"Vin ambilin yang ini." kata Aurel yang menunjuk buku biologi.

"Rayu aku dulu." ujar Alvin yang tersenyum jahil.

"Cih, rese." jawab Aurel.

"Nggak mau yaudah." kata Alvin yang bersandar di rak-rak buku sembari menatap Aurel.

Aurel melihat sekelilingnya tidak begitu banyak orang. Dia menarik napasnya panjang.

"Hmm Alvin sayang tolong ambilin Aurel buku biologi yaaa." kata Aurel berbicara dengan suara anak kecil sembari mengembungkan pipinya.

Nerd Girl?Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora