Bagian 1

211 8 14
                                    

Bagian 1: Abu-abu Hidupku Bertambah Abu-abu

Happy reading!

Bila ada yang bertanya padaku apa kalimat yang paling kusukai, pasti akan kujawab dengan quote dari idolaku Bapak John Adams. "Selalu ada dua sisi pada semua koin". Selama ini aku menjalani hidup dengan berpacu pada kalimat ini. Walaupun beliau mengartikan kalimat ini sebagai: "Ada dua sisi pada setiap cerita", aku selalu mengartikannya sebagai: "Setiap orang memiliki dua sisi". Dua sisi itu adalah wajah manusia yang selalu berada disisi terang, dan punggung manusia yang selalu berada disisi gelap. Setiap orang memiliki sisi baik yang selalu mereka perlihatkan pada mata orang lain, disisi lain mereka juga memiliki sisi buruk yang mereka sembunyikan dari orang lain. Suka atau tidak suka, belajarlah hidup dengan kenyataan pahit itu. Masyarakat tidak akan peduli dengan pendapat satu orang atas stigma yang telah terbangun sejak dulu. Jalanilah hidupmu sepahit apapun dan seabu-abu apapun segala kejadiannya.

... Terus apa yang diinginkan oleh anggota-anggota OSIS itu? Tumben-tumben saja mereka mengubah satu jam pelajaran disekolah menjadi ajang menulis paragraf dramatis. Padahal kami yang kelas X belum dua bulan masuk. "Kami minta kalian membuat satu paragraf tentang motivasi hidup kalian, untuk alasannya jangan ditanya", katanya; tapi kenapa mereka nge-setup ajang ini se-sketchy ini ya? Orang biasa pasti bakal bertanya-tanya alasannya. Setelah aku selesai membuatnya, orang-orang disekelilingku banyak yang menatap langit-langit, membuat teori tentang tingkah para anggota OSIS, dan beberapa juga berdiskusi dengan teman mereka. Karena sudah selesai, mungkin aku akan menghabiskan waktu dengan membaca "Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde". Buku ini bercerita tentang Dr Jekyll yang memiliki kepribadian lain yang disebut "Mr Hyde". Mr Hyde memiliki kepribadian yang sangat kontras dengan kepribadian Dr Jekyll yang biasa ia perlihatkan pada orang lain. Intinya buku ini menceritakan sisi baik dan sisi buruk yang berada pada setiap psikologis manusia. Apakah ada seseorang yang memiliki dua kepribadian yang sangat berlawanan satu sama lain seperti tokoh buku ini di sekitarku? Pertanyaan itulah yang selalu terbayang dalam benakku, orang-orang yang menyembunyikan "sisi gelap" mereka biasanya takut untuk mengakui kelemahan mereka. Jadi "kasus aneh" seperti ini belum pernah kuamati secara langsung.

"Anu E-efsa?"

Secara tidak kusadari, seorang cewek dengan rambut kepang kuda dan berkacamata frame merah tiba-tiba menghampiriku yang tengah menyelam dalam cerita buku. Lalu... Efsa itu siapa? Itu bukan namaku, dan aku juga duduk sendirian disini. Walau ragu untuk menjawab, karena tidak mungkin sekolah ini menerima siswi yang berbicara sendiri dengan figur tanpa wujud; akupun bertanya kembali padanya.

"Nyari siapa ya?"

"Ah, namamu Efsa kan?"

Seperti yang sudah kuperkirakan, dia ingin memanggilku. Tapi, Efsa itu siapa? Aku bukanlah Ratu Es.

"Nama aneh macem apa yang kamu kasi? Bukannya pas perkenalan di kelas udah pernah aku bilang nggak sih?"

*6 minggu lalu

["Perkenalkan nama saya ᴵᴹᵃᵈᵉᴱᵛⁿˢᵃʸˡᵉⁿᵈʳᵃᴹᵃʰᵃᵛᶦʳᵃ ᵃˢᵃˡ ᴶᶦᵐᵇᵃʳᵃⁿ, dari SMP Ganesha Satya"]

...

Dia menceritakannya seperti itu... Dia bilang suaraku terlalu kecil dan aku bicara terlalu cepat saat memperkenalkan diri di bagian namaku dan daerah asalku.

"... emang bener sekecil dan secepet itu kah suara aku pas perkenalan?"

"Anak-anak lain juga nggak tau namamu, apalagi entah kenapa absen kelas belum selesai. Jadi mana ada yang tau namamu, palingan juga cuma tau nomor absenmu"

Aku tidak ingin kerepotan memperkenalkan diri lagi, aku pun memperlihatkan paragrafku yang sudah selesai.

Nama: I Made Evan Saylendra Mahavira

Keabu-abuan Masa SMA ini (tidak) MengganggukuWhere stories live. Discover now