[III] FALL IN LOVE

8.9K 871 34
                                    

Aku update lagi...
Ayo jangan lupa buat vote and comment ya...
Biar makin semangat up-nya... kritik dan saran sangat aku tunggu...

Selamat membaca....

*

*

*

*

*

*

*

Namanya Jeon Jungkook, lebih sering dipanggil Kookie atau Kookoo. Umurnya empat tahun, walau ketika ditanyai menjawab dengan menunjukkan kelima jarinya dengan bangga sambil menyebut angka empat.

Kookie bercerita kalau sudah melewati empat kali gelap –mungkin maksud pria kecil itu empat malam- berada di jalanan, orang tua Kookie mengajak Kookie pindah dari kota kelahirannya di Busan menuju ibu kota, Seoul.

Tadinya orang tua Kookie menyuruh anak itu menunggu di halte bis dengan alasan Eomma baru Kookie yang sedang sakit perut harus pergi mencari apotik bersama sang Appa.

Dirinya diberi tanggung jawab menjaga kopernya sendiri karena sudah besar dan akan diakui sebagai super hero layaknya Iron Man jika menjalankan misi menjaga koper plus menjadi anak yang patuh.

Tapi kedua orangtuanya tidak kembali.

Jungkook tetap menuunggu di halte bis dengan sabar meski malam mulai menjelang. Dirinya diberi makanan oleh orang-orang yang lewat atau sekedar menunggu bis. Kookie mengaku diserang nyamuk ketika tidur dan dirinya berlindung dibalik koper besarnya

Di hari kedua, ada orang mabuk yang hampir memukulnya. Jadi Jungkook kecil bersembunyi di lorong antara dua gedung sehingga petugas atau orang-orang tidak melihatnya.

Di hari ketiga, Jungkook harus mencari tempat sembunyi yang baru karena tempat sebelumnya dihuni anjing liar galak yang mempunyai banyak anak. Jadi dia pindah lagi dan bersembunyi di antara toko, kafe, dan restauran berharap bisa diberi makanan.

Hari ketika Taehyung menemukan Jungkook dikarenakan pria kecil itu sudah tidak mampu menahan lapar, kedinginan dan kehujanan. Lalu malaikat menuntun Jungkook pada Kim Taehyung kita.

Kim Taehyung nyaris sesenggukan sementara Dokter Kim mengusap kepala Jungkook lembut memberi kekuatan.

Kookie juga bercerita kalau Eomma barunya sedikit seram dan suka marah-marah kalau Jungkook manja dan tidak mandiri. Sehingga, dia menurut untuk menunggu walau merasa ketakutan.

Kim Taehyung sesak, ada rasa penyesalan akan tingkahnya selama ini. Dia tidak dipertemukan dengan jodoh saja merana seperti orang paling menderita semuka bumi. Skripsi tidak kelar-kelar sudah seperti divonis penyakit mematikan. Melarat. Depresi.

Batinnya tertampar mendengar penuturan Kookie, membayangkan dirinya di posisi anak itu saja tidak mampu. Terlebih menjalaninya.

“Sudah-sudah. Menangisnya nanti-nanti lagi. Sekalang kan Kookie sudah beljumpa Hyungie dan Uisa-nim yang baik hati. Jadi tidak sedih lagi. Senang, begitu. Bahagia.”

Kim Taehyung tidak tahan lagi. Sedari tadi sudah menahan gemas. maka Kim Taehyung memeluk bocah kecil itu sambil menangis tersedu. Kookie menepuk-nepuk punggung Taehyung semampu yang ia bisa. Tangan kiri yang tertancap jarum infus tidak mampu dia angkat berhubung diberi pemberat oleh Dokter Kim.

“Iya, iya. Hyung tidak sedih kok. Kookie tinggal saja disini bersama Hyung. Tempatnya besar dan wangi. Tidak ada yang suka marah-marah juga. Dari pada di jalan, tidak enak, bau, seram juga.”

Kookie melebarkan senyum, dia hampir mengangguk sebelum misi orang tuanya terlintas begitu saja, “Jadi Eomma balu dan Appa Kookie bagaimana? Meleka suluh Kookie tunggu disitu. Kalau meleka kembali lalu Kookie tidak ada bagaimana?”

Dokter Kim kembali mengusap rambut Kookie, “Tidak apa, biar Samchon dan Hyung yang cari Eomma baru dan Appa Kookie lalu bilang Kookie ada disini. Jadi tidak perlu menunggu di jalan, ya?”

Jungkook mengangguk senang, bertemu orang baik membuat dia melupakan hal buruk yang terjadi beberapa hari ini, terlebih yang ini tampan, wangi dan senang memeluk. Jungkook senang dipeluk soalnya.

Kim Taehyung akhirnya menyuapi bocah itu dengan telaten, lalu memberi obat dan menidurkannya. Tidak tahu dari mana keahlian itu ia dapatkan, tapi Taehyung merasa senang mampu membuat bocah itu merasa nyaman di dekatnya dan ada rasa puas ketika mampu mengurus bocah itu dengan baik.

Dokter Kim sudah keluar dari kamar ketika Taehyung memberi Jungkook makan, pamannya itu mengabari orang tua Kim Taehyung akan apa yang terjadi. Tidak ingin ada salah paham sekiranya menggunakan bawahan mereka untuk melacak orang tua Jungkook ataupun serangan jantung ketika melihat anak kecil itu tinggal bersama putra mereka.

Taehyung sudah takut kalau orang tuanya berpikir dirinya menghamili anak gadis orang dan Jungkook adalah anaknya atau dia menculik anak orang. Pasalnya orang tua Taehyung tahu kalau putra mereka sangat tidak tahan melihat yang menggemaskan. Hampir semua yang menggemaskan ingin dia miliki.

Tapi respon yang dia dapatkan malah berbeda. Kedua orang tua Taehyung berseru senang dan bangga dengan sikap putra tunggal mereka. Mungkin karena pamannya sendiri yang menjelaskan atau karena Taehyung tidak pernah seberguna ini sebelumnya.

Sekarang semua tahu dari mana tingkah aneh seorang Kim Taehyung berasal.

Orang tua Kim Taehyung berpesan agar Taehyung dan Dokter Kim merawat anak itu sampai mereka tiba. Memutuskan untuk mengambil tiket sekali jalan dari California hanya untuk mengapresiasi tindakan Kim Taehyung. Bahkan sang Mama mencabut kedua ultimatum mutlaknya kalau dia bisa merawat Jungkook dengan baik.

“Tidak apa-apa menjadi mahasiswa abadi. Tidak lulus juga tidak masalah. Asalkan bisa bertanggung jawab ketika merawat seseorang, Papa dan Mama percaya kalau Taetae bisa memimpin perusahaan keluarga kita kelak.” Kalimat Mama terus terngiang di kepalanya.

Kim Taehyung sendiri bingung antara ingin bahagia atau malah sedih. Habisnya, dia malah terlihat seperti pengasuh bayi dibanding Papa Muda atau seorang Abang. Sebenarnya anak Papa dan Mamanya siapa sih? Jeon Jungkook atau dirinya.

Walau perjanjian dibatalkan, Taehyung merasa bahwa dia tidak akan menerima itu semua kalau Jungkook tidak hadir. Jadi dia sial atau beruntung bertemu dengan Jungkook? []

Boy Meets BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang