BAB 21

77 7 0
                                    

"Rey" Alifa berada di samping Reyhan yang sedang minum.

"Hm?"

Alifa diam

"Rey." Alifa memanggil lagi.

"Mau nanya apa? Bilang aja."

Alifa ingin menanyakan lagi wanita itu, tapi ia tidak mau merusak suasana.

"Tuh kan malah diem."

"Kemarin itu siapa?" akhirnya pun Alifa angkat bicara.

"Kemarin kan aku udah bilang sama kamu, emang penjelasan yang kemarin belum puas? Cewe itu cuman teman, teman aku, teman Verdy dan teman Wyver. Dia emang deket, kemarin dia pegang lengan karena sudah terlalu enjoy sama aku. Kalo itu terjadi sama Verdy atau sama Wendy juga kaya gitu."

Alifa mengangguk pelan. Tapi sepertinya tidak hanya itu.

"Sekolah dimana?"

"Di SMA Lenta. Sekolah aku dulu."

Bibir Alifa membulat, ia harus menemuinya.

---

Mata Alifa beralih kesekeliling, tidak ada teman-temannya yang lain.

"Yang lain pada kemana?" Tanya Alifa.

"Belum dateng," jawab Verdy.

Verdy mengajak Alifa ke basecamp wyver.

Alifa duduk di sofa, dan membuka plastic McDonald yang tadi dibeli.

Eriska, Riyola dan Wendy datang,

"Ada Alifa," Eriska kaget melihat Alifa.

"Iya, tadi Verdy ngajak gua," kata Alifa. Verdy hanya tersenyum, ia mengambil remote televise.

Eriska curiga, jangan-jangan wanita yang disukai oleh Verdy adalah Alifa.

"Mau dong," kata Wendy.

"Sini,sini," Riyola dan Wendy mendekat untuk mengambil kentang goreng.

Tak lama Reyhan datang dengan cewe itu sambil bergandengan tangan.

Talita.

Suasana menjadi tegang, ada kesalahan komunikasi.

Reyhan tidak memberitau akan mengajak Talita, sementara Verdy juga mendadak mengajak Alifa.

Sementara Talita, ia kaget tetapi ia santai tanpa mementingkan perasaan yang ada disekitarnya.

Ia tersenyum sinis melihat semuanya salah tingkah. Seperti melihat hantu saja.

"Alifa," Reyhan melepas pegangannya cepat.

Alifa membuang muka, Wendy berdiri memberi kode supaya Talita pergi tapi wania itu tidak menuruti

"Hai, kita ketemu lagi," kata Talita santai.

Alifa tersenyum kecut, lalu pergi.

Reyhan berusaha mengejar tapi Talita menghadang.

"Biar gue aja," Verdy mengerjar Alifa.

Eriska semakin, Alifa orangnya.

Reyhan menghembuskan napas kasar, ia kesal.

"Kenapa? Kamu marah sama aku?" tanya Talita.

Eriska mendekat,

"Lu bisa engga si engga memperburuk keadaan?"

Talita tertawa meledek.

"Kenapa? Takut ketauan? Takut duit lu ilang? Iya?" Emosi Eriska memuncak.

Reyhan menahan Eriska dengan tatapannya. Lelaki itu menggeleng. Eriska menjauh, ia tidak boleh termakan.

ALIFA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang