|17|

374 37 11
                                    

Author: _kayxx_brainwasher_
Title of story: Anger, Jealousy, and Obsession 
Genre: Teenfiction Romance Comedy, berusaha untuk anti maensetir
Rate: T dan tidak akan berubah karena tidak mau diputusin

GAME OVER

Happy reading!

[O×Δ]

"Ri, ini udah jam tiga," kata Kesha yang memberi kode kepada Ori untuk segera menyudahi memijat tangan kanannya. Pergulatan dirinya dengan Tata pada istirahat kedua tadi, membuat tangannya sedikit kram dan cukup memerah. Itu bukanlah sebuah pertarungan mencengkram tangan paling keras antar cewek pada umumnya. Tata adalah seorang atlet Taekwondo, sedangkan Kesha seperti yang sudah diketahui adalah atlet parkur. Jelas tenaga dan teknik yang mereka keluarkan tadi siang tidak seperti tenaga dan teknik yang perempuan seusia mereka keluarkan.

Ori pun menarik satu persatu jari-jari Kesha sampai berbunyi. "Dikit lagi."

"Gue udah ditunggu sama anak-anak yang lain buat latihan parkur," ujar Kesha. "Gue belum ganti baju. Kayaknya gue bakal telat dateng latihan. Omong-omong, jemputan lo udah dateng?"

"Belum, aku udah bilang ke supir aku kalau hari ini aku bakal pulang telat soalnya mijitin temen."

"Oh... oke," balas Kesha. Ia tidak menyangka Ori akan mengatakan alasan seperti itu kepada supirnya.

"Udah!" Ori pun melepaskan pijitannya dari tangan Kesha. "Semangat ya latihan parkurnya!"

Kesha mengambil tas serta jaket bertuliskan Rakuzan itu lalu berpamitan, "Arigatou (makasih) pijitan gratisnya, Ri! Mata ne!" (Sampai jumpa)

Ori melambaikan tangannya beberapa kali, membalas lambaian Kesha. "Mata ne juga."

Setelahnya, ia melihat Kesha berlari menjauh. Berangsur-angsur tubuh kecil Kesha menghilang dari pandangan Ori.

Tuk. Setangkai bunga mawar berwarna merah muda mendarat di depannya. Refleks, Ori mengadah ke atas, tempat bunga tersebut jatuh. Tepat di atasnya, terdapat kelas sebelas IPA 4 sampai dengan kelas IPA 6 berjejer. Ia sendiri duduk di teras kelasnya di IPA 2 di bawah. Kemungkinan, ada seseorang dari kelas atas yang menjatuhkan bunga mawar tersebut.

Sebenarnya, Ori ingin menyimpan bunga tersebut ke dalam tas dan memajangnya di kamarnya. Mawar tersebut begitu menggemaskan di mata Ori. Tapi Ori selalu ingat kata-kata ibunya, "jangan pernah mengambil apa pun yang bukan milik kita, apalagi mencuri. Ingat, Mama sudah kasih kamu uang. Lebih baik beli. Kalau uangnya kurang, Mama sudah buatkan kamu ATM. Tiap sebulan sekali, Mama isi saldo kamu." Mamanya berujar seperti itu, sehari sebelum Ori mendapatkan hak atas kartu ATM-nya.

Ori kemudian mengambil bunga mawar itu dan berteriak dari bawah, "HEY! INI MAWARNYA JATUH DI BAWAH! SIAPA YANG PUNYA?" teriaknya polos. Beberapa murid yang melintas memandangnya aneh.

Tapi tidak ada jawaban. Ori pun menunggu selama lima belas detik dan masih saja tidak mendapatkan balasan apa-apa. Akhirnya ia berinisiatif naik ke lantai atas untuk mengembalikan mawar merah muda tersebut pada pemiliknya.

Di lantai atas, Ori tidak menemukan kehadiran siapa pun. Tapi ia tetap berjalan menyusuri koridor yang sepi. "Ada orang yang jatuhin mawar? Aku mau balikin mawarnya," ujar Ori seraya menoleh ke ke berbagai arah. Siapa tahu menemukan orang yang dimaksud.

"DOORR!" Tiba-tiba saja Fadli berada di belakang Ori dan mengagetkan gadis itu.

"AH! SIAPA ITU?!" teriak Ori sembari mendorong wajah Fadli setelah ia balik badan dengan kedua tangannya yang masih menggenggam bunga mawar.

Game OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang