E N A M

3.3K 153 35
                                    

'Sebelum menggulir lebih lanjut vote dulu yuk'

'Jangan lupa share ketemen-temen kalian'

'Happy Reading'
















6. THE CHANGES

Awalnya ku kira ini hanya pemikiranku saja, namun nyatanya ini mampu membuatku terluka
- Aludra Titania

Aludra masih larut dalam pemikirannya tentang foto yang diunggah oleh Anka. Ia terus saja menduga-duga siapa perempuan itu. Setelah memutuskan pergi dari cafe, Aludra memilih untuk pulang. Karena hari semakin larut malam.

"Sebenernya siapa sih cewek itu?" Hanya kata-kata itulah yang sedari tadi keluar dari mulut Aludra. Padahal ia sedang mengendarai, lebih tepatnya menyetir mobil.

Setelah sampai di rumah, Aludra berjalan masuk ke dalam rumah. Saat tubuhnya sepenuhnya masuk, ia menengok jam dinding yang berada di sisi kanan, menunjukkan sekarang sudah pukul delapan malam, ia baru sadar jika ia terlalu lama di cafe tadi.

Aludra memutar kepalanya dan juga tubuhnya, ia tak menemukan siapapun di dalamnya. Lalu ia berjalan mendekati kamar Nova, kakaknya. Dapat ia lihat, laki-laki itu sudah tertidur lelap di bawah selimut tebalnya. Aludra menutup pintu itu, lalu ia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

"Arghhhh ... capek juga ternyata," ujar Aludra yang sudah membaringkan tubuhnya di kasur. Beberapa menit kemudian, ia menyambar handuk yang menggantung, berjalan ke kamar mandi.

"Mending gue mandi, biar kepala gue adem." Ya, terkadang Aludra memang harus seperti ini, agar tak terlalu larut dalam segala pemikirannya tentang Anka.
Aludra keluar dengan rambut yang masih basah dan handuk bertengger di pundaknya. Tanpa babibu, ia mengistirahatkan badan dan pikirannya, menaiki kasur ternyamannya.

Tak lupa ia menarik selimut sampai kepalanya tertutup. Tak lama, mata itu, mata cantik itu perlahan menutup.

******

Pagi ini, di kediaman Aludra dan Nova, sudah terdengar teriakan seorang laki-laki yang tak lain adalah Nova, yang memerintahkan Aludra agar segera bangun. Padahal alarmnya sudah dari tadi berdering, namun perempuan itu masih saja nyenyak dalam tidurnya.

Setelah beberapa lama, akhirnya pintu kamar perempuan itu terbuka juga. Terlihat muka bantal dan rambut yang sedikit berantakan. Nova hanya menyunggingkan senyuman melihatnya.

"Hoaam ... iya kakakku yang bawel," jawab Aludra yang kembali masuk ke dalam kamarnya untuk melakukan ritual paginya.

Aludra turun dari kamarnya setelah selesai bersiap. Tas punggung yang bertengger di pundaknya, rambut yang tergerai rapi, dan wajah yang sedikit masam.

"Kenapa mukanya kayak gitu sih?" tanya Nova pada adiknya. Aludra hanya menanggapinya dengan gelengan. Nova mengerutkan keningnya, setelah semalam Aludra pulang terlambat dan paginya ia disambut wajah masam adiknya itu.

"Cerita sama kakak, Al. Siapa tahu kakak bisa bantu," ujar Nova meyakinkan Aludra. Namun, lagi-lagi, Aludra hanya menggeleng. Sebenarnya ia tak mau seperti ini di hadapan kakaknya, namun apa boleh buat, moodnya saat ini sedang hancur.

ANKALUDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang