EPS 1.-Mengagumi Dengan Jujur.

2 0 0
                                    

Aku hampir tidak melihat ada tanda-tanda kehidupan di kelas sejarah siang ini.

Yah, bukan salah seisi kelas X-1 juga kalau hal itu terjadi, Bapak Adrian memang termasuk ke dalam tipe guru yang lebih senang berinteraksi dengan papan tulis keimbang dengan anak muridnya sendiri.

Gerard tertidur disebelahku. Sinar matahari yang menebus melalui bening kaca kelas menerpa punggung dan leher kiri cowok itu, sehingga bulir keringat mulai keluar. Mulutnya sedikit terbuka, sementara tubuhnya naik-turun dengan teratur.

Kupotong daguku dengan tanggan. Keseluruh wajah gerard menyambutku dengan damai untuk beberapa detik, aku merasa sesuatu yang hangat menjalar di dalam diriku. Rasanya senang melihat dia diam begitu.

Polos, seperti bayi. Aku hampir saja tidak tahan dan mengulurkan tangan untuk mencubit pipinya yang seperti pipi anak bayi yang lumbut, kenyal, dan halus.

Sejujurnya, aku nggak ngerti sama cowok satu ini. Kami berteman sejak dia pindah ke rumah di sebelah rumahku, sewaktu kami bersama-sama berumur 4 tahun. Dan sejauh aku mengenalnya ... Dia hanya makhluk aneh yang sangat konyol untuk ukuran paras tampan yang dia miliki.

Dia gampang tidur.

Tapi, itu adalah salah satu keanehan cerard yang paling aku sukai.

Kau tahu kenapa?

Karena saat dia memejamkan mata, itulah waktu untukku bisa mengaguminya dengan jujur.

LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang