ARKAN 01

108K 4.2K 155
                                    

Cowok bertubuh jangkung dengan otot yang lumayan, tengah menuruni anak tangga atas perintah kedua orangtuanya

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


Cowok bertubuh jangkung dengan otot yang lumayan, tengah menuruni anak tangga atas perintah kedua orangtuanya.

Kemarin, dia baru selesai melaksanakan Ujian Nasional SMA, sekarang dia ingin berleha-leha di rumah.

Namun, panggilan orangtua memaksanya untuk menurut. Dengan pakaian lusuh tanpa minat, dia baru sampai di ruang keluarga yang sudah ada Papa dan Mamanya.

"Arkan," peringat Yesi, Mamanya.

Yesi tidak suka bila Arkan terus memasang muka datar, tatapan tajam karena tidak suka dengan perintahnya.

"Usaha Kakek yang turun ke Papa, akan jadi usahmu. Segera persiapkan dirimu baik-baik," tegur Carson mengimbangi peringat Yesi.

"Hm," balas Arkan seadanya, lalu menuju pintu besar dan keluar dari rumah.

Yesi dan Carson saling tatap. Anak mereka tidak pernah berubah sifatnya. Selalu datar, dingin, irit bicara. Tiga sifat yang entah keturunan siapa dan nyasar di Arkan.

Arkan menunggu kedua orangtuanya di dalam mobil sport pribadi miliknya. Tidak lama, Yesi datang mengetuk jendela mobil Arkan. Wajahnya sudah memerah menahan kekesalan kepada anak semata wayangnya yang tidak pernah menurut.

"Keluar, Arkan! Kamu satu mobil sama Papa dan Mama!" suruh Yesi yang tidak Arkan dengar karena kaca mobil tertutup rapat.

Alasan Arkan ingin membawa mobil sendiri karena jika dia semobil dengan orangtuanya, dia tidak bisa kabur dari tugas Papanya. Tugas untuk melanjutkan perusahaan keluarga.

"Arkaaaan!"

Tidak mendengar teriakan Yesi, Arkan melajukan mobil keluar pekarangan rumah. Mungkin Arkan akan menyusul nanti. Itu pun jika mau. Jika tidak mau, ya sudahlah.

Tak lama di perjalanan, Arkan memberhentikan mobilnya di parkiran salah satu taman kecil yang terdapat di tengah-tengah kota.

Di sini, sifat dingin Arkan bisa leleh sejenak walau wajahnya tetap kaku tanpa kehangatan. Melihat anak kecil yang bermain-main membuat hati Arkan damai dalam diam.

Dari dalam mobil, mata Arkan menari, menatap setiap sudut taman tanpa terkecuali. Sampai-sampai, mata Arkan berhenti pada sebuah titik, menohok titik itu, tidak teralihkan.

Seorang gadis belia dengan seragam biru putih lusuh karena terkena bercak air kotor itu menjadi titik mata Arkan. Gadis itu duduk, menangis sembari memegangi lututnya yang terdapat goresan luka kecil.

Arkan mengalihkan pandangan dari gadis itu. Sedikit rasa penasaran serta khawatir dari Arkan tertuju pada keadaan gadis itu. Dalam lubuk hati kecilnya, Arkan ingin menghampiri dan membantu si gadis. Namun, sikap dingin menghalangi niat baik ini.

Arkan memutuskan untuk menyusul Papa dan Mamanya ke kantor. Ia nyalakan mesin mobil. Tatkala melihat gadis itu lagi, yang ternyata belum pergi, menyebabkan Arkan memberhentikan mobilnya mendadak.

𝐀𝐑𝐊𝐀𝐍 [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin