🍌🐟 1.4

1.8K 161 70
                                    

Disclaimer © Banana Fish by Yoshida Akimi

🌸🌺🌼

Beberapa hari lalu Eiji pergi mengunjungi makam Ayahnya di Izumo bersama Ash, mereka menginap di sana selama tiga hari sebelum kembali ke Tokyo. Saat kembali Ash mulai sibuk belajar bahasa Jepang, bahkan dengan kemajuan yang signifikan. Eiji sangat terkejut saat Ash bisa menguasai hiragana dalam waktu sehari, keesokan harinya dia menghapal katakana. Jadi Eiji mengujinya untuk menulis apa yang dia diktekan, meskipun beberapa ada yang salah, tapi kemajuan pesat Ash sangat patut dipuji.

Mungkin ini karena Ash ingin cepat-cepat bisa memahami bahasa negara kelahiran Eiji, karena dia juga merasa risih ketika orang lain bicara dan dia tidak mengerti sama sekali. Tapi saat mulai belajar kanji, Ash mulai meminta hadiah.

"Hadiah? Tak masalah, tapi kau seperti anak kecil Ash." Eiji menanggapi seperti itu.

"Mana mungkin ada anak kecil minta hadiah ciuman."

Eiji tersedak kopinya, cepat-cepat dia meletakkan cangkir kopi yang panas tersebut dan hendak menyeka bibir hingga dagunya yang kotor. Ash sendiri menyimpan bulpen dan menarik kepala Eiji, menjilati dagunya hingga ke bibir. Wajah Eiji memerah.

"Mau 'kan?"

"Eh?" Eiji pun gugup. "Seperti--- waktu itu?"

"Seperti waktu itu." Ash menghembuskan napas hangat ke wajah Eiji.

Eiji melirik segala arah asal tidak menatap mata hijau sejernih berlian milik Ash, tanpa sadar dia melihat jam dan terkaget kemudian.

"Ah, maaf Ash. Aku harus pergi." Eiji bangkit dari duduknya dan mengambil ponselnya yang dicas.

"Kau mau kemana?"

"Hari ini ada pameran fotografer amatir, aku ingin melihatnya agar bisa ikut pameran selanjutnya."

Ash bergumam pelan. "Kapan pulang?"

"Mungkin nanti malam." Lalu Eiji mengambil tasnya dan menggandengnya. "Makan siang sudah aku buatkan, untuk makan malam akan kuusahakan secepatnya pulang."

Mengangguk. "Hati-hati Eiji." Ash melambai

Eiji tersenyum dan melambai.

Ash meneruskan belajarnya setelah Eiji pergi tanpa banyak mengeluh. Sebenarnya Ash ingin ikut, tapi dia tidak ingin keluar bertemu dengan orang lain. Perbedaan bahasa sedikit tidak membuatnya nyaman, tapi bukan berarti Ash muak. Karena dia berpikir untuk menguasai bahasa Jepang hanya dalam waktu sebulan saja, setelah itu barulah kebebasannya dimulai.

"Hidup tenang rasanya tidak cocok untukku." Ash mengucapkannya dengan suara pelan, hingga kemudian dia menyeringai senang. "Aku akan menciptakan Octagram dalam waktu dua bulan."

Memikirkan itu saja, Ash mulai bersemangat. Tapi mari abaikan masa depan yang belum terjadi, untuk saat ini fokus saja untuk mempelajari bahasa Jepang.

⚫🍌 🐟⚪

Eiji duduk di salah satu anak tangga yang menghadap ke arah pemukiman di kaki gunung, tangannya memegang kamera pro yang dia dapatkan dari Ash sebagai hadiah ulangtahun saat masih ada di Amerika dulu. Eiji sangat menghargai pemberian Ash, jadi dia lebih sering memakai kamera ini meskipun banyak kamera terbaru yg fiturnya lebih lengkap.

Eiji memiliki lima jenis kamera, dia akan memakainya tergantung situasi, meski belakangan ini dia jarang memakainya.

"Pemandangannya indah ya~" Seru seorang pria yang tiba-tiba duduk di samping Eiji.

My SweetheartWhere stories live. Discover now